info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Orang Jahat

Egisa Tarwina Maris 28 September 2012

Hari ini, jumat, hari puasa pertama di kampungku, kampung Bukide. Aku baru mengetahui bahwa pemerintah menetapkan 1 ramadhan hari sabtu ketika aku sehabis terawih. Saat itu house famku telah menyiapkan segala makanan untuk sahur, sebelum kami tidur.

Puasa hari  pertama ini terasa ringan, karena memang tidak banyak aktivitas yang aku kerjakan. Aku menghabiskan waktu dengan membuat paper quilling, yang biasa aku lakukan saat pelatihan.

Sore hari, saat menunggu waktu berbuka, aku duduk diteras rumah bersama Oma. Oma adalah penganut kepercayaan islam tua. Kebetulan beliau tidak berpuasa, tiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menyembah Tuhannya. Saat itu Oma bertanya, “Encik, di Jawa banyak muslim ya? Tidak ada orang kristen?” 

“ada, Oma. Tapi mayoritas memang islam disana”

“tidak ada anjing disana ya encik?” Tanyanya saat mengusir beberapa anjing yang menghampiriku.

“ada, tapi sedikit, kalaupun ada ditempat saya biasanya anjing peliharaan warga”

“kalau di Jawa ada orang jahat tidak, Encik?” Tanyanya antusias. Kerutan di matanya menunjukkan rasa penasarannya.

Aku terdiam, orang jahat itu sepeti apa ya? Tanyaku dalam hati. Mengapa Oma mengajukan pertanyaan sesulit ini. Mana saya tau orang itu jahat atau baik.

“encikkk...”

“ohh..iya omaa, hmmmm ada tidak yaa.. ? Hmmm” aku  tergagap tidak bisa menjawab pertanyaannya. Kemudian aku melanjutkan. “mungkin ada beberapa orang jahat, tapi pasti ada alasan kenapa mereka jahat, dibalik alasannya nanti mungkin kita bisa menemukan kebaikannya, lagi pula oma, setiap orang ada sisi baik dan jahatnya masing-masing. Jadiii...yaaa... Begitu oma. Hehehehhe” aku bingung bagaimana aku harus melanjutkan penjelasan tersebut

Kemudian aku teringat pada Rein, tukang ojek yang mengantarku pada perjalananan menuju kota. Saat itu malam hari dan jalan yang kami lalui sangat sepi, tidak ada lampu, dan bekelok-kelok tajam. Kami saling berbincang supaya tidak mengantuk satu sama lain. Saat itu Rein bertanya,”mbak, di jawa ada pencuri tidak?

Pencuri hati banyak, gumamku

“ehhh, iyaaa, ada si, kenapa?”, jawabku

“memang banyak orang jahat ya, mbak disana. Kalau disini mbak, jarang ada pencuri. Disana bawa hp bagus begitu harus disimpan rapat dalam tas ya mbak?”

“ohh iya”

“ckckckckck, kalau disini mbak, ada sepeda motor biar ditaruh di sembarang tempat tidak akan dicuri”. Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya

Orang jahat, seperti apa orang jahat itu? Apakah orang yang mengambil keuntungan dari orang lain?

Banyak alasan orang menjadi jahat, dan banyak pula definisi orang jahat. Masing-masing orang memiliki definisi sendiri mengenai orang jahat, karena itulah kita memiliki Tuhan. Kita tidak akan bisa mendefinisikan orang jahat itu bagaimana, yang bisa kita lakukan adalah menjadi diri kita sendiri untuk berbuat kebaikan dengan tulus.

Pertanyaan yang mereka lontarkan mengenai orang jahat mungkin menunjukkan kejujurannya, mungkin selama hidupnya mereka tidak pernah bertemu dengan orang yang merugikan mereka. Mungkin mereka tidak pernah merasa sakit hati yang mendalam kepada orang lain. Sakit hati bagi mereka adalah mengenai bagaimana cara mengatur emosi terhadap perilaku menyimpang orang lain. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua