info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Lima Ciri Pengajar Muda di Media Sosial

AfifAlhariri Pratama 14 September 2015

Media sosial memegang peranan penting dalam kehidupan di era modern. Seperti lahan kosong yang dijadikan kebun oleh sang pemilik, media sosial digunakan untuk menampilkan kreativitas, tempat curhat, wadah kritikan kepada penguasa, ajang pamer, atau sekedar menginformasikan keberadaan kita. Bahkan ada yang menjadikan media sosial sebagai pelampiasan alter ego. Karena konon kabarnya disana merupakan salah satu tempat untuk bisa menjadi diri sendiri. Tetapi kita tidak sedang membahas ego – ego itu.

Pengajar Muda Indonesia Mengajar pastinya salah satu pengguna media sosial. Bagi yang memperoleh sinyal, satu tahun penempatan menjadi wajib hukumnya memberitakan aktivitas - aktivitas tersebut di media sosial. Entah itu Facebook, Twitter, Instagram dan Blog. Dengan mengupdate isi media sosial kita bisa mengetahui atau bahkan memperoleh inspirasi yang ditebarkan oleh para Pengajar Muda. Seperti yang tertulis ketika memperoleh lokasi penempatan “Wahai Pengajar Muda, maka selayaknya benih yang ditebarkan ke seluruh penjuru republik ini, mekarlah dimana pun kau ditempatkan”. Dan proses mekar benih tersebut didokumentasikan melalui media sosial.

Namun ada hal yang menarik ketika melihat Pengajar Muda di media sosial. Semacam ada “kemonotonan” yang menjadi ciri khas. Mungkin dipengaruhi oleh perubahan hidup signifikan yang dialami selama penempatan. Tentu saja tidak semua, tetapi dari pengamatan abal – abal yang saya lakukan, setidaknya ada lima ciri khas Pengajar Muda di media sosial.

1.                  Foto Profil

Coba perhatikan foto – foto profil para Pengajar Muda Indonesia Mengajar di Facebook, Twitter dan Instagram. Foto – foto profil tersebut tidak jauh – jauh dari interaksi dengan anak – anak. Apakah sang Pengajar Muda ber-selfie ria bersama anak – anak. Foto anak – anak yang difoto dengan gaya khas atau aktivitas – aktivitas keduanya dalam melakukan sesuatu. Bila tidak, maka foto profil yang digunakan membawa atribut Indonesia Mengajar. Foto selfie menggunakan rompi Indonesia Mengajar, foto di depan spanduk Indonesia Mengajar, dan yang paling ngehits adalah foto bersama bapak keren panutan anak muda kece se-Indonesia raya yang tak lain dan tak bukan yakni bapak Anies Rasyid Baswedan.

2.                   Info Profil

Paling kentara dari perubahan info profil adalah status pekerjaan. Di Facebook akan mudah ditemui status Pengajar Muda yang berubah menjadi “Bekerja di Indonesia Mengajar” dengan lokasi dan waktu penempatan. Di twitter dan Instagram juga terbaca info profil berisi kata – kata bersahaja yang ujung – ujungnya telah menjadi bagian dari Indonesia Mengajar.

3.                   Isi

Ciri khas lainnya terlihat dari status – status Facebook, Path dan Twitter. Seperti foto profil, isi status Pengajar Muda berisi hal – hal tentang pendidikan. Aktivitas belajar mengajar dan bermain bersama anak – anak. Kegiatan bersama guru dan stakeholder pendidikan. Interaksi bersama masyarakat. Kadang juga berisi curhatan – curhatan yang berhubungan dengan tabrakan budaya. Motivasi – motivasi pribadi untuk menyemangati diri. Ada juga yang berisi tentang semangat – semangat untuk memberikan inspirasi berjuang bersama mencerdaskan kehidupan bangsa. “Daripada mengutuk kegelapan, lebih menyalakan lilin untuk menjadi penerang”.

4.                   Tanda Pagar

Ini sering ditemukan di Twitter dan Instagram. Rasanya kurang gaul jika tidak menggunakan tanda pagar di setiap twit. Dan tentu saja, pagar – pagar itu tidak keluar dari halaman Indonesia Mengajar. Seperti #IndonesiaMengajar #CeritaPM #CatatanSeorangPM #PengajarMuda. Kalau boleh dikatakan, timeline tanpa pagar itu seperti sayur tanpa garam yang dimasak menggunakan tungku kayu. Kurang kaffah gitu loh.

5.                   Ketemu Sinyal

Status khas Pengajar Muda khususnya yang sulit memperoleh sinyal di desa kemudian telah menapakkan kakinya di kota kabupaten, ia akan berkata seperti “Akhirnya kota. Dapat sinyal”. “Halo sinyal”. “Akhirnya sinyal melimpah”. Dan lain sebagainya. Status ini juga memberikan gambaran sederhana bahwa Pengajar Muda juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati. Mereka juga butuh sinyal, sob.

Itulah lima ciri khas Pengajar Muda di media sosial. Sekali lagi ini hanya hasil pengamatan abal – abal. Tidak perlu diambil serius, karena Serius sendiri sudah bubar, Candil memilih solo karir. Tulisan ini memang dibuat untuk mengisi blog Pengajar Muda di website Indonesia Mengajar agar lebih berwarna aja kok. Intinya jangan lupa bahagia.

 

 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua