NOSTALGIA (Lain-Lain)
Erwin Irjayanti 30 November 2010“Kemanapun kelak kamu pergi, akan kau temukan suatu tempat yang namanya rumah—” kata Ayah sembari mengelus dan menyandarkan kepala saya di pundaknya, pada suatu senja 1999, di hari-hari pertama kami tinggal di Kampung Bugis, Ampenan.
***
Rasanya seperti pulang, ketika pertama kali menyusuri jalan poros Majene-Mamuju. Jajaran bukit berdiri jumawa di sepanjang kanan sementara laut lepas di sepanjang kiri—hanya tak lebih 20 meter dari jalan. Tentang laut itu, tentang sampan-sampan kecil yang tertambat di pinggir pantai, dan tentang aroma khas ikan pindangnya, membuat saya seolah kembali ke kota dimana saya tumbuh remaja, bermetamorfosis, jatuh sayang dan jatuh cinta pada banyak orang, banyak tempat dan banyak momen: Ampenan. Rumah kedua saya di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Jadi, memang rasanya seperti kembali pulang. Ini karena hari pertama hingga hari keempat saya bermalam di rumah Kepala Sekolah tempat saya setahun kelak akan mengajar. Pak Mahmud tinggal di Somba, 7 kilometer dari bukit Dusun Passau, tempat dimana saya akan tinggal setahun ke depan. Rumah Pak Mahmud berada di tepi jalan poros, yang jika ditarik garis lurus hanya berjarak 300 meter dari pantai. Persis! Sama persis dengan rumah pertama saya di Ampenan, 300 meter dari pantai! Maka, pada potongan-potongan ini pun selanjutnya sama: malam yang gerah beserta nyamuk-nyamuknya yang sebesar lalat, aroma laut dan inaq-inaq bersarung yang menjaja ikan pindang, air minum dari sumur yang rasanya asin, debu dan pasir yang senantiasa singgah di teras-teras rumah.
Jadi, sensasinya seperti kembali pulang. Jadi, rasanya seperti berada di suatu tempat yang tidak lagi asing. Maka, tidur nyenyaklah saya di malam itu, di pesisir barat Sulawesi, di tempat baru yang serupa rumah lama, bersama fragmen-fragmen yang pernah pada suatu masa saya mengalaminya: dibuai suara ombak, ditemani beberapa keluarga nyamuk yang antusiasmenya begitu mengagumkan—tampaknya telah menanti saya sejak berhari-hari lalu, diselimuti malam, angin, bintang-bintang dan aroma asin. Saya tidur sangat nyenyak malam itu...
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda