Pengejar Matahari

Afriza Firlana Ghany 8 Maret 2016

Hari itu saya belajar Bahasa Indoneia tentang tokoh dan latar dalam sebuah cerita, akhirnya saya putuskan untuk menonton film Laskar Pelangi di sekolah, saya bermaksud untuk mengajak anak-anak mempunyai mimpi besar karena makna yang tersirat dalam cerita Laskar Pelangi adalah memupuk sebuah mimpi yang awalnya kecil, mereka semua sangat kagum dari setiap tokoh Laskar Pelangi terlihat dari antusias mereka ketika disuruh mencerita kan kembali tersebut. Ketika saya selesai menerangkan mengenai makna film Laskar Pelangi ke anak-anak, saya mengajak mereka keluar kelas dan mencari matahari

“Ayo nak lihat matahari dimana?”

Ujar saya dengan nada penuh antusias melihat ke arah langit.

“itu Pak Guru!!”

Anak-anak menengadah kearah langit dengan mata yang sipit karena cahaya matahari yang begitu menghangatkan siang itu.

“itu sudah Matahari kalian nak! Mau kah tidak kalian kejar Matahari?” saya melemparkan pertanyaan ke anak-anak.

Lalu anak-anak menjawab dengan penuh antusias “MAU PAK GURU!”

Setelah itu saya tanyakan ke mereka kapan mereka mau untuk “Kejar Matahari”, mereka menjawab hari minggu ini, saya dengan penuh antusiaspun menyetujui kesepakatan yang mereka telah buat. Namun karena cuaca di sini yang tidak menentu minggu ini kita tidak jadi “Kejar Matahari” akhirnya kamipun sepakat untuk menunda sampai cuaca benar-benar bagus, tetapi dikelas saya selalu mengingatkan mengenai janji mereka untuk “Kejar Matahari” karena itu adalah bentuk dari janji mereka yang telah mereka sepakati bersama, setelah 2 minggu lebih akhirnya hari itu tiba.

“Pak Guru kitorang mau kejar Matahari!!”

Suara itu terdengar ketika saya sedang melakukan aktivitas dari dalam rumah, Eliya dan Niar langsung memanggil saya bilang kalau anak-anak mencari saya untuk “Kejar Matahari”. Dengan persiapan yang seadanya saya berangkat ke hutan untuk kejar matahari, saya mengajak Eliya dan Niar dalam perjalanan tersebut. Saya,Eliya dan Niar bersama tujuh orang anak siswa/I kelas V SD Inpres Argapilong berlari lari menuju kearah Matahari sambil berteriak “Ayo kejar Mataharimu!!”. Didalam perjalanan kami mengarahkan mereka untuk memilih satu komandan sebagai penentu arah, setelah mereka berdiskusi akhinya disepakati Woki sebagai komandan “Kejar Matahari” kali ini.

kamipun mulai masuk ke dalam hutan yang sungguh menakjubkan, hutan yang masih tampak asli banyak sekali jenis tumbuhan yang jarang saya jumpai, suara percikkan air dari sungai-sungai kecil yang sungguh jernih membuat saya terdercak kagum dengan keindahan alam hutan di pegunungan Jaya Wijaya ini. Sesekali anak-anak berteriak teriak di tengah hutan dan naik ke atas pohon, sungguh mereka membuat saya semakin kagum karena betapa menyatunya mereka dengan alam, mereka selalu diberikan kemudahan memanjat pohon yang sepertinya sudah lapuk seakan ingin tumbang namun tetap kokoh berdiri di panjatnya, hal tersebut seperti memberi tanda bahwa alam disini pun menyambut hangat ketika mereka ingin sekedar bercengkrama.

Setelah berjalan hampir satu jam saya mengajak anak-anak berhenti dan duduk di tempat bekas pohon-pohon tumbang. Saya mengeluarkan kertas dan spidol, terlihat dari raut wajah mereka sangatlah bingung seperti ingin disuruh belajar di tengah hutan tapi setelah itu saya langsung memberikan mereka semangat untuk terus bermimpi, lalu saya menyuruh mereka untuk menggambarkan dan menulis pada secarik kertas yang saya bawa tentang mimpi besar mereka. Saya bersama Eliya dan Niar pun ikut menulis juga. Mereka menulis dengan amat sangat gembira dan seksama, imajinasi mereka seperti terbawa ke alam bawah sadar mereka untuk terus meraih mimpi mereka. Selesai semua menulis saya menggulung semua kertas tersebut dan dijadikan satu, dimasukkan ke dalam plastik lalu diikat. Setelah itu saya meminta mereka untuk memilih satu pohon yang dimana pohon itu akan digantungkan mimpi kita semua, Woki sebagai komandan “Pengejar Matahari” berinisiatif menawarkan diri untuk menjadi orang yang mengikatkan mimpi kita semua di atas pohon. Mulai sekarang mereka mempunyai pohon mimpi di tengah hutan yang bernama Sirkatbakon di Pegunungan Jayawijaya, pohon itu akan menjadi tempat dimana semua mimpi para “Pengejar Matahari” digantungkan, kejar terus mataharimu dimanapun kalian berada nak.


Cerita Lainnya

Lihat Semua