info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Menyalakan Lentera dari Ujung Indonesia: Mengenal Para Penggerak dalam Perjalanan Pengajar Muda Aceh Singkil

18 Maret 2022

Aceh Singkil merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Aceh, Indonesia. Terlahir dari pemekaran Kabupaten Aceh Selatan dengan sebagian wilayah berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Singkil terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan. Hal yang menjadi menarik dari kabupaten ini adalah terpisahnya pusat ekonomi dan pemerintahannya, di mana pusat ekonomi Aceh Singkil terletak di Kecamatan Gunung Meriah, sementara pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Singkil.

Indonesia Mengajar pertama kali mengirimkan Pengajar Muda di Aceh Singkil pada tahun 2017. Mereka dikirimkan untuk menjadi guru, mendampingi masyarakat, dan melibatkan pemerintah kabupaten untuk bersama-sama memajukan pendidikan. Mereka ditempatkan di tiap desa di lima kecamatan, antara lain Danau Paris, Kuta Baharu, Suro Makmur, Kuala Baru, dan Pulau Banyak Barat.
 

Pemantik kepedulian pendidikan di Aceh Singkil

Dilansir dari Serambi News, Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, menyatakan apresiasinya kepada Pengajar Muda melalui acara Indonesia Mengajar (IM) Pamit yang diselenggarakan pada Selasa (14/2) di Ruang Off Room Setdakab Aceh Singkil. Baginya, keberadaan para Pengajar Muda menjadi motivasi sekaligus pemicu kepedulian akan pendidikan di Aceh Singkil yang kian terpatri di masyarakat. 

Bersamaan dengan diselenggarakannya IM Pamit, maka secara resmi masa penempatan Pengajar Muda telah berakhir. Selama empat tahun, Pengajar Muda telah membersamai masyarakat, para penggerak, dan anak-anak di Aceh Singkil serta mendorong mereka agar berdaya dan mampu memperjuangkan kemajuan pendidikan Aceh Singkil di masa mendatang.
 

Lentera untuk pendidikan Aceh Singkil

Berkisah tentang pendidikan Aceh Singkil, artinya berkisah tentang terbentuknya Lentera Aceh Singkil. Komunitas pendidikan ini merupakan wadah kolaborasi bagi para penggerak pendidikan di Aceh Singkil yang lahir sebagai inisiatif para penggerak pendidikan yang disatukan oleh Pengajar Muda Angkatan 20 Indonesia Mengajar dalam kegiatan Malam Akrab Penggerak (Makaprak) pada 21 November 2021.

Makaprak bertema “Bergerak Demi Pendidikan Aceh Singkil” ini merupakan kegiatan lanjutan dari program Forum Multi Aktor (FMA) 2021 di mana para anggota sepakat untuk membentuk komunitas pendidikan di Aceh Singkil, yang kemudian dinamai Lentera Aceh Singkil. 
 

Para “Lentera” penerang di ujung Indonesia

Berjuang untuk memajukan pendidikan berarti bersama-sama mengusahakan tiap langkah kecil menjadi tindakan kolektif yang berdampak bagi sesama. Lentera Aceh Singkil hadir untuk merangkul semua elemen masyarakat yang tergerak hatinya untuk berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Aceh Singkil.

Di balik Lentera Aceh Singkil, hadir pula aktor-aktor penggerak pendidikan yang tak lelah untuk memastikan semangat membangun pendidikan di Aceh Singkil tetap menyala. Berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka bekerja bersama-sama untuk menuntaskan janji untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lentera Aceh Singkil diketuai oleh Rahmad Hidayat Munandar, seorang aktor pendidikan Aceh Singkil yang juga seorang wiraswasta pendiri Keumala Coffee & Books dan ruang baca Pustaka Keumala Bangsa. Ruang baca yang disediakan secara gratis oleh Bang Rahmad sangat berguna bagi komunitas-komunitas yang membutuhkan ruang pertemuan, terutama dengan biaya yang terbatas, salah satunya Sayap Garuda English Club.

Kepedulian Bang Rahmad terhadap pendidikan di Aceh Singkil memang telah terpatri sejak lama. Sebagai seseorang yang juga sempat mendaftar sebagai Pengajar Muda, Bang Rahmad telah memahami mengenai Gerakan Indonesia Mengajar dan posisi Pengajar Muda sebagai mitra di dalamnya. Di sela-sela kesibukannya, ia juga tetap meluangkan waktu untuk berperan aktif di berbagai macam kegiatan pendidikan Aceh Singkil, seperti Kelas Inspirasi dan Roadshow Pojok Baca. Bahkan, Bang Rahmad juga membentuk komunitas Turun Tangan Rimo untuk menyalurkan kepedulian sosialnya.

Faktor terpenting untuk memajukan Aceh Singkil adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Setidaknya, hal inilah yang dipercaya Bang Rahmad sebagai inisiator Lentera Aceh Singkil. Ia berharap, komunitas ini dapat menjadi media informasi, terutama bagi siswa-siswi SMA/SMK Aceh Singkil yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
 

Selain Bang Rahmad, beberapa penggerak lain juga memegang peranan penting untuk bahu-membahu memajukan pendidikan di Aceh Singkil. Bersama-sama, mereka berkontribusi dengan cara dan porsi masing-masing, tentunya dengan tujuan yang sama yakni menuntaskan hutang bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di tiap sudut Indonesia.
 

Ialah Ibu Rika Rosari, seorang Kepala Sekolah di SDN 2 Rimo yang pertama kali berinteraksi dengan Pengajar Muda Angkatan 15 Aceh Singkil, atau “pelari pertama” yang mengabdi di kabupaten tersebut. Sebagai orang tua angkat (host family), Ibu Rika memberikan dukungan moral, material, hingga logistik dan rumah singgah bagi para Pengajar Muda di Aceh Singkil. Selama tahun kedua, ketiga, hingga keempat, Ibu Rika juga terus terlibat dalam berbagai kegiatan PM.

Pada tahun terakhir sebelum PM menuntaskan masa pengabdiannya, ia turut dilibatkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari diskusi pembentukan Lentera Aceh Singkil dan kegiatan Makaprak, hingga audiensi dengan pemerintah daerah Aceh Singkil dan mewakili penggerak dalam Forum Keberlanjutan Daerah. 

Kini, Ibu Rika menjadi salah satu pembina di komunitas tersebut. Antusiasme tinggi yang dimiliki Ibu Rika terhadap segala kegiatan mengenai pendidikan di Aceh Singkil menjadikan semangat tersendiri bagi aktor pendidikan lain untuk melakukan hal yang sama. Kecintaannya pada komunitas ini menjadikan Ibu Rika tidak ragu untuk menyisihkan waktu, tenaga, pikiran, serta materinya untuk kemajuan komunitas beserta kegiatan yang dilaksanakan. Tak hanya itu, ia juga menerapkan semangat bergerak dalam menjalankan peran dan tugas sebagai Kepala Sekolah di kehidupan sehari-hari.

 

Selain Ibu Rika, ada pula Ibu Dewi yang juga merupakan salah satu pembina Lentera Aceh Singkil. Menjabat sebagai Kepala Sekolah SMPS Al-Anshar, Lae Balno, sekaligus Bendahara PGRI Kabupaten Aceh Singkil, menjadikannya sebagai salah satu aktor pendidikan yang cukup berpengaruh.

Sejak awal kedatangan Pengajar Muda, Ibu Dewi telah memiliki ketertarikan tinggi untuk ikut terjun dalam kegiatan pendidikan. Ketertarikan ini didukung pula dengan kesediaan Ibu Dewi dalam memberikan dukungan, saran, ide, hingga ikut turun langsung membersamai kegiatan yang dilakukan oleh penggerak dan Pengajar Muda. Melalui interaksi intensif dengan Pengajar Muda, Ibu Dewi kini selalu berusaha menjejaringkan PM dengan stakeholder lain untuk mendukung rencana kegiatan yang akan dilakukan.

 

Yang terus berjalan tentang perjuangan memajukan pendidikan

Perjuangan untuk menerangi pendidikan Indonesia tidak dapat dipikul sendirian, pula diupayakan oleh para penggerak pendidikan saja. Butuh lebih banyak peran dari beragam latar belakang untuk membentuk lingkungan yang suportif terhadap tumbuh dan kembang anak-anak bangsa, apapun cita-cita baik yang mereka impikan. Hal ini diwujudkan oleh komunitas Lentera Aceh Singkil melalui kegiatan Kelas Inspirasi di SDN 2 Rimo, Kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil, pada Januari 2022.

Kegiatan ini mengenalkan berbagai macam profesi kepada anak-anak, dengan secara langsung menghadirkan polisi, insinyur, ustadz pimpinan pesantren, pegawai bank, pengusaha, dokter gigi, dokter umum, pemilik radio, dan berbagai profesi lain. Selain itu, berkumpulnya beragam  profesional ini juga membuka pintu kolaborasi di masa depan.

"Karena kita melihat dan menyaksikan langsung, ada banyak sekali pribadi yang ingin berkontribusi dalam ikhtiar pembangunan daerah ini, hanya butuh wadah dan misi besar untuk dituntaskan bersama," kata Bang Rahmad, selaku Ketua Lentera Aceh Singkil, melalui KBA One News.

Kini, dengan adanya komunitas pendidikan dan inisiasi serupa dari masyarakat, siapapun dapat bergabung dan berkontribusi untuk memajukan pendidikan, terutama di Kabupaten Aceh Singkil. Jalan di depan kita memang masih jauh dan berliku, tetapi dengan lentera-lentera kecil yang kian memberi nyala pada sudut-sudut Indonesia, bersediakah kita untuk bergabung menjadi salah satunya?


 

***

Ditulis oleh

Redaksi Pojok Refleksi Indonesia Mengajar


 


Konten Lainnya Lainnya

Lihat Semua