Ah,Pak Guru Bohong!

Dwi Andhono Murti 24 Mei 2015

 

Hari itu hari Senin, seperti hari-hari senin biasanya, kelas 5 dan kelas 6 yang kugabung jadi satu kelas sama-sama belajar mata pelajaran IPS. Hari ini kami semua berkeliling dunia melalui peta untuk melihat dan mengenal benua-benua yang ada. Anak anak kelas 5 dan kelas 6 sudah bisa menghafal nama-nama benua di dunia melalui lagu parodi yang pernah diajarkan oleh Pengajar Muda sebelumnya.

“Asia yang terbesar, Australia terkecil, Eropa, Amerika, Afrika tetangganya. Paling, ujung, adalah Antartika!!”

Beberapa murid terdengar menggumamkan lagu ini ketika aku sedang sibuk menulis di papan tulis. Setelah menulis, aku mengambil sebuah globe dan mulai menunjukkan letak-letak benua yang ada di globe tersebut.

“Pak guru, Australia dekat sama Indonesia eee..”

“Pak guru, Amerika itu besaaar”

“Pak guru, kenapa Antartika itu dong (mereka) kasi warna putih?”

Mendengar pertanyaan itu, muncul banyak ide di kepalaku untuk menceritakan menariknya benua es yang ada di belahan bumi bagian selatan ini.

“Nah, jadi benua Antartika itu benua es, disana dingin, terus disana itu tidak ada orang yang tinggal, Cuma ada hewan macam pinguin saja disana”

“Pak guru, disana dinginnya macam bagaimanakah?” Tanya salah seorang muridku

“Kamong (kamu)  su pernah rasa pegang es di dalam kulkas kah? Dingin kah tidak?”

“Dingin pak guru!!”

“Nah, macam begitu sudah.. Tapi jauh lebih dingin lagi disana, kalau lama-lama tara pakai jaket itu, kamu pu kulit bisa retak-retak, karena dingin sekali disana”..

Murid-muridku lalu melihat ke arah teman-temannya sambil memasang ekspresi ketakutan, beberapa juga memasang ekspresi ragu akan pengetahuan yang baru saja mereka dengar dari gurunya. Aku yang melihat hal ini tentu saja senang karena mereka semua terlihat penasaran. Kemudian aku mulai bercerita lagi,

“Disana itu toh, jauh dari garis khatulistiwa, jadi mataharinya itu bergerak kesamping, disana biasa sebulan itu malam, terus sebulan itu siang”

“Ah, pak guru bohong!” Ujar Ahyar, seorang murid kelas 6 yang begitu polos mengucapkan kalimat ini ketika aku selesai berbicara.

Aku tentu saja kaget, sambil bergumam dalam hati (wah, dibilang bohong sama murid sendiri nih). Hm.. memang namanya anak SD kalau belum benar-benar melihat langsung nggak mungkin langsung percaya yah,, wajar sih, apalagi pak gurunya juga belum pernah pergi ke Antartika.

Setelah pulang sekolah, aku teringat akan koleksi video dokumenter oleh national geographic tentang macam-macam kehidupan manusia yang luar biasa di lingkungannya masing-masing. Dulu, aku pernah mengajak mereka menonton dokumenter dari seri serupa yang membahas tentang kehidupan manusia yang mencari penghasilan di laut, dan hasilnya ternyata mereka sangat tertarik. Kali ini, aku cari-cari video yang mungkin bisa membahas tentang kehidupan manusia yang tinggal di kutub, dan ketemulah suatu video berjudul “Arctic” yang meliput tentang kehidupan manusia di wilayah kutub utara. HEHEHE... dengan mimik muka jahat, aku bergumam dalam hati “sekarang pak guru pu bukti kuat”!! Padahal kalau dipikir-pikir yang dibahas kan Antartika, tapi video yang ada bahas Arktik, yah paling beda-beda dikit sih, hehe..

Beberapa hari kemudian, anak-anak main ke rumahku seperti biasa. Ketika mereka sedang asik coret-coret menggunakan spidol, aku langsung mengeluarkan laptop. Seketika mereka langsung berkumpul di belakangku, penasaran kira-kira apa yang akan pak gurunya perlihatkan ke mereka.

“Pak guru, mau putar apa kah”? tanya salah seorang dari mereka

“Lihat sudah”, Jawabku singkat

Beberapa menit memutar film itu sambil kupandu karena filmnya menggunakan bahasa Inggris tanpa subtitle, mereka mulai mengeluarkan komentar yang bermacam-macam, dari ekspresi terkejut, kagum, sampai ada yang berkata “ih, tinggal disitu katong tara usah sibuk bikin-bikin es,, enak tinggal ambil saja”. Sampai pada bagian dari dokumenter dimana orang-orang yang tinggal di kutub utara tetap beraktifitas seperti biasa meskipun hari gelap karena pengaruh rotasi bumi, aku langsung menjelaskan mengapa disana bisa terjadi sebulan malam, dan sebulan siang. Misiku membuktikan apa yang aku sampaikan di kelas pun berhasil, YEAH!!

Kami di Arguni, mungkin memang jauh dari fasilitas yang memadai jika dibandingkan dengan kota-kota besar, bahkan dengan ibukota Kabupaten Fakfak. Tapi alasan ini bukanlah suatu hal yang membuat keinginan belajar anak-anakku surut, justru membuat mereka semakin penasaran dengan hal-hal baru yang aku bawakan. Sedangkan bagiku, melihat wajah terkejut mereka, dan cara mereka saling berdebat satu sama lain ketika mendapat pengetahuan baru, adalah sesuatu yang amat spesial, apalagi ketika mereka bilang pak gurunya bohong, hehe.. Meskipun tidak banyak, setidaknya melalui dokumenter-dokumenter ini, aku bisa memperkaya pengetahuan para petualang cilik di Arguni..Hari itu hari Senin, seperti hari-hari senin biasanya, kelas 5 dan kelas 6 yang kugabung jadi satu kelas sama-sama belajar mata pelajaran IPS. Hari ini kami semua berkeliling dunia melalui peta untuk melihat dan mengenal benua-benua yang ada. Anak anak kelas 5 dan kelas 6 sudah bisa menghafal nama-nama benua di dunia melalui lagu parodi yang pernah diajarkan oleh Pengajar Muda sebelumnya.

“Asia yang terbesar, Australia terkecil, Eropa, Amerika, Afrika tetangganya. Paling, ujung, adalah Antartika!!”

Beberapa murid terdengar menggumamkan lagu ini ketika aku sedang sibuk menulis di papan tulis. Setelah menulis, aku mengambil sebuah globe dan mulai menunjukkan letak-letak benua yang ada di globe tersebut.

“Pak guru, Australia dekat sama Indonesia eee..”

“Pak guru, Amerika itu besaaar”

“Pak guru, kenapa Antartika itu dong (mereka) kasi warna putih?”

Mendengar pertanyaan itu, muncul banyak ide di kepalaku untuk menceritakan menariknya benua es yang ada di belahan bumi bagian selatan ini.

“Nah, jadi benua Antartika itu benua es, disana dingin, terus disana itu tidak ada orang yang tinggal, Cuma ada hewan macam pinguin saja disana”

“Pak guru, disana dinginnya macam bagaimanakah?” Tanya salah seorang muridku

“Kamong (kamu)  su pernah rasa pegang es di dalam kulkas kah? Dingin kah tidak?”

“Dingin pak guru!!”

“Nah, macam begitu sudah.. Tapi jauh lebih dingin lagi disana, kalau lama-lama tara pakai jaket itu, kamu pu kulit bisa retak-retak, karena dingin sekali disana”..

Murid-muridku lalu melihat ke arah teman-temannya sambil memasang ekspresi ketakutan, beberapa juga memasang ekspresi ragu akan pengetahuan yang baru saja mereka dengar dari gurunya. Aku yang melihat hal ini tentu saja senang karena mereka semua terlihat penasaran. Kemudian aku mulai bercerita lagi,

“Disana itu toh, jauh dari garis khatulistiwa, jadi mataharinya itu bergerak kesamping, disana biasa sebulan itu malam, terus sebulan itu siang”

“Ah, pak guru bohong!” Ujar Ahyar, seorang murid kelas 6 yang begitu polos mengucapkan kalimat ini ketika aku selesai berbicara.

Aku tentu saja kaget, sambil bergumam dalam hati (wah, dibilang bohong sama murid sendiri nih). Hm.. memang namanya anak SD kalau belum benar-benar melihat langsung nggak mungkin langsung percaya yah,, wajar sih, apalagi pak gurunya juga belum pernah pergi ke Antartika.

Setelah pulang sekolah, aku teringat akan koleksi video dokumenter oleh national geographic tentang macam-macam kehidupan manusia yang luar biasa di lingkungannya masing-masing. Dulu, aku pernah mengajak mereka menonton dokumenter dari seri serupa yang membahas tentang kehidupan manusia yang mencari penghasilan di laut, dan hasilnya ternyata mereka sangat tertarik. Kali ini, aku cari-cari video yang mungkin bisa membahas tentang kehidupan manusia yang tinggal di kutub, dan ketemulah suatu video berjudul “Arctic” yang meliput tentang kehidupan manusia di wilayah kutub utara. HEHEHE... dengan mimik muka jahat, aku bergumam dalam hati “sekarang pak guru pu bukti kuat”!! Padahal kalau dipikir-pikir yang dibahas kan Antartika, tapi video yang ada bahas Arktik, yah paling beda-beda dikit sih, hehe..

Beberapa hari kemudian, anak-anak main ke rumahku seperti biasa. Ketika mereka sedang asik coret-coret menggunakan spidol, aku langsung mengeluarkan laptop. Seketika mereka langsung berkumpul di belakangku, penasaran kira-kira apa yang akan pak gurunya perlihatkan ke mereka.

“Pak guru, mau putar apa kah”? tanya salah seorang dari mereka

“Lihat sudah”, Jawabku singkat

Beberapa menit memutar film itu sambil kupandu karena filmnya menggunakan bahasa Inggris tanpa subtitle, mereka mulai mengeluarkan komentar yang bermacam-macam, dari ekspresi terkejut, kagum, sampai ada yang berkata “ih, tinggal disitu katong tara usah sibuk bikin-bikin es,, enak tinggal ambil saja”. Sampai pada bagian dari dokumenter dimana orang-orang yang tinggal di kutub utara tetap beraktifitas seperti biasa meskipun hari gelap karena pengaruh rotasi bumi, aku langsung menjelaskan mengapa disana bisa terjadi sebulan malam, dan sebulan siang. Misiku membuktikan apa yang aku sampaikan di kelas pun berhasil, YEAH!!

Kami di Arguni, mungkin memang jauh dari fasilitas yang memadai jika dibandingkan dengan kota-kota besar, bahkan dengan ibukota Kabupaten Fakfak. Tapi alasan ini bukanlah suatu hal yang membuat keinginan belajar anak-anakku surut, justru membuat mereka semakin penasaran dengan hal-hal baru yang aku bawakan. Sedangkan bagiku, melihat wajah terkejut mereka, dan cara mereka saling berdebat satu sama lain ketika mendapat pengetahuan baru, adalah sesuatu yang amat spesial, apalagi ketika mereka bilang pak gurunya bohong, hehe.. Meskipun tidak banyak, setidaknya melalui dokumenter-dokumenter ini, aku bisa memperkaya pengetahuan para petualang cilik di Arguni..


Cerita Lainnya

Lihat Semua