info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Taman Nasional Tiga Nusa (a dream) part 2

Arif Lukman Hakim 11 Maret 2012

Kehidupan di daerah kepulauan, tak akan terlepas dari pesona kekayaan bahari, itu yang saya rasakan selama hidup di kawasan 3 pulau 6 kampung, Distrik Karas. Kecamatan paling jauh dari pusat Kabupaten Fakfak ini menyimpan kekayaan yang sangat memukau, dan masih sangat alami.

Jika anda berkeinginan untuk mengunjungi daerah ini, pesanlah tiket pesawat menuju Fakfak jauh-jauh hari, karena hanya ada satu maskapai yang melayani penerbangan, dan harga cukup fluktuatif. Jika merasa keberatan dengan harga yang ditawarkan, anda bisa turun di bandara Ambon, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kapal laut. Atau jika memang menginginkan perjalanan low-budget ala backpacker, anda bisa menggunakan kapal laut mulai dari kota pelabuhan terdekat: Jakarta, Surabaya, Makasar, Bau-Bau, atau Sorong.

Sesampai di pusat Kabupaten Fakfak, tujulah Pasar Tambaruni, yang bisa dibilang pusat terminal kendaraan menuju daerah-daerah di Fakfak. Majulah sedikit ke arah laut, lalu tanyakan, adakah longboat (perahu) yang menuju Karas? Karena di Fakfak belum ada angkutan regular menuju Kepulauan Karas, maka anda bisa carter perahu menuju Karas, dengan range harga 2-3 juta. Memang mahal, karena harga BBM di sini cukup mahal. Jika anda beruntung, anda bisa mendapat tumpangan dari warga Karas yang hendak pulang dari kota, bisa bantu minyak maksimal 300 ribu rupiah, bahkan gratis.

Persiapkan baik-baik momen yang akan anda lewatkan di atas perahu. Jaga barang-barang elektronik yang anda bawa dengan melapisi plastik, karena jika berpapasan angin, ombak cukup kuat. Namun jika anda benar-benar mujur, maka laut yang anda lintasi betul-betul teduh, macam “minyak kelapa” kata orang Fakfak.

Mungkin selama perjalanan yang akan membuat anda terpesona pertama kali adalah keadaan lautnya. Air laut yang jernih, dengan pemandangan terumbu karang yang terlihat jelas bahkan saat masih di atas perahu akan anda nikmati, terutama jika perahu yang anda naiki “hasa-hasa” (berjalan menepi di sebelah daratan).

 

View dari atas perahu

Melintas di antara bebatuan, di antara celah pulau-pulau kecil yang terapung di antara laut, dan sesekali mendengar suara burung yang terbang, dan gemercik air laut karena ada kawanan ikan cakalang yang lewat, adalah perasaan tak terbayar saat menuju Distrik Karas. Bahkan jika anda memang sedang hoki, maka di depan perahu akan ada binatang yang melompat dan mengikuti perahu, lumba-lumba. Ya, show lumba-lumba live di atas laut, menari-nari tepat di depan perahu kita.

Kemudian, pelan-pelan akan muncul berbagai hidden beach, pantai yang seolah tersembunyi setelah melintasi batu-batu cadas di tepi laut. Pantai pasir putih, seputih tepung, akan mulai menyeruak di penglihatan kita saat memasuki bagian akhir wilayah Fakfak Timur. Biasanya warga singgah sebentar di pantai-pantai ini, untuk mengisi perut, menata barang bawaan, atau sekedar rehat separuh perjalanan.

 

Saat sebuah tanjung mulai terlewati, muncullah pelan-pelan 3 pulau yang tersenyum menyambut kedatangan kita. Itu dia, kawasan Pulau Tiga, 3 pulau 6 kampung. Daerah yang diimpikan menjadi sebuah taman nasional.

Sering-seringlah tengok ke segala penjuru arah, apalagi jika cuaca cerah. Di sebelah kiri sudah mulai terarsir batu-batu cadas yang kukuh dihantam ombak. Nikmatilah kontur alam yang tiada duanya ini. Lalu lamat-lamat muncul pulau-pulau mungil, yang mirip batu-batu liar yang terapung di atas laut.

Tanyakan kepada si driver longboat, atau warga yang sama-sama menaiki perahu, di manakah lokasi bernama Fatar. Fatar adalah sebuah pantai berpasir putih, seperti tepung tentunya, yang tidak ada penduduk di sana. Di Fatar inilah, jika datang musimnya, biasanya nelayan menjemur ikan untuk dijadikan ikan asin.

Lepas dari Fatar, anda akan menjumpai Tanjung Merpati. Di sini hampir sama kualitas pasirnya, masih seputih dan selembut tepung. Dan di sinilah spot terbaik menikmati sunset, yang langsung turun di permukaan air laut ketika sore menjelang.

Sunset di Tanjung Merpati

Banyak sekali hidden beach yang ada di kawasan Kepulauan Karas ini, seperti daerah yang biasa disebut Kelapa Dua, Faram, Di sekitar Kampung Maas dan Antalisa, di sekitar pulau Faukia, maupun di area Tarak. Jika kita masih berada di atas perahu, maka akan terlihat gradasi warna dari biru tua, hijau, hijau muda, dan putih.

 

Yang membuat saya semakin bersyukur pada karunia Tuhan adalah terumbu karang yang ada di wilayah ini.Beberapa spot terumbu karang yang cukup dangkal terlihat jelas bahkan ketika masih di atas perahu. Beberapa titik yang mungkin bisa didatangi di antaranya di area Katekin, Bom, dan di belakang pulau (Kampung Tarak), celah antara Kampung Maas dan Kampung Antalisa, di belakang Pulau Faukia, dan saat kita menegelilingi “hall” besar dari Tanjung Merpati, Nusa Lasi, Nusa Teri, sampai dengan Faram.

Pada spot-spot tersebut, saya belum pernah diving sampai berpuluh-puluh meter. Selain tidak ada dive-center di Fakfak, di sini jika ingin melihat terumbu karang cukup dengan “molo” (semacam snorkeling) di kedalaman 1-7 meter saja. Namun, saya mengakui sepenuhnya, bahwa Tuhan betul-betul Maha Kreatif dengan menciptakan makhluk-makhluk laut yang luar biasa indah.

Terumbu Karang Warna-warni

soft and hard coral

Berhati-hatilah jika anda akan snorkeling di daerah ini. Karena jika tanpa perhitungan, kulit kita akan mudah terluka karena terumbu karang terlalu dangkal. Terlebih saat air meti (surut), hanya sebatas lutut saja terumbu karang sudah hadir di muka kita.

Selain tumbuhan laut, hampir semua jenis ikan laut ada di sini. Ikan teri, manfish, anemon (nemo), ikan tongkol, kerapu, dan tak terhitung ikan hias lainnya, serta ikan hiu, lumba-lumba, dan duyung, seakan menawarkan senyum yang mempesona saat anda menceburkan diri di air laut.

Mengintip terumbu karang

Ikan kecil dan rumahnya

Lalu koloni bintang laut, teripang, sponge, udang, dan biota laut lainnya yang tersembunyi di balik batu maupun pasir, cukup menyenangkan untuk diintip dan diabadikan.

Akar bahar, soft coral, maupun hard coral, yang tetap segar dan terayun-ayun di bawah laut membuktikan bahwa mungkin di kawasan inilah salah satu spot dari segitiga coral dunia berada, seperti yang ditunjukkan WWF di http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/coraltriangle/coraltrianglefacts/

Si Bintang Laut

anemon laut

Anggap saja tulisan ini adalah lanjutan dari

Taman Nasional Tiga Nusa (A Dream)

Foto-foto tentang keindahan alami di Kepulauan Karas ada di sini:

[draft] Taman Nasional Tiga Nusa


Cerita Lainnya

Lihat Semua