Perpustakaan Keliling

Ana Uswatun Hasanah 3 September 2014

Wow, sekolah kami benar-benar kekurangan kelas semester ini. Tengok saja, jumlah murid baru tahun 2014-2015 ini saja berjumlah cukup banyak hingga diperlukan dua kelas untuk menampung mereka. Alhasil jadwal masuk murid kelas dua pun diundur pada pukul sepuluh selepas rombongan murid kelas satu selesai dan dipulangkan. Tapi entah kenapa, para murid kelas dua ini begitu gigih dan rajin sekali untuk datang ke sekolah. Pada pukul 08.30 mereka sudah bergerumul di halaman sekolah dengan berbagai macam cemilan di tangan.

Mereka suka sekali menarik-narik tangan saya, mereka selalu mengajak saya bermain bersama mereka. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya membawa beberapa buku perpustakaan dan memimnjamkannya kepada mereka. Salah satu guru menyebutnya sebagai perpustakaan keliling dan saya suka sebutan itu, karena memang saya membawa buku-buku tersebut dengan menggunakan kerdus bekas dan mengangkatnya ke halaman sekolah.

Buah manggis saja sudah ada ekstraknya, masak waktu kosong tidak? Nah lho! Sengaja saya memilih buku perpustakaan yang memiliki tulisan yang cukup besar dan cerita yang menarik untuk dapat menarik minat baca mereka. Saya melakukannya untuk mengisi waktu kosong mereka selama menunggu jam masuk pada pukul sepuluh. Time is Money, yah siapa tahu tetiba jatuh hujan uang di waktu senggang mereka, mumpung sekarang daerah kami sedang musim hujan.

Walau sekedar berlesehan ria tanpa alas di teras kelas VI, perpustakaan keliling ini sangat ampuh menyita perhatian mereka. Para murid lucu-lucu itu sangat antusias untuk meminjam dan berlomba-lomba membacanya sekeras mungkin untuk menarik perhatian saya. Tentu saja tidak semua murid dapat membaca buku pinjaman itu dengan lancar, jumlah murid yang lancar membaca saja dapat dihitung dengan jari, dan sisanya masih dalam proses mengeja. Bersyukur, adanya perpustakaan keliling ini mendapat dukungan para guru karena sangat memotivasi para murid yang kurang lancar membaca untuk belajar lebih giat lagi serta tidak malu untuk bertanya. Be aba, ce aca, ye uyu, mati ka yaaaa, “baca yuk”.


Cerita Lainnya

Lihat Semua