info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Belajar Mengantri

Ana Uswatun Hasanah 3 September 2014

Teng teng, bel berbunyi dua (2) kali sebagai tanda waktu istirahat tiba. Kita dapat mendengar teriakan membahana para murid mengucapkan kata “Yeeeeeeee” secara serempak tanpa dipimpin, bayangkan saja riuhnya seperti apa. Selama teriakan kata “yeeeeeee” berlangsung demi menyambut waktu istirahat, saya bergegas keluar kantor dengan membawa beberapa kertas di tangan. Kertas yang nantinya saya tempel pada daun pintu perpustakaan mungil sekolah kami itu bertuliskan “antri-lah bagi yang ingin meminjam buku”, “peminjaman buku hanya selama tiga (3) hari”, “antrian murid laki-laki”, dan “antrian murid perempuan”.

Mungil benar perpustakaan sekolah kami ini, hanya dengan berukuran satu seperempat meter kali enam meter, perpustakaan yang mulanya gudang kantor inipun hampir penuh dengan deretan kursi-kursi usang yang berbaur dengan pekakas bangunan dan deretan rak besar yang dijejali berbagai macam buku paket serta arsip-arsip sekolah.

Setiap kali saya dan para anggota club perpustakaan membuka perpus mungil ini, entah bagaimana mengatakan keriuhan yang berlangsung setiap jam istirahat itu. para murid senang sekali acap kali kami membuka perpustakaan dan meminjamkan mereka buku-buku yang ada. Namun para anggota club perpustakaan yang terdiri dari para siswa kelas besar ini sering mengeluh dan kelelahan karena teman-teman mereka kurang dapat diatur untuk menjaga kebersihan dan kerapihan perpustakaan selama setengah semester kemarin. Namanya juga anak-anak, saya pun berpikir kami perlu cara baru untuk meminjamkan buku-buku perpustakaan sekolah kami ini. Kami pun sepakat untuk melakukan sistem antrian sebelum masuk perpustakaan dan meminjam buku.

Sengaja saya buat barisan antrian terpisah antara murid laki-laki dan perempuan untuk meminimalisir adanya saling dorong mendorong. Dalam percobaan pertama, saya dengan dibantu beberapa anggota club perpustakaan menerangkat kepada para siswa yang berkumpul dan sedang berebut masuk sesaat ketika pintu perpustakaan dibuka untuk mengantri terlebih dahulu sesuai dengan jenis kelamin. Awalnya mereka sempat menggerutu dan tetap ingin berebut masuk dengan saling sikut dan mendahului untuk mendapat antrian pertama. Namun itu tidak berlangsung lama, karena dengan sendirinya dan tanpa disangka pun mereka mulai belajar untuk mengantri dan menunggu giliran untuk masuk dan meminjam buku.  

Hari Senin tanggal 1 septermber 2014 inipun menjadi saksi saat beberapa murid belajar mengantri, belajar bagaimana cara menghargai temannya yang lain, serta belajar menahan diri dan bersabar saat ingin mendapatkan sesuatu. Antrian ini pun dibuat untuk tetap menjaga agar buku-buku di perpustakaan kecil sekolah kami ini pun tetap terjaga tanpa sobekan karena aksi tarik menarik mereka. Selamat mengantri. ^_^


Cerita Lainnya

Lihat Semua