Yang Tidak Akan Pernah Usai: Sepenggal Kisah Pengabdian dalam Empat Tahun Pengajar Muda Musi Rawas
11 Maret 2022Kabupaten Musi Rawas (Mura) ialah salah satu Daerah Tingkat II yang terletak di Sumatra Selatan, dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi dan Bengkulu. Sebelumnya, ibu kota Kabupaten Mura terletak di Lubuklinggau, yang kemudian pada 2001 berdiri sendiri sebagai Kota Lubuklinggau, sehingga ibu kota kabupaten ini berpindah ke Muara Beliti.
Selama empat tahun lamanya, secara berturut-turut Indonesia Mengajar mengirimkan para Pengajar Muda untuk hadir dan membantu memajukan pendidikan Musi Rawas. Dimulai dari tahun 2017, Pengajar Muda mengabdi di tiga titik kecamatan, yakni Muara Lakitan, Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, dan Bulang Tengah Suku Ulu. Mereka bertugas dalam empat bidang, yakni kurikuler, ekstrakulikuler, pengembangan masyarakat, dan pelibatan daerah dalam bersama-sama memajukan sektor pendidikan Musi Rawas.
Sepenggal kisah empat tahun perjalanan Pengajar Muda Musi Rawas
Perjalanan Pengajar Muda di Kabupaten Musi Rawas tak ubahnya seperti menjalankan lari estafet, di mana tiap angkatan memegang tanggung jawab dan tugas masing-masing yang berkesinambungan untuk mencapai garis tujuan.
Pengajar Muda angkatan pertama dan kedua di Musi Rawas mengambil peran dalam memetakan, menemui, dan mengenal para aktor penggerak di bidang pendidikan, yang kemudian dipertemukan oleh Pengajar Muda angkatan ketiga dalam suatu forum yang membawa mereka menjadi satu kesatuan, yakni Pemuda Penggerak (PP).
Meskipun telah terhimpun dan “disatukan”, organisasi Pemuda Penggerak belum resmi terbentuk, hingga kemudian Pengajar Muda angkatan keempat datang dan secara bersama-sama meresmikan Pemuda Penggerak Mura Linggau. Tak hanya itu, Pengajar Muda juga bahu-membahu menyatukan para relawan dari masing-masing kegiatan Kelas Inspirasi, RuBi, dan Ngelong.
Kegiatan forum diskusi digelar dengan mengikutsertakan para Pemuda Penggerak dan menjejaringkan mereka dengan berbagai stakeholders, seperti Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten, DPRD Kota Lubuk Linggau, juga organisasi-organisasi lainnya. Adanya forum diskusi ini memungkinkan mereka untuk saling berkolaborasi dalam memecahkan masalah pendidikan di Musi Rawas.
Melalui kolaborasi Pengajar Muda dan Pemuda Penggerak, inovasi-inovasi kegiatan baru hadir untuk menggerakkan roda pendidikan di Musi Rawas, seperti Musi Rawas Menginspirasi (Lentera Inspirasi) dan kegiatan Lapak Baca rutin.
Tak hanya berupa kegiatan yang dijalankan bersama masyarakat umum, beragam karya juga lahir sebagai buah kreativitas dan kolaborasi antar penggerak. Salah satunya ialah lagu berjudul “Seperti Mereka” yang diunggah oleh akun YouTube PGRI Musi Rawas. Lagu ini merupakan ciptaan Septian, anggota Pemuda Penggerak, yang terinspirasi dari perjalanannya ketika mengikuti kegiatan Ngelong yang diadakan oleh Pengajar Muda di Desa Mukti Karya pada tahun 2019.
Karya dalam bentuk tulisan juga lahir berupa buku antologi hasil kolaborasi bersama 15 penulis kontributor yang diberi judul “Sepenggal Kisah Pengabdian”. Buku memoar ini merupakan karya Tim Nubar Pemuda Penggerak bersama para Pengajar Muda Kabupaten Musi Rawas. Para penulis yang berkisah di dalamnya terdiri dari para guru (ASN dan Honorer), Kepala PAUD, Tenaga Medis, Pejabat Dinas Pendidikan, Ketua PGRI Kabupaten, Penulis, dan Mahasiswa.
Kisah penyusunan buku Sepenggal Kisah Pengabdian berawal dari gagasan Pengajar Muda sebelum mereka mengakhiri masa pengabdian di Musi Rawas pada Februari 2022. Dipenuhi tentang kisah, catatan, dan rekaman perjuangan dalam memajukan pendidikan di Musi Rawas, buku ini menjadi salah satu karya kolaborasi yang masuk dalam rangkaian Indonesia Mengajar Pamit.
Para penulis, meliputi penggerak hingga Pengajar Muda, percaya bahwa setiap jejak yang mereka ambil, kelak pada akhirnya akan terhapus dan tergantikan. Meskipun demikian, kontribusi dan karya mereka akan selalu dan abadi. Buku Sepenggal Kisah Pengabdian lahir untuk menemani pembaca dalam mengenang perjuangan penggerak pendidikan yang telah dimulai, dijalankan, dan takkan pernah berhenti.
Mengenal para penggerak: sekrup kecil pendorong roda pendidikan Musi Rawas
Perjuangan untuk terus memutar roda pendidikan Indonesia tidak akan dapat dipikul sendirian. Masalah pendidikan ada dalam masyarakat, sehingga masyarakat pulalah yang memegang solusi utama untuk menyelesaikannya.
Indonesia Mengajar hadir sebagai gerakan yang berupaya mengajak semua pihak untuk turun tangan memajukan pendidikan di Indonesia. Sebab, masalah pendidikan tidak akan selesai jika hanya diatasi melalui perbaikan sistem sekolah maupun para pelaku di sekolah.
Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan Indonesia, dibutuhkan peran aktif seluruh masyarakat tak terkecuali. Karena itulah, para penggerak, baik aktor pendidikan maupun pemangku kebijakan, memiliki peran besar dalam memajukan pendidikan di Musi Rawas. Seperti sekrup kecil, keberadaan mereka sangat berarti untuk memastikan roda pendidikan terus berjalan selama-lamanya.
Ibu Sri dan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Dusun Panglero
Ibu Sri adalah seorang warga Dusun Panglero yang mulanya berprofesi sebagai petani karet yang sering membantu di Taman Kanak-kanak (TK). Ketika itu, Dusun Panglero hanya memiliki seorang pengajar mengaji saja, hingga kemudian, Thio, Pengajar Muda angkatan pertama yang ditempatkan di Musi Rawas, menyadari potensi Ibu Sri yang mahir dalam mengaji.
Awalnya, Ibu Sri merasa tidak percaya diri untuk membuka tempat mengaji (TPA). Namun, berkat dorongan dan solidaritas dari PM, warga, dan penggerak desa, akhirnya ia setuju untuk membangun Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) secara fisik. Kini, kamu dapat melihat anak-anak Dusun Panglero belajar mengaji bersama-sama di TPA Ibu Sri. Tak hanya itu, para orang tua, terutama ibu-ibu, juga sering memanfaatkan tempat ini untuk berkumpul, qasidah, dan mengadakan pengajian.
Pak Junaidi dan Perpustakaan Desa Harapan Makmur
Di awal kedatangan PM, Pak Junaidi dikenal sebagai seorang wirausaha yang membuka warung, sekaligus merupakan salah satu juragan di desa. Ia juga memiliki relasi yang cukup dekat dengan Pengajar Muda angkatan pertama hingga ketiga di Desa Harapan Makmur.
Terpilihnya Pak Junaidi sebagai Kepala Desa Harapan Makmur mulai periode 2021 lalu menjadi kesempatan untuk memajukan pendidikan desa melalui wewenang yang dimilikinya. Bersama dengan Pengajar Muda keempat di Musi Rawas, stakeholders kabupaten (Dinas Perpustakaan), serta partisipasi warganya, dibangunlah Perpustakaan Desa Harapan Makmur. Adanya perpustakaan desa diharapkan menjadi ruang bagi pihak sekolah untuk berkegiatan, juga anak-anak desa untuk memuaskan dahaga mereka akan ilmu pengetahuan.
Dewi Kruniati dan Kelas Inspiratif Musi Rawas
Pertama kali Pengajar Muda berkenalan dengan Ibu Dewi adalah ketika ia menjadi Relawan Inspirator dalam kegiatan Kelas Inspirasi (KI) di Kabupaten Musi Rawas. Meskipun tidak memiliki latar belakang di bidang pendidikan dan telah bekerja penuh waktu, Ibu Dewi merupakan sosok yang bersemangat dalam menggerakkan roda pendidikan Musi Rawas melalui Kelas Inspirasi. Sehingga, seringkali ia akan dijumpai sedang berkegiatan bersama Pemuda Penggerak dan Pengajar Muda.
Tak hanya mengemban tanggung jawab sebagai ketua pelaksana bidang pendidikan di Kelas Inspirasi, Ibu Dewi juga melangkah lebih jauh dengan menerapkan apa yang ia pelajari dari para Pengajar Muda dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) binaannya. Seperti metode belajar kreatif, dan aneka “tepuk-tepuk” yang menjadikan belajar menjadi proses yang menyenangkan bagi anak-anak.
Masih berlari dalam estafet yang sama
Acara perpisahan Pengajar Muda Indonesia Mengajar di Musi Rawas secara resmi diselenggarakan pada hari Kamis (17/02) di Auditorium Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura, Sumatra Selatan. Bersama ini, usai sudah masa pengabdian Pengajar Muda, sekaligus Indonesia Mengajar yang menempatkan mereka untuk membantu dan mengabdi, baik secara fisik, pikiran, serta ilmu dalam memajukan pendidikan Musi Rawas.
Meskipun kini Pengajar Muda telah menyelesaikan estafet terakhir mereka di Musi Rawas, bukan berarti perjalanan kita telah usai.
Pelari dapat berganti, peran dapat berubah, tetapi pendidikan harus tetap berjalan hingga nanti. Dalam estafet yang tak terlihat garis akhirnya ini, maukah kamu berlari lebih lama lagi bersama kami?
Oh Tuhan, kuatkan mereka
Semangat berjuang penerus generasi negeri
Mereka harapan bagi negeri
Ku percaya semua lebih baik
[Cuplikan lirik lagu Seperti Mereka | Lagu dan Lirik oleh: Septian]
***
Ditulis oleh:
Redaksi Pojok Refleksi Indonesia Mengajar
Konten Lainnya Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda