Kami Satu untuk Kapuas Hulu
Febri Hermawan 29 Juni 2015Sudah lebih dari dua minggu, saya dan teman-teman satu penempatan PM X Kapuas Hulu berada di Tanah Borneo. Beragam aktivitas pun sudah kami lalui. Mulai dari acara formal, acara semiformal, sampai acara nonformal. Pada masa-masa transisi ini, kami dijejali begitu banyak informasi dari Pengajar Muda VIII. Kami juga mendapat beragam pengalaman baru untuk bisa berjumpa langsung dengan para pemangku kepentingan terkait pendidikan yang ada di “Bumi Uncak Kapuas”.
Pada minggu pertama kedatangan kami, kami sudah bertemu langsung dengan Bupati Kapuas Hulu dalam acara Pisah Sambut PM VIII dan PM X di kediaman bupati yang berada di tepi Sungai Kapuas. Kami juga sudah beramah tamah dengan jajaran pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta jajaran pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kapuas Hulu. Kedua instansi tersebut merupakan para pemangku kepentingan yang secara langsung kami ajak kerja sama untuk membangun dan mengembangkan kualitas pendidikan—termasuk tenaga pendidik—yang lebih baik di Kapuas Hulu.
Selanjutnya, kami melakukan pertemuan dengan para “Guru Figur” se-Kapuas Hulu. Mereka adalah bibit-bibit unggul tenaga pendidik yang bertugas di 23 kecamatan yang ada di Kapuas Hulu. Bapak-bapak dan Ibu-ibu guru ini menjadi teladan bagi guru-guru lainnya untuk menjadi guru yang memiliki kompetensi baik dalam pengajaran maupun kepemimpinan.
Selain itu, kami juga membaur dengan komunitas bernama Putussibau Art Community (PAC), sebuah komunitas seni yang peduli dengan pengembangan pendidikan di Kabupaten Kapuas Hulu. Sejumlah kegiatan telah dilaksanakan bersama Pengajar Muda pendahulu kami seperti program Mobil Pintar, Orang Tua Asuh bagi siswa kurang mampu, kegiatan IuRun, dan kegiatan sosial berupa kunjungan ke sekolah untuk mengajarkan kesenian. Terkait program Mobil Pintar, para pendahulu kami menggandeng Komando Distrik Militer (Kodim) 1206/ Putussibau untuk menjalankan program tersebut. Oleh karena itu, kami juga melakukan kunjungan ke Markas Kodim. Di sana kami disambut secara hangat oleh Komandan Kodim setempat.
Tidak ketinggalan, kami juga menemui Kelompok Belajar Studi Mandiri (KBSM), sebuah kelompok belajar yang terbentuk sebagai wujud kepedulian bagi pengembangan kemampuan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, pada generasi muda Kapuas Hulu. Sebagaimana kita tahu bahwa Kapuas Hulu merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yakni Malaysia yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Sejumlah pihak pun terlibat seperti para pebisnis asing, para pegawai KPPN, polisi, dan warga Putussibau lainnya.
Anak-anak muda di Kapuas Hulu yang rata-rata masih duduk di bangku SMA juga kami gandeng untuk bersama-sama berbagi dan berbuat dalam wujud program-program yang mengakomodasi anak-anak dan remaja di sini. Mereka merupakan generasi muda yang siap mengepakkan sayapnya nanti dalam dunia pendidikan tinggi hingga akhirnya terjun ke masyarakat.
Pada akhirnya, kami optimis bahwa setelah Indonesia Mengajar tidak lagi menempatkan Pengajar Muda di Kabupaten Kapuas Hulu, para aktor lokal secara mandiri dapat berperan dengan baik dan mampu memposisikan diri dengan tepat dalam rangka terus memajukan dan mengembangkan pendidikan di daerahnya. Saat ini, kami para Pengajar Muda X Kapuas Hulu mempunyai tanggung jawab untuk dapat memastikan harapan tersebut dapat diraih karena “Kami Satu untuk Kapuas Hulu”.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda