Kemah Budaya Anak Lebak 4

Arista Setyaningrum 31 Mei 2016

Kemah Budaya Anak Lebak 4

Akhirnya saya menuliskan tentang Kemah Budaya Anak Lebak #4 setelah hampir satu bulan berlalu.

Kegiatan yang diinisiasi oleh pengajar muda ini telah memasuki tahun keempatnya. Tahun ini adalah penyelenggaraan Kemah Budaya yang terakhir didampingi oleh pengajar muda seiring dengan habisnya masa bakti Indonesia mengajar di Kabupaten Lebak. Banyak cerita yang tercipta dalam proses penyelenggaraan acara ini mulai dari persiapan sampai pasca acara. Kegiatan ini tidak akan terlangsana tanpa bantuan banyak pihak khususnya panitia relawan yang siap untuk terus bekerja. Awal mula rapat sampai H-sekian kita berjalan tanpa uang tapi mereka masih enjoy-enjoy saja, saya sangat salut. Selain para panitia relawan yang super kece kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak melalui bidang kebudayaan.

Acara yang diselenggarakan pada 29 April – 1 Mei ini melibatkan 71 orang peserta dan 53 Pendamping dari seluruh kecamatan di Kabupaten Lebak. Mereka datang dengan antusias, walaupun ada yang harus menempuh perjalanan sampai 13 jam untuk sampai ke lokasi acara yaitu di UPT Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kecamatan Sajira. Dengan muka letih tapi semangat anak-anak ini datang dan menunggu opening ceremony yang  dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Lebak, Bapak H. Wawan.

Selama 3 Hari mereka dibekali dengan materi tentang kebudayaan Lebak. Materi disampaikan oleh narasumber yang sudah ahli dibidangnya yaitu:

1.       Seni Tari oleh Ibu Ike Sri Danika, Guru SBK SMAN 3 Rangkasbitung

2.       Seni Musik oleh Bapak Hendro, Kepala Sekolah SMPN 3 Maja dan Keyboardist band The Teacher

3.       Seni Peran oleh Bang DC Ariyadi, Sutradara Teater Gates dan Pengelola TBM Kedai Proses

4.       Cagar Budaya oleh Bapak Dadan Sonjaya, Dosen Sejarah STKIP Setiabudi dan Arkeolog

5.       Sosial Budaya oleh Kang Ahmad Lugas, Pengelola TBM dan Ketua KPJ.

 

Acara semakin meriah ketika pada malam kedua diadakan pentas seni dari kelas seni. Peserta, panitia, pendamping, undangan dan komunitas berkumpul di Aula untuk menyaksikan pertunjukan seni dan kelas seni tari, seni musik dan seni peran. Latihan selama 2 hari dan langsung dipentaskan merupakan hal yang baru namun peserta mampu menampilkan penampilan yang memukau.

Acara ini tidak lepas dari kendala. Banyak tantangan yang timbul disana-sini tetapi panitia yang tidak kenal lelah ini berusaha untuk menyelesaikannya sebaik mungkin. Kita tidak terlahir untuk meyenangkan semua orang tetapi kita berusaha untuk mencapai tujuan kita dengan baik. Kemah budaya anak lebak ini terselanggara bukan untuk melatih anak-anak agar ahli dalam budaya. Misi yang kami emban adalah untuk mengenalkan budaya asli Lebak kepada pewarisnya serta menjalin persahabatan antar semua elemen yang terlibat.

Sangat bangga dan senang kami pengajar muda saat mendengar kata “oohhh” baik dari peserta dan panitia saat mendapatkan materi. Hal ini menunjukkan bahwa ada hal baru yang mereka ketahui. Tidak hanya bagi peserta tetapi juga panitia yang mendampingi dalam setiap materi begitu juga kami para pengejar muda. Banyak hal yang sebelumnya kami belum tahu dan dengan kegiatan ini kami juga berkata “ooohhh gitu...”. persabahatan yang tumbuh disntara peserta dan panitia juga merupakan suatu hiburan yang sangat menarik. Peserta yang berasal dari kecamatan yang berbeda sekarang tidur dalam satu ruangan dan berkegiatan bersama. Mereka saling bercanda, bermain dan belajar walaupun mereka tidak tahu sahabat barunya tinggal disisi Lebak sebelah mana. Panitia pun begitu. Mereka yang berasal dari daerah yang berbeda, latar belakang yang berbeda dan sekolah yang berbeda bertemu dan bekerja bersama dalam kegiatan ini. Saling tolong menolong tanpa memandang asal usul atau latar belakang.

Bagi saya pribadi Kemah Budaya anak Lebak menorehkan kisah yang indah akan sebuah persahatan. Terima kasih semuanya. Saya bersyukur dikenalkan dengan kalian semua.


Cerita Lainnya

Lihat Semua