Boleh tidak Bu, setiap hari kami cium tangan Bapak dan Ibu Guru?
ANNISA NOVITA DEWI 29 April 2013Hampir sebelas bulan disini, ada sesuatu yang ternyata baru saya sadari. Tentang kebiasaan yang sederhana dan bermula saat hari Guru beberapa waktu lalu. Peringatan Hari Guru beberapa bulan yang lalu, tidak ada yang spesial di sekolah kami, tak seperti sekolah-sekolah di kota yang merayakannya dengan upacara bendera. Awalnya hanya ingin membuat suasana hari guru di sekolah agak semarak. Menyiapkan kejutan untuk kawan-kawan guru, sebuah kado kecil, kemudian sedikit bermain isu dengan anak-anak tentang hari guru. Melempar pertanyaan " Apa yang sudah kalian lakukan untuk guru-guru kalian selama kalian belajar di sekolah?" Diam membisu. Pertanyaan pun diganti "Apa yang ingin kalian lakukan untuk guru-guru kalian yang sudah sekian lama mengajar kalian di sekolah?". Pelan tapi pasti, jawab salah satu anak, "Menghormati dan menghargainya bu?"
"Dengan cara apa?"
"Mungkin dengan cara mencium tangannya?"
Deg. Heran bercampur kaget. Saya pun saat itu baru menyadari, selama saya mengajar di sekolah memang belum ada kebiasaan itu, mencium tangan guru. Saya terdiam sesaat. Berpikir dan memastikan ternyata selama ini memang belum pernah ada kebiasaan tersebut. Mungkin di sekolah lain, mencium tangan guru adalah hal biasa. Tetapi sekolah kami lain. Mencium tangan guru menjadi pemandangan yang tidak biasa dan pertama kali melihat pemandangan itu menyenangkan sekali rasanya.
"Baiklah, di hari spesial ini lakukan sesuatu yang spesial untuk guru kalian. Tulis sebuah surat yang berisi curahan hati kalian kemudian serahkanlah surat itu kepada salah satu guru kalian sambil mencium tangannya dan mengucapkan 'Selamat Hari Guru Pak/Bu, terima kasih telah mengajar kami'."
Anak-anak sangat antusias. Dalam hitungan menit sudah selesai apa yang diminta. Kemudian dengan bersemangat menyerahkan 'surat-surat cinta' itu kepada gurunya masing-masing. Guru-guru pun kaget sekaligus terharu dengan apa yang dilakukan anak-anak. Tidak menyangka, anak-anak bandel itu bisa menulis surat 'semanis' ini, kata mereka.
Lebih mengharukan lagi ketika ada pertanyaan "Boleh tidak Bu, setiap hari kami cium tangan Bapak dan Ibu Guru?"
Saya pun langsung mengangguk sambil tersenyum.
Sejak hari itulah, setiap datang dan pulang sekolah, anak-anak tak pernah lupa untuk mencium tangan guru mereka, sebagai tanda penghargaan terhadap seseorang yang mengajarinya banyak hal. Sampai hari ini. Bahkan anak-anak itu punya keyakinan bahwa jika mereka mencium tangan guru, guru akan selalu mendoakan mereka agar menjadi anak yang pandai sampai mencapai kesuksesan di masa depan kelak. Dan mindset inilah yang akhirnya merubah cara pandang sebagian guru-guru di sekolah bahwa betapapun bandelnya anak-anak, mereka akan senantiasa menghormati dan menghargai gurunya dengan cara yang hanya dapat mereka definisikan sendiri. Cara yang paling sederhana adalah dengan mencium tangan guru. Sesungguhnya, tanpa kita sadari, ritual sederhana ini secara tidak langsung menggambarkan betapa besar kasih sayang guru terhadap anak didiknya, serta betapa indah jika kasih sayang guru disambut dengan rasa penghormatan dan penghargaan yang besar dari anak didiknya.
Nanga Lauk, 15 April 2013
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda