Dari Kartini, untuk gurunya, untuk INDONESIA
Arif Lukman Hakim 26 November 2011Kartini, gadis kecil ini sangat “Papua”. Kulitnya yang legam dan rambutnya yang keriting ditambah kesehariannya bermain di pantai betul-betul membuatnya seperti potret anak Papua yang selama ini aku bayangkan. Bedanya, dia “Kartini”, nama khas jawa, bukan Papua. Kenapa dorang (dia) punya nama Kartini?
Ternyata muridku yang tinggal di rumah panggung di pinggir pantai ini lahir tepat tanggal 17 Agustus, jadi orang tuanya berpendapat namanya harus berbau kebangsaan. Saat bocah ini lahir, dipilihlah nama Kartini sebagai interpretasi perjuangan pahlawan yang memerdekakan republik ini.
Kartini, sejak pertama kali aku mengajar di sekolah yang hanya memiliki 2 ruang kelas dan 1 orang guru tetap ini tergolong murid yang aktif. Kartini sering bolak-balik ke rumahku untuk menanyakan tentang PR, mengajak teman-temannya untuk belajar kelompok, bahkan terkadang membuat tugas tambahan selain yang kuberikan. Setelah diselidiki, hobi Kartini adalah menulis, jadi PR apapun akan dikerjakan karena dia sangat suka menuliskan sesuatu di bukunya.
Akhirnya kumanfaatkan hobinya itu hari ini, tepat diperingatinya hari guru nasional. Agar adil dan bisa memancing keterampilan murid-muridku yang lain, aku memberi tugas kepada seluruh anggota kelas 6, bukan hanya Kartini.
“Kelas 4 kerjakan soal yang ada di buku, kelas 5 mengisi latihan ulangan semester, dan kelas 6 silahkan kalian buat puisi dengan tema “guruku”, aku memberikan instruksi di depan kelas.
Sekitar setengah jam berlalu, perlahan lembaran kertas mulai menumpuk di mejaku. Dan saat aku cek satu persatu, tulisan yang biasa kukenali muncul di penglihatanku:
Guruku
Guruku… engkau penerang jalanku
Engkau bagaikan pelita hidupku
Setiap hari tanpa mengenal lelah dan cape
Engkau beri kami ilmu Tanpa mengenal lelah
Kau ajari kami apa yang kau punya
Kau bina, kau didik tanpa kenal lelah
Kau ajari kami arti kehidupan Oh guruku…
Jasamu tak akan kulupakan
Sampai kapanpun
Walau jiwa meninggalkan raga
Oh guruku…
Kau ajari aku mengenal huruf
Hingga mengenal dunia luar
Aku tak mampu melupakan jasamu
Sampai kapanpun
Oh guruku…
Engkau segalanya bagiku
Takkan kulupakan seumur hidupku.
Dan nama yang tertulis di atas puisi itu adalah, Kartini.
___________________
25 November 2011, di salah 1 dari 2 ruang SDN Tarak, Distrik Karas, Fakfak, Papua Barat.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda