Catatan Singkat Hari Guru dari Passau, Majene
Erwin Irjayanti 14 Januari 2011
Repost from my notes at Facebook:
on Friday, November 26, 2010 at 3:38pm
Kutulis dalam pengungsian di Tamaluppu, daerah bukit yg lebih tinggi--sehingga ada sinyal. Saya diungsikan penduduk karena mereka takut ada tsunami, dan mereka tidak mau saya kenapa-kenapa (padahal tempat ti ggal saya sudah terletak di bukit yg tinggi. Ini karena ada isu tsunami tgl 26 November)
Laporan hari Guru dari Bukit Passau, Majene: Terharu mendengar kesuksesan Tika di Hari Guru (Pengajar Muda Tika di Bengkalis-Riau meraih Juara 3 dalam Lomba Menulis Naskah Pidato dalam rangka hari guru se-kecamatan), Asril dengan Kosterika-nya (Pengajar Muda Asril merintis ekskul teater yang dinamainya Kosterika di sekolahnya di Tulang Bawang Barat), Yuni dgn latihan menyanyinya (Pengajar Muda Yuni di Tulang Bawang Barat menginisiasi paduan suara dalam rangka hari guru di sekolahnya)...
Sementara di sini, bagi anak-anakku yg "masyaallah" pemalunya (hingga nyaris membuatku gila di minggu pertama!) yg tinggal di atas bukit Passau, berbahasa Indonesia saja sulit.
Indonesia Raya di"baca"kan, bukan di"lagu"kan--mereka tak bisa menyanyikannya!
Di hari Guru yg hujan deras dan hampa--aku hadir sendirian di sekolah hari itu, guru2 tak ada yg datang karena mereka tinggal di bawah dan jalanan tak mungkin bisa ditembus saat hari hujan, kupeluk mereka. Sembari memotong kuku hitam mereka satu persatu (73 org, mereka tdk punya gunting kuku! Bisa dibayangkan!), kumantapkan diri utk perjuangan di sini yg masih akan sangat panjang: menyadarkan mereka bahwa masih ada sisi dunia lainnya, mematahkan keyakinan tanpa syarat mereka bahwa "Passau adalah awal dan akhir penciptaan."
Gusti Allah,...aku mencintai anak-anak alien yg pemalu ini!
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda