Berorganisasi adalah Kunci

Bangun Rizka Wijayanto 10 Maret 2021
Pandemi membuat segalanya terdampak. Termasuk di desa penempatanku, di tengah-tengah Sumatera, terkhusus soal pendidikan. Berawal dari surat edaran dinas pendidikan yang memberikan informasi akan adanya belajar di rumah diperpanjang dan bersambung libur semester, maka dewan guru khususnya guru SMP kelas jauh di desa penempatan ku mengadakan rapat bersama komite dan wali murid. Jadi untuk murid-murid kembali ke sekolah yaitu tanggal 13 Juli 2020. Bukan hanya memberikan informasi tentang masuk sekolah tapi juga akan bermusyawarah masalah biaya SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan). Pembayaran SPP bagi wali murid dikatakan berat karena penghasilan wali murid tidak menentu. Adanya pandemi, aktifitas pendidikan SMP tidak seperti biasanya. Sejak bulan Maret aktivitas belajar mengajar SMP Kelas Jauh berkurang produktifitasnya, guru memberikan tugas ke siswanya dan melakukan pemantauan belajar di rumah. Intinya guru terlihat tidak lebih sibuk seperti biasa, jadi ada anggapan honor untuk guru perlu dikurangi. Beberapa hari sebelumnya ada isu tentang anggapan pembayaran SPP perlu dikurangi karena siswa tidak sekolah seperti biasa. Adanya isu tersebut dewan guru berinisiatif untuk melakukan musyawarah agar menemukan solusi bersama. Sebentar yah kuceritakan dulu sekilas tentang SMP Kelas Jauh di desa penempatanku. Namanya SMP kelas Jauh Harapan Jaya, induknya ada di SMP N 1 Semangus sekitar kurang lebih dua jam dari desaku. SMP kelas jauh diisi oleh guru-guru yang berbeda dari SMP Induk dan mempunyai managemen sendiri dalam menghidupinya, tetapi untuk anggaran dana BOS juga mendapatkan dari SMP Induk. SMP Kelas Jauh hanya ada satu kelas, SMP tersebut baru ada satu tahun yang lalu. Latar belakang SMP Kelas jauh merupakan asa wali-wali murid yang resah terkait bingung dalam melanjutkan pendidikan anak-anak yang setelah tamat SD, tidak memungkinkan untuk melanjutkan karena SMP terdekat terlalu jauh sekitar dua jam perjalanan, belum lagi jalanan yang rusak bisa menambah lama waktu tempuh. Proses belajar mengajarnya dilakukan pada siang hari, setelah siswa SD sudah pulang. Hal tersebut dilakukan karena terbatasnya gedung sekolah. Itulah sekilas SMP Kelas jauh Harapan Jaya. Berlanjut tentang rapat dewan guru, komite sekolah dan wali murid. Ada hal menarik dari rapat kali ini, begitu antusias karena wali murid datang semua. Pembahasannya seputar informasi belajar di rumah dan pembayaran SPP. Mereka terlihat sangat dewasa dalam berorganisasi. Kusebut dewasa karena begitu aktifnya forum. Banyak yang bertanya, menjawab, memberikan usul atau menambah gagasan baru. Beberapa kali juga terlihat wali murid yang malu-malu dalam menyampaikan gagasannya dan menjadi cair suasananya. Di forum saat itu susah untuk menemukan keputusan yang mufakat antara kedua belaj pihak. Pihak pertama dewan guru dan pihak ke dua komite sekolah dengan wali murid. Akhirnya diadakannya loby dengan durasi waktu yang ditentukan, jadi guru bermusyawarah sendiri, begitu juga komite dengan wali murid . Setelah loby selesai maka dibacakan tuntutan komite dan wali murid kepada guru, kemudian guru menyampaikan keberatan atau tidak dengan keputusannya. Alhamdulilah guru juga tidak keberatan. Keputusannya saat itu bulan Maret-Juni SPP persiswa dipotong setengah biaya. Keaktifan berorganisasi dalam kontek ini adalah komite sekolah, wali murid dan guru sangat bagus. Banyak memberikan ide gagasan untuk mengubah nasib SMP Kelas Jauh. Menyelesaikan masalah dengan bersama-sama akan terasa lebih ringan, adil dan transparan. Kedewasaan dan pola pikir juga akan bertambah bijak. Berorganisasi adalah kunci. Sepakat dengan tulisan dari Pramudya Ananta Toer yaitu "Didiklah rakyat dengan organsisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan". Untuk didiklah penguasa dengan perlawanan belum kulihat dipenempatanku. Pasti aku yakini entah kapanpun itu pasti akan ada kisahnya.

Cerita Lainnya

Lihat Semua