Sekolah Baru Afis

DaryantiSeptiyani 30 September 2015

“Ibu, Bu Anti” sebuah suara terdengar memanggil dari luar rumah. Kali ini saya sudah hafal dengan pemilik suara tersebut. Ia adalah Afis. Enam bulan sudah berlalu sejak anak itu datang pertama kali menghampiri ke rumah tempat saya tinggal. Ah, waktu terasa berjalan begitu cepat.

Saya bertanya kepada anak itu tentang hari pertamanya di sekolah. Dengan semangat ia bercerita tentang sekolah, kelas, guru-guru, dan teman-teman barunya di Madrasah. Ya, Afis adalah satu dari dua siswa yang memilih melanjutkan sekolah ke MTs bersama seorang anak dari SD Negeri 57 Ketamputih, sementara belasan orang lainnya memilih melanjutkan ke SMP. Meski mereka berbeda kelas, tapi Afis mengatakan ia telah mendapatkan teman baru dari sekolah lain. Mendengar itu, saya menjadi tak khawatir lagi. Anak itu sebenarnya mudah bergaul jika memang diberi kesempatan.

“Di sekolah sekarang mengaji terus, Bu!” kata Afis.

            “Baguslah, itu. Nah, karena dikau sekarang sudah bêso, jangan dêgil lagi ya Nak, di MTs!” pesan saya pada salah satu murid istimewa itu, yang dijawabnya dengan senyum malu. Mudah-mudahan senyum itu bermakna baik.

Mungkin esok tak akan lagi ada murid yang diam-diam suka naik di jok motor belakang saya, atau menunggu saya di dekat tempat parkir saat saya pulang, atau yang rajin datang les setiap hari tanpa absent. Atau mungkin akan ada banyak anak-anak lain yang melakukan hal serupa seperti yang dilakukan Afis. Tak ada yang dapat menebak hari esok. Pada kenyataannya, diakui atau tidak, terselip rasa lega karena selama beberapa bulan terakhir Afis telah mengalami banyak kemajuan, baik dalam hal pelajaran maupun perilaku.

Selamat ya, Nak, kau sekarang sudah masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Meski Ibu tak dapat mengajar dikau saat di sekolah, Ibu harap Afis menjadi anak yang membanggakan dan semakin baik setiap harinya.

Ketamputih, 6 Juli 2015


Cerita Lainnya

Lihat Semua