Sosok Inspiratif : Gaya Kepemimpinan Ibu Vin

AshelaRisa 3 Mei 2016

Sebenarnya

Siapakah pemimpin itu?

Apakah seorang presiden?

Atau seorang raja?

Si tukang perintah

Si penindas yang lemah

Si malas pemancing amarah

Apakah pantas disebut pemimpin?

Hm....

Atau si tegas nan wibawa

Merakyat nan bersahaja

Si pendahulu kepentingan bersama?

Kawan, dengar!

Kita semua pemimpin

Petani yang berpeluh lelah, demi keluarga. Pemimpin

Pilot yang selalu waspada, demi nyawa-nyawa. Pemimpin

Kepala Sekolah yang bekerja nyata, demi anak bangsa. Pemimpin

Guru yang mengajar tanpa penat, demi anak bangsa. Pemimpin

Siswa yang bergulat dengan buku, demi masa depan. Pemimpin

Kita semua pemimpin

Karena

Kita semua berjuang

Demi hari esok yang lebih baik

(Puisi yang dibacakan oleh Jingga Modok, siswa kelas VI SD Inpres Oeoko Rote Ndao, dalam acara pisah sambut Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SD Inpres Oeoko. Rabu, 21 Januari 2016)

***

Yosvina Loasana, biasa disapa Ibu Vin, adalah Kepala Sekolah SD Inpres Oeoko yang menjabat sejak tahun 2010, bertepatan dengan tahun pertama penempatan Pengajar Muda di Kabupaten Rote Ndao. Ibu Vin dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas dan disiplin oleh rekan guru, komite serta masyarakat di Desa Modosinal. Sosoknya yang berkarakter tak jarang membuat orang segan.

Sebagai kepala sekolah, beliau biasa menempatkan diri sebagai pimpinan yang berusaha bekerja semaksimal mungkin. Beliau berprinsip bahwa pekerjaan hari ini harus diselesaikan hari ini, jangan ditunda sampai esok hari. Karena itu beliau tidak akan segan-segan menegur siapapun yang pekerjaannya belum selesai, terutama tugas yang berkaitan dengan administrasi sekolah.

Pernah suatu ketika saya sedang mengantarkan perangkat administrasi pembelajaran Bahasa Inggris ke meja beliau. Saat itu beliau sedang memeriksa perangkat administrasi guru-guru lainnya. Seperti biasa, Bu Vin selalu membaca apa yang telah dikerjakan guru-guru baik itu RPP, Silabus, Buku Laporan Piket Harian, dan sebagainya. Jika ada yang perlu diperbaiki, maka akan beliau tandai untuk diberitahukan kepada guru yang bersangkutan ketika rapat singkat sepulang sekolah.

“Ibu Ela, jangan heran ya lihat saya begini. Mungkin sekolah lain belum tentu buat begini. Saya tetapkan administrasi begitu banyak begini bukan semaunya saya. Tapi memang inilah ketetapan yang telah ditentukan. Saya hanya berusaha melaksanakan kewajiban saya sebagai kepala sekolah. Terkadang orang lupa, kalau sudah jadi pemimpin bisa seenaknya. Padahal tidak bisa begitu, tetap ada yang harus dipertanggungjawabkan. Kepala sekolah memberikan pertanggungjawaban ke Kepala Cabang Dinas, kemudian Kepala Cabang Dinas ke Kepala Dinas Kabupaten, Kepala Dinas Kabupaten ke Bupati, dan seterusnya. Dan akhirnya pemimpin yang punya jabatan tertinggi pun harus mempertanggungjawabkan semuanya ke Tuhan. Bahkan jika kita tidak memiliki jabatan apapun, kita juga harus memimpin diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri sendiri.

Petuah yang akan selalu saya ingat.

Saat rapat bersama guru-guru beliau juga sering mengingatkan tentang pentingnya peran guru dalam mendidik siswa. “Tugas guru memang berat, karena yang kita hadapi bukan mesin, bukan robot, bukan benda mati. Yang kita hadapi ini manusia, penerus generasi bangsa. Jika mau bikin kursi, kita tinggal cari kayu lalu bisa kita bentuk sesuka hati. Tapi kalau siswa kita didik sesuka hati saja, bagaimana masa depan mereka nanti?”

Ketika sudah berada di luar sekolah, kita akan menemukan sosok yang hangat dari beliau. Beliau senang bercanda, bercerita serta membagikan pengalamannya yang sarat dengan nilai kebaikan. Saya masih ingat ketika pertama kali berkunjung ke rumahnya. Waktu itu Bu Vin bercerita tentang awal beliau dilantik menjadi kepala sekolah di SD Inpres Oeoko. Sebelumnya beliau adalah guru di SD Inpres Landeoe yang masih satu gugus dengan SD Inpres Oeoko. Ketika diberikan kepercayaan menjadi kepala sekolah untuk pertama kalinya, beliau sempat merasa bimbang,apalagi waktu itu beliau masih dalam suasana duka karena baru saja kehilangan suami tercinta.

“Waktu itu, saya mengalami pergolakan batin yang sangat hebat. Mampukah saya mengemban amanah dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah? Sebelumnya saya memiliki ketergantungan yang sangat kuat baik dengan keluarga maupun dengan suami. Kehilangan sosok suami adalah cobaan yang sangat berat bagi saya. Akhirnya saya hanya bisa pasrahkan semua pada Tuhan, saya berdoa agar dikuatkan. Saat itu pulalah Pengajar Muda untuk pertama kalinya bertugas di SD Inpres Oeoko. Ya bisa dibilang, saya ikut tumbuh dan berkembang bersama Pengajar Muda....,”kenang beliau.

Setahun menjadi Pengajar Muda tidak hanya tentang menjadi guru, namun setahun di daerah penempatan juga menjadi sekolah kepemimpinan bagi Pengajar Muda. Bisa mengenal berbagai macam gaya kepemimpinan –salah satunya gaya kepemimpinan Ibu Vin– adalah hal yang sangat saya syukuri.

Apa saja peraturan/kebiasaan baik serta inisiatif yang telah beliau terapkan di sekolah?

1.       Setiap hari seluruh siswa wajib mengikuti apel pagi sebelum masuk kelas dan apel siang sebelum pulang. Saat apel guru bisa menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan seperti pengumuman terkait Kegiatan Belajar Mengajar ataupun nasehat dan pesan moral. Setelah apel pagi dan siang selesai, kepala sekolah, guru dan siswa saling bersalaman sehingga bisa diketahui mana siswa yang berpakaian tidak rapi, yang belum mandi dan yang tidak hadir.

2.       Setiap siswa wajib menyapu membersihkan halaman dan ruangan kelas sebelum apel pagi dan sebelum pulang. Dampaknya siswa jadi terbiasa datang lebih pagi, terbiasa bekerjasama, dan menyadari pentingnya kebersihan.

3.       Siswa dan guru yang terlambat tidak diperbolehkan masuk sekolah dan harus menunggu di depan pagar sampai apel pagi selesai.

4.       Setiap siswa diwajibkan membawa air bersih dalam dirigen setiap harinya. Mengingat jumlah air bersih yang sangat terbatas di desa kami -apalagi kalau sudah masuk musim kemarau-maka siswa wajib membawa air bersih untuk kebutuhan cuci tangan atau ke kamar mandi. Di setiap kelas juga disediakan tempat air untuk cuci tangan lengkap dengan sabun dan lap tangan.

5.       Setiap guru memiliki buku penilaian kebersihan diri siswa yang berisi tentang kebersihan tubuh, kuku, rambut dan kerapian siswa dalam berpakaian.

6.       Di minggu pertama tiap memulai semester baru, semua warga sekolah akan bergotong royong pada sore harinya untuk melakukan penanaman pohon dan bunga, membersihkan pekarangan dan merapikan pagar sekolah agar sekolah tetap bersih dan asri. Tak heran jika SD Inpres Oeoko sering direkomendasikan oleh dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten untuk mengikuti lomba sanitasi baik tingkat kabupaten maupun provinsi.

7.       Setiap siswa diingatkan untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Siswa juga diharapkan untuk menggunakan Bahasa Indonesia selama berada di sekolah kecuali pada jam pelajaran Muatan Lokal.

8.       Siswa dan guru didorong untuk berkreasi misalnya membuat prakarya dari barang bekas.

Januari lalu, Bu Vin dipindahtugaskan ke SD Inpres Busalangga dan masih dipercayakan untuk menjadi kepala sekolah. Sekolah yang baru tempat beliau bertugas memang tidak begitu jauh dari SD Inpres Oeoko, namun saat acara perpisahan dengan beliau digelar di sekolah tetap saja suasana diliputi rasa haru. Rasa kehilangan akan sosok beliau yang telah memimpin selama lebih kurang lima tahun di SD Inpres Oeoko pasti ada.

“Namanya juga hidup, ada awal dan ada akhir. Berat bagi saya untuk meninggalkan sekolah ini karena saya sudah menyayangi siswa-siswi Oeoko semuanya. Bahkan saya sudah hafal letak setiap lubang di jalan yang harus saya lewati setiap harinya ketika berangkat dari rumah ke sekolah ini. Namun karena saya bekerja untuk Negara maka apa yang pemerintah tugaskan tentu harus saya ikuti. Meskipun saya tidak lagi disini, saya harap kekeluargaan diantara kita tetap terjalin. Kalau bertemu di luar sana tetaplah bertegur sapa. Yang saya tau, SD Inpres Oeoko itu hebat, meskipun dari namanya Oeoko berarti air tidak ada, tapi Oeoko yang saya kenal adalah Oeoko yang anak-anak dan guru-gurunya luar biasa.”ungkap beliau di acara perpisahan waktu itu.

Terus berkarya, Ibu Vin! Selamat menularkan kebaikan-kebaikan itu ditempat tugas yang baru. Tetaplah memimpin dengan hati.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua