Semangat 1.000 Relawan

Febe Amelia Haryanto 13 Maret 2015

“Relawan tidak dibayar bukan karena tidak bernilai, tapi justru karena tak ternilai dengan uang.” – Anies Baswedan

Jalan santai di pagi hari demi kebugaran merupakan kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat Tanimbar yang bermukim di Kota Saumlaki. Namun, jalan santai pagi ini terasa jauh berbeda.

Sejak pagi buta, lebih dari 1.000 orang berkumpul di pelabuhan feri Saumlaki untuk bersiap mengikuti kegiatan jalan santai massal yang bertajuk “Aksi Gelar Kota Peduli Pendidikan” ini. Aksi gelar kota yang digagas oleh para relawan panitia Kelas Inspirasi Tanimbar ini diikuti anak-anak sekolah dari berbagai jenjang beserta para guru, mahasiswa mahasiswi perguruan tinggi, jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat, perangkat TNI/Polri, beserta sejumlah elemen masyarakat lainnya. Dengan penuh semangat, para peserta meneriakkan yel-yel masing-masing sembari menantikan dimulainya acara jalan santai yang dipadukan dengan aksi flash mob di lima titik padat pengguna jalan yang berada di sepanjang rute perjalanan.

Yang membuatnya bertambah unik, kegiatan yang dipandu oleh sesama relawan lewat siaran radio ini bisa berlangsung tanpa biaya sepeser pun melalui semangat kerelawanan yang mulai tumbuh. Ini menjadikannya sebagai aksi gelar kota “nol rupiah” melalui radio dengan jumlah peserta terbanyak dari segi jumlah maupun ragam kelompok di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Semangat nol rupiah ini memang sengaja terus digaungkan selama kegiatan berlangsung sebagai ide utama yang ingin ditularkan demi memperkukuh jiwa kerelawanan masyarakat Tanimbar, khususnya dalam memajukan pendidikan di kabupaten yang juga dikenal dengan nama Bumi Duan Lolat ini.

Kegiatan jalan santai yang berakhir di Kantor Bupati MTB ini turut diikuti dengan orasi singkat oleh rekan-rekan relawan yang mewakili berbagai kelompok, yakni siswa, guru, orang tua serta pemangku kepentingan terkait. Mereka menyerukan harapan masing-masing terhadap kondisi pendidikan saat ini. Secara garis besar, pesan yang disampaikan tiap relawan sama-sama bernapaskan ajakan kepada setiap pihak untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan daerah dengan ikut turun tangan serta ambil bagian mendorong peningkatan kualitas pendidikan melalui peran masing-masing.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Anies Baswedan, yang juga berpartisipasi dalam acara ini lewat siaran telekonferens, menyatakan rasa hormatnya kepada para relawan yang telah bersedia mengambil komitmen untuk turut mengawal berlangsungnya proses pendidikan di republik ini karena pada dasarnya masalah pendidikan adalah masalah bersama yang hanya bisa diselesaikan secara bersama. Dalam percakapan via telepon berdurasi 10 menit tersebut, beliau turut berpesan kepada para relawan untuk turut ambil bagian dalam menyelesaikan masalah pendidikan sebanyak yang kita mampu karena menjadi relawan adalah sebuah kehormatan. Beliau juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjadikan sekolah sebagai sebuah taman yang menyenangkan bagi siswanya.

Sebagai klimaks, menjelang akhir acara, para relawan beserta tokoh-tokoh masyarakat menandatangani kain putih bertuliskan “Kami Siap Turun Tangan!” yang didahului pembacaan Deklarasi Peduli Pendidikan Masyarakat Maluku Tenggara Barat. Persis dibacakan, sorak kegembiraan dan riuh tepuk tangan terdengar bertalu-talu memenuhi halaman depan kantor Bupati MTB. 

Hari ini hari bersejarah bagi kami di Tanimbar. Kegiatan ini jelas bukan kegiatan jalan santai biasa dan jelas bukan orang biasa pula yang mengikutinya. Kegiatan ini mempertemukan orang-orang yang sudah lama haus akan perubahan. Kegiatan ini menggemakan semangat kerelawanan penuh antusiasme untuk terlibat dalam melunasi janji kemerdekaan mencerdaskan kehidupan bangsa, sekecil apapun bentuknya. Semoga semangat kerelawanan ini akan terus hidup dan bertumbuh semakin kuat.

Hidup relawan! Hidup Indonesia!


Cerita Lainnya

Lihat Semua