SEMANGAT PERJUANGAN IBU KARTINI SAMPAI DI TANAH PAPUA

Afriza Firlana Ghany 29 April 2016

Menjelang perayaan hari Kartini telah tiba, hari yang biasanya dirayakan banyak anak-anak sewilayah Indonesia. Saya bersama Eliya dan Niar berencana untuk mengadakan perayaan hari Kartini dengan Upacara menggunakan baju adat khas Papua, membuat situasi yang sangat mungkin dikerjakan oleh anak-anak dan tidak merepotkan Orang Tua. Ide tersebut kami sampaikan ke Kepala Sekolah responnya sungguh positif “selama itu ada persiapan itu bisa kita lakukan toh” ujar Bapak Leo Kakyarmabin selaku Kepala Sekolah SD Inpres Argapilong, setelah itu kami bertanya kepada orang tua murid ternyata mereka tidak ada yang keberatan bahkan menyambut kegiatan ini dengan positif, mereka akan membuat baju adat seperti apa yang mereka punya saja, kamipun sangat gembira melihat semua respon positif yang ditunjukkan oleh semua masyarakat. Kami bertigapun juga sudah mempersiapkan baju adat Indonesia yang akan kami kenakan pada tanggal 21 April nanti.                    Sampai akhirnya hari perayaan Kartinipun tiba, hari itu kami bertiga sudah siap dari pagi hari untuk melaksanakan perayaan hari Kartini, saya menggunakan baju khas D.I.Y Yogyakarta lengkap dengan blangkon, Eliya menggunakan kebaya dan Niar menggunakan baju kurung khas Sumatera Barat lengkap dengan tanduknya. Kami berangkat ke sekolah yang tidak jauh dari rumah pukul 08.00 WIT tapi tidak biasanya sekolah tidak ada orang bahkan ruang guru masih dalam keadaan terkunci, akhirnya saya memutuskan ke desa untuk ke Pak Amatus mengambil kunci sekaligus mencari keberadaan anak-anak, sesampainya saya diatas ternyata semua anak-anak sedang berkumpul di depan rumah Kepala Desa sedang melakukan persiapan dengan dibantu warga masyarakat dan Orang Tua, saya sungguh takjub melihat kejadian ini kesinergisan yang sangat luar biasa. Orang Tua dan Masyarakat sangat antusias dengan perayaan seperti ini sehingga mereka melakukannya dengan sangat totalitas, anak-anak yang tidak memiliki baju adat bahkan dipinjami oleh Masyarakat yang mempunyai lebih. Mereka saling kerja sama untuk membuat anak-anak ikut merasakan hari Kartini sebagaimana di bagian Indonesia lainnya. Masyarakat, anak-anak dan Orang tua langsung berteriak  “PAK GURU EEE” karena saya sudah menggunakan baju khas Yogyakarta lengkap, mereka belum liat baju tersebut sebelumnya, lalu saya menghampiri mereka semua dan sayapun bertanya

“Baru yang mendandandani anak-anak siapa?” ujar saya ,

Merekapun menjawab “Kita semua toh, dari tadi pagi masyarakat ada kumpul untuk persiapkan anak-anak” 

Membuat saya semakin berdecak kagum bahwa semangat mereka untuk mendorong kegiatan anak-anak disekolah sangat tinggi.                                                                                                                                                                         Setelah didandani anak-anak langsung bergegas ke sekolah menggunakan baju adat yang wanita memakai baju Noken (tas rajut khas papua) dan Unom ( rok yang dijahit dari daun kering) sedangkan yang laki-laki membawa busur dan badannya dihias dengan tulisan-tulisan ciri khas papua. Setelah itu kamipun melaksanakan Upacara dengan petugas semuanya wanita sebagai bentuk apresiasi semangat juang Ibu Kartini yang telah membela kaum wanita. Upacara berjalan dengan hikmat dan tertib semua peserta upacara terlihat sangat gembira pagi hari itu, saat itu saya berkesempatan sebagai Pembina upacara dan pada saat amanat saya menyampaikan dengan membara tentang semangat Ibu Kartini dalam memperjuangkan kaumnya pada saat itu sehingga pada zaman modern sekarang ini semua perempuan bisa sekolah bahkan sampai keluar negeri, tidak lupa juga saya memberikan semangat kepada semua siswi agar dapat punya cita-cita tinggi dan mencontoh semangat juang ibu Kartini. Setelah upacara selesai terdapat penampilan puisi dari kelas 3 dan 4 tentang ibu Kartini, hal tersebut mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari semua warga sekolah.                

Masih dalam rangkaian hari Kartini kami mengajak anak-anak melakukan pawai keliling desa dengan menggunakan baju adat sebagai bentuk apresiasi kepada semua anak-anak, masyarakat dan Orang Tua yang telah berusaha dengan keras untuk mensukseskan perayaan hari Kartini. Raut wajah mereka sangat senang sekali, walaupun terik matahari yang sedang terang bersinar mereka semua sangat semangat keliling Desa dengan menyanyikan lagu Kartini, teriakan yang menjadi ciri khas papua dalam menari serta mengucapkan selamat hari kartini kepada seluruh masyarakat Desa Okatem, District Serambakon. Setelah itu anak-anak masuk ke kelasnya masing-masing, saya bersama siswa kelas V membuat tulisan ucapan “Terima Kasih Ibu Kartini” serta siluet muka ibu kartini yang didalamnya terdapat biografi Ibu Kartini. Dalam perayaan tersebut semua yang terlibat terlihat sangat puas, karena ini  merupakan kali pertamanya mereka mengadakan perayaan hari Kartini menggunakan baju adat seperti anak-anak Indonesia lakukan pada umumnya, walaupun dengan persiapan yang serba terbatas tapi mereka selalu bisa membuktikan bahwa mereka mampu melakukan segala sesuatu yang melampui batas dengan segalanya yang serba terbatas. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua