info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Bayu (Fro Zero to My Hero #2)

Fandy Ahmad 5 Juni 2013

Bayu, namanya empat huruf saja. Rumahnya pas di belakang rumah dinas SD Negeri 1 Sangiangjaya yang kosong. Bayu kelas IV, umurnya sekira 10 tahun. Anak yang luar biasa. Anak yang paling PeDe menjawab pertanyaan-pertanyaanku yang aku sisipkan saat menjelaskan satu silabus di kelas. Meskipun jawabannya salah, Bayu tetap PeDe.

Bayu tidak hapal perkalian. Sulit mencerna pelajaran Sains yang aku berikan. Tapi Bayu tetap saja PeDe. PeDe untuk mencoba alat peraga, PeDe untuk maju mengerjakan soal di papan tulis. Meskipun salah. Dia akan memegang kepalanya dengan kedua tangganya jika jawabannya kurang benar. Geleng-geleng kepala sambil tertawa sendiri. Aku selalu menghargai usaha Bayu.

Setelah mengenal Bayu selama 7 bulan di SD Negeri 1 Sangiangjaya, aku baru tahu kalau anak luar biasa ini memiliki kecerdasan visual/spatial. Anak ini suka membaca buku. Terobsesi dengan gambar-gambar yang ada di buku. Bayu akan sangat lama melihat gambar yang ada di buku yang sedang di bacanya. Aku pernah menyuruhnya menggambar, ternyata gambarnya sangat bagus. Saat aku bertanya cita-cita Bayu mau menjadi apa? Dia menjawab menjadi pelukis. Jawaban yang berbeda dengan anak-anak seusianya, dengan anak-anak pada umunya.

Waktu Sekar Telkom datang ke sekolah kami, aku menawarkan kepada anak-anak kelas IV, siapa yang mau membaca puisi di acara ulang Tahun Sekar Telkom? Bayu yang duluan anggkat tangan duluan. Di susul Lutpi dan Nurul. Mereka bertiga aku ajak ke perpustakaan untuk membuat puisi di situ. Ini dia puisi karya Bayu:

BUKU

Di dalam buku banyak kata-kata yang bermanfaat

Banyak bermanfaat untuk membaca atau menulis

Buku, kaulah ilmuku

Dan juga kau bermakna

Meskipun kau tulisannya bersoal LKS

Seperti Bahasa Inggris dan Matematika,

tidak membuat aku ceria,

tapi aku tetap membaca dan juga mengisi-mu

Buku kau berwarna-warni

Isinya berbaris-baris

Ada ABC atau essai

 

Puisi ini dibacakan Bayu saat Sekar Telkom berkunjung membawa buku ke sekolah kami. Bayu membacakan puisi ini seperti pujangga betulan. Waktu itu Bayu juga ingin mengadakan pameran lukisan karyanya. Karena berbagai situasi yang sulit diajak berkompromi. Pameran lukisan karya Bayu tidak jadi dilakukan. Mudah-mudahan suatu saat nanti Bayu bisa mewujudkan impiannya untuk mengadakan pameran lukisan sendiri. Amien!


Cerita Lainnya

Lihat Semua