Ruang Belajar Asyik, Menyenangkan! (Serba-serbi LokaRote 2015)

AshelaRisa 17 Maret 2016

“Anda seorang guru? Pernah mengalami kebosanan ketika mengajar? Apakah metode mengajar yang sering digunakan di kelas monoton, hanya metode ceramah saja? Atau anda merasa kesulitan membuat media kreatif  untuk pembelajaran menyenangkan di kelas?

Jangan khawatir, temukan berbagai ide metode pembelajaran kreatif  di portal Rubel www.belajar.indonesiamengajar.org

***

Masih banyak tenaga pendidik -di Kabupaten Rote Ndao khususnya- yang belum mengetahui dan memanfaatkan portal rubel sebagai salah satu sumber ide pembelajaran kreatif. Itulah yang melatarbelakangi dipilihnya Wahana Ruang Belajar (Rubel) untuk diselenggarakan dalam Festival Gerakan Indonesia Mengajar di Kabupaten Rote Ndao tahun 2015, bersama dua wahana lainnya yaitu Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) dan Indonesia Mengajar Broadcasting (IM Bro). Tiga wahana tersebut dipilih oleh para penggerak pendidikan daerah karena dirasa menjawab kebutuhan pendidikan Rote Ndao saat ini.

  • Wahana RUBI merupakan sarana berbagi ilmu tentang Manajemen Berbasis sekolah, Metode Kreatif Calistung dan Pengelolaan Taman Baca. Sasarannya adalah kepala sekolah, guru, dan pengelola taman baca.
  • Wahana IM Bro adalah sarana pertukaran informasi terkait pendidikan seperti info lomba dan beasiswa. Kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa pelatihan Mading kepada siswa SMA dan satu guru pendamping.
  • Wahana Rubel merupakan sarana sosialisasi dan pemanfaatan portal rubel sebagai sumber pembelajaran kreatif yang bertujuan menumbuhkan semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran kreatif ketika mengajar. Sasarannya adalah kepala sekolah, guru dan pengawas di Kabupaten Rote Ndao.

 

Ketiga wahana tersebut sukses terlaksana di bawah satu payung bernama “LOKAROTE 2015”. Event lokakarya inspirasional ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pendidik Melalui Penguasaan Manajemen Berbasis Sekolah, Metode Kreatif, dan Teknologi”. Bertempat di SMPN 2 Lobalain, LOKAROTE 2015 dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 20 – 21 November 2015.

Berikut sedikit gambaran tentang Wahana Rubel.

Wahana rubel sendiri menghadirkan 3 relawan pusat sebagai narasumber. Ada Kak Kiki, Kak Manda dan Kak Diko yang menemani peserta mengikuti sesi metode kreatif di hari pertama dan pelatihan IT di hari kedua, dibantu dengan para penggerak daerah yang menjadi co fasilitator. Oh ya, Rubel punya jingle unik loh! Begini,”Ruang Belajar Asyik, Asyik, Asyik, Ruang Belajar Asyik Menyenangkan!” Jinglenya harus dinyanyikan dengan menggoyangkan kedua jempol ke depan dan harus bersemangat. Nah, jingle ini menjadi santapan pembuka tiap sesi agar peserta tetap fresh mengikuti materi.

Kegiatan yang dilaksanakan di wahana rubel berlangsung interaktif. Di hari pertama, rasanya sangat menyenangkan sekali melihat para peserta antusias mempraktekkan atau membuat media kreatif baik dari contoh yang sudah ada di portal rubel maupun ketika memunculkan ide kreatif sendiri.

Hari kedua juga tak kalah seru. Sesi diawali dengan pemutaran video inspiratif tentang pentingnya peran guru, lalu dilanjutkan dengan pengenalan dasar pengoperasian komputer dan internet. Sebenarnya hampir semua peserta rata-rata sudah memiliki komputer namun belum mampu mengoperasikannya. Karena itu beberapa peserta mengakui bahwa perlu diadakannya pelatihan IT semacam ini. Setelah sesi pengenalan dasar kemudian dilanjutkan dengan pengenalan portal ruang belajar serta pemanfaatannya.

Pada sesi refleksi, ada seorang peserta yang mengungkapkan bahwa beliau terkadang merasa tidak percaya diri dalam memberikan pembelajaran kreatif, namun setelah lokakarya ini muncul keinginan untuk menjadi guru yang lebih baik lagi kedepannya dan bisa menerapkan pembelajaran kreatif di kelas. Ucapan terimakasih juga disampaikan oleh peserta lainnya kepada relawan pusat dalam bentuk puisi.

Di akhir sesi, relawan pusat mempersembahkan buku ‘Ruang Belajar’ sebagai apresiasi kepada 3 peserta terbaik selama mengikuti rubel LOKAROTE 2015.

***

LOKAROTE 2015 bukanlah lokakarya biasa. Mengapa? Dari persiapan hingga pelaksanaan, ianya sungguh menyimpan banyak cerita. Singkatnya bisa digambarkan melalui 6 K berikut.

Komunikasi. Narasumber dalam kegiatan ini adalah relawan FGIM yang berjumlah sekitar 20an orang, berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia namun mayoritas dari pulau Jawa. Adalah hal yang menarik dan menantang ketika penggerak pendidikan daerah sebagai panitia lokal harus menjalin komunikasi dengan relawan dalam merancang kegiatan ini bersama-sama. Dalam hal ini, panitia lokal bersama para relawan telah berhasil melakukan komunikasi yang baik sebelum hari H kegiatan meskipun melalui komunikasi jarak jauh.

Koordinasi. Dalam penentuan peserta lokakarya, panitia telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Rote Ndao melalui Cabang Dinas PPO di tiap kecamatan. Akhirnya ditetapkanlah 2 kepala sekolah dan 2 guru di tiap gugus serta pengawas di tiap kecamatan untuk menjadi peserta kegiatan ini. Panitia juga berkoordinasi dengan sekolah-sekolah dan instansi-instansi untuk memfasilitasi peralatan berupa layar, infocus, soundsystem dan sebagainya guna mendukung kegiatan ini

Kolaborasi. LOKAROTE 2015 tidak akan sukses terlaksana tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Pemda Kabupaten Rote Ndao telah memberikan dukungan penuh dalam hal pendanaan. Kodim, Lanal, dan beberapa aktor lokal lain telah membantu menyediakan sarana transportasi untuk mobilisasi relawan pusat. Masyarakat setempat juga telah bersedia menerima para relawan pusat untuk menginap di rumah mereka.

Komitmen. Bayangkan pengorbanan para relawan pusat yang telah rela mengambil cuti pekerjaan, menyisakan waktu, uang, tenaga, pikiran demi terselenggaranya kegiatan ini. Itu karena adanya komitmen untuk berbagi. Bayangkan juga para penggerak daerah yang pastinya memiliki kesibukan masing-masing namun tetap menyisakan waktu, uang, tenaga dan pikiran untuk datang ke pertemuan bersama membahas rancangan kegiatan. Itu juga terjadi karena adanya komitmen penggerak daerah dalam memajukan pendidikan di Rote ndao.

Kehadiran. Kegiatan dijadwalkan mulai pada jam 6.45 WITA, diawali dengan registrasi peserta. Sejujurnya, ada kekhawatiran bahwa peserta akan hadir terlambat, seperti yang terjadi di kebanyakan acara alias molor waktu. Namun ternyata peserta justru hadir tepat waktu, malah banyak yang datang lebih awal dan semangat untuk mengikuti rangkaian acara pembukaan. Oh ya, ada yang spesial di acara pembukaan LOKAROTE 2015 ini, yaitu kehadiran Pak Mardi Wu, CEO Nutrifood yang berkesempatan hadir berbagi inspirasi tentang kepemimpinan.

Keberlanjutan. Berbicara keberlanjutan tentu berbicara soal dampak. Saya sendiri menyaksikan dampak positif yang terjadi pasca LOKAROTE 2015. Ada guru yang jadi ikut menerapkan tepuk-tepukan penyala semangat saat sedang mengajar di kelas. Ada penggerak daerah yang akan menjadi narasumber untuk LOKAROTE mini tingkat gugus di kecamatannya. Ada relawan pusat yang terus menjalin komunikasi dengan pengelola taman baca dan berniat menyumbangkan buku. Bahkan ada relawan pusat yang bercucuran air mata mendengar cerita perjuangan seorang remaja pengelola taman baca yang masih SMA, namun berdedikasi tinggi dalam menghidupkan taman baca dilingkungannya agar bisa dinikmati anak-anak dan warga. Lalu muncul niat untuk memberikan beasiswa kepada remaja tersebut.

Luar biasa bukan?

Oh ya, 1K lagi. Kenangan. Meskipun hanya berlangsung beberapa hari, kenangan yang ditinggalkan punya warna tersendiri. Sahabat baru, keluarga baru, semangat baru, dan banyak pelajaran baru yang didapatkan dari LOKAROTE 2015.

***

Simak cerita LOKAROTE 2015 selengkapnya di https://e.issuu.com/embed.html#0/32622166


Cerita Lainnya

Lihat Semua