Perpustakaan, Presiden dan Pemilu Yang Serba Mungil

Ana Uswatun Hasanah 9 September 2014

Pada tulisan saya sebelumnya, saya sempat bercerita tentang para murid di SDN 04 Langkahan, Kabupaten Aceh Utara yang sedang belajar mengantri untuk dapat mengunjungi perpustakaan mungil sekolah kami.  Perpustakaan yang hanya berukuran satu seperempat meter kali enam meter yang konon merupakan sebuah gudang. Ada cukup banyak buku paket serta arsip-arsip sekolah tertumpuk rapi dan berdebu pada rak-rak yang keropos oleh si rayap. Tak berhenti disitu saja, rombongan tikus-tikus yang tidak pernah menampakkan batang hidung mereka di depan saya pun ikut menggerogoti lembaran-lembaran tumpukan buku teratas. Butuh waktu beberapa minggu bagi saya setelah saya diberi amanah menjadi penanggung jawab perpustakaan saat rapat pembentukan bidang sekolah SDN 04 Langkahan pada hari Rabu tanggal 15 Januari 2014 lalu untuk membersihkan dan merapikan perpustakaan ini.

Saat saya membuka kembali perpustakaan mungil sekolah kami setelah beberapa waktu ditutup untuk ditata ulang dan dirapikan, para murid pun ramai berkunjung. Walaupun perpustakaan ini berukuran kecil dan sederhana namun para murid benar-benar antusias dan berebut masuk, karena perpustakaan mungil kami memiliki cukup buku bacaan dan alat peraga yang didapat dari sumbangan para dermawan melalui FGIM dan Aceh Menyala. Terima kasih ya untuk para dermawan di seluruh Indonesia yang telah berbagi buku untuk murid-murid Tanah Rencong ini.   

Perpustakaan ini biasa dibuka saat jam istirahat berlangsung. Bukan hanya para murid kelas besar saja yang berkunjung dan meminjam buku, namun murid-murid dari kelas kecil yang tidak seluruhnya dapat membaca dengan lancar juga senang sekali meramaikan perpustakaan mungil ini. Ulah para murid dari kelas kecil inipun banyak mengundang keriuhan karena mereka sering merecoki kakak kelas mereka yang sedang asyik membaca dengan berbagai macam pertanyaan tentang buku yang dipegangnya dan tentang bunyi abjad yang memang belum mereka kuasai.

Banyaknya murid yang berkunjung dan meminjam buku di perpustakaan mungil sekolah ini membuat saya termotivasi untuk membentuk sebuah klub perpustakaan yang nantinya para anggota klub perpustakaan tersebut akan membantu para guru dan saya tentunya dalam mengelola perpustakaan. Karena tidak selamanya para guru maupun saya akan selalu dapat mengurusi perpustakaan ala kadarnya ini. Maka pada tanggal 14 april 2014 lalu pun saya membuka pendaftaran klub bagi murid yang duduk di kelas besar. Ada beberapa klub yang saya tawarkan kepada mereka, dan klub perpustakaan ini saya peruntukkan sebagai sarana menumbuhkan rasa kepemilikan serta pembelajaran bagi mereka tentang bagaimana cara mereka menjaga sesuatu yang dimilik secara bersama tersebut agar tetap terawat dengan baik dan berfungsi, yang tentu saja mereka belajar tentang kepemimpinan dasar dan berorganisasi dalam skala kecil.

Klub ini memiliki penanggung jawab tertinggi yang saya beri nama presiden, dalam penentuan presiden klub perpustakaan ini saya mencoba mengajak para anggota untuk mempraktekkan sistem pemilihan umum kecil-kecilan, dan mereka sangat antusias untuk melakukannya. Bagaimana tidak, pemilihan umum yang biasanya hanya dapat mereka tonton, sekarang mereka sudah dapat melaksanakannya sendiri walau dalam skala super kecil. Selain presiden, kami juga memilih wakil presiden serta sekretaris yang bertanggung jawab untuk memimpin para anggota perpustakaan dalam hal menjaga kebersihan dan membuat kegiatan perpustakaan.

Salah satu kegiatan yang mereka buat adalah menyusun jadwal piket harian yang bertanggung jawab melakukan beberapa kewajiban mulai dari membuka pintu perpustakaan saat jam istirahat tiba, menjaga kebersihannya, membantu para murid melakukan peminjaman dan pengembalian buku hingga menutup pintu perpustakaan saat lonceng tanda istirahat usai. Doakan para anggota perpustakaan sekolah kami ya, semoga mereka dapat menularkan semangat mereka kepada para murid yang lain. Salam semangat semua dari Kabupaten Aceh Utara.


Cerita Lainnya

Lihat Semua