Membingkai Lima Tahun Perjalanan dalam Jejak Pengajar Muda Konawe

4 Maret 2022

Kabupaten Konawe adalah salah satu Daerah Tingkat II yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibukota Kabupaten Konawe terletak di Unaaha yang berjarak 73 km  ke arah barat dari kota Kendari. Kabupaten Konawe berbatasan dengan sebelah Utara Kabupaten Konawe Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan Laut Maluku Selatan, sebelah Selatan  berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan  dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka.

Bagi para Pengajar Muda, khususnya mereka yang ditempatkan di Kabupaten Konawe, daerah ini bukan hanya wilayah yang terbagi menjadi daratan dan pesisir laut, melainkan juga rumah tempat belajar dan bertumbuh, menapaki satu tahun perjalanan penuh makna dalam mengabdi untuk negeri.

Sekitar lima tahun lalu, tepatnya pada tahun 2016, untuk pertama kalinya Indonesia Mengajar mengirimkan tujuh Pengajar Muda untuk menjadi “pelari pertama” di tiga kecamatan Konawe, yakni Asinua, Routa, dan Latoma. Di sana, mereka bertugas dalam empat hal, yakni kurikuler, ekstrakurikuler, pengembangan masyarakat, dan pelibatan daerah dalam bidang pendidikan.

Secara bergantian, para Pengajar Muda saling melengkapi perjalanan masing-masing dengan tujuan yang sama, yakni memajukan pendidikan di Konawe dengan menggerakkan masyarakat sekaligus pemangku kepentingan untuk turut peduli dan berkontribusi, serta memastikan adanya program berkelanjutan begitu Pengajar Muda Konawe menyelesaikan perjalanan mereka.

 

Tidak ada perubahan yang hadir dalam semalam

Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) tidak percaya bahwa rumitnya masalah pendidikan di Indonesia hanya dapat diatasi melalui perbaikan sistem sekolah, maupun para pelaku di sekolah. GIM  juga tidak  percaya jika masalah pendidikan juga dapat diatasi hanya oleh sekelompok kecil orang saja. Masalah  pendidikan  adalah  milik  masyarakat dan  solusi terbaik  adalah  ketika  masyarakat,  termasuk  sekolah,  ikut  dalam  menyelesaikan masalah tersebut. 

Menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat akan pendidikan tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu semalam. Butuh waktu, dedikasi, dan kesabaran untuk tidak menyerah dalam mendorong masyarakat untuk berdaya, sehingga nantinya mereka mampu menghadapi masalah pendidikan Indonesia yang akan selalu ada sepanjang masa.

Pengajar Muda bekerja dengan bergerak langsung melakukan sesuatu untuk perbaikan  pendidikan, baik dengan menggerakkan komunitas di sekolah, kampung, maupun di tingkat yang lebih luas, yakni kecamatan dan kabupaten. Dalam perjalanan GIM, peran dan aktivitas Pengajar Muda dalam menggerakkan komunitas di daerah penempatannya, telah menginspirasi dan menggerakkan kesadaran berbagai komunitas lainnya dalam skala yang lebih luas untuk turut bersama-sama peduli terhadap pendidikan bangsa. Gerakan yang terus bergulir ini diharapkan dapat terus menumbuhkan kesadaran bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama berbagai elemen bangsa.
 

Menapaki jejak Pengajar Muda Konawe: tahun pertama, kedua, ketiga

Pada tahun pertama Pengajar Muda menginjak Konawe, masih belum ada inisiasi berbagai pihak dalam pendidikan, sehingga tidak terlihat adanya kolaborasi antar aktor. Ketika itu, kegiatan pendidikan di Konawe hanya aktif diikuti oleh kalangan guru dan tenaga kependidikan. Mayoritas masyarakat masih berkarakter pasif dan belum termotivasi untuk berkontribusi memajukan pendidikan di desa, sehingga belum ada pemuda atau komunitas yang fokus bergerak dalam bidang pendidikan. Sulitnya akses desa dan kabupaten juga menjadi tantangan tersendiri bagi PM Konawe, sebab hal ini mempersulit mereka untuk melakukan intervensi di kabupaten. 

Pengajar Muda angkatan pertama berusaha mendorong aktor kabupaten dengan berkomunikasi secara personal maupun di forum secara aktif untuk terlibat dalam gerakan pendidikan. Selain itu, PM juga menginisiasi kegiatan Kelas Inspirasi 1. Di Konawe, PM aktif mengikuti kegiatan PGRI, seperti peringatan HUT PGRI di Kabupaten Konawe.

Tahun berikutnya, PM mengawali langkah mereka dengan melakukan sosialisasi dunia kerelawanan di universitas dan sekolah-sekolah menengah atas yang ada di Unaaha, Konawe. PM Konawe juga menginisiasi komunitas Jendela Anak Konawe (JEJAK) dengan agenda mingguan membuka lapak baca dan bermain bersama anak-anak di car free day. Para pemuda yang tergabung di komunitas ini mulai memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan. Untuk pertama kalinya, kegiatan Festival Budaya Anak Konawe (Fesbak) diselenggarakan bersamaan dengan Hari Pendidikan Nasional 2018.

Tahun ketiga, Kelas Inspirasi kembali diinisiasi oleh PM, dengan anggota Komunitas JEJAK yang telah terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu, PM juga kembali melakukan sosialisasi tentang dunia kerelawanan. Pelan tetapi pasti, para pemuda mulai saling termotivasi melihat teman-teman lainnya semangat dalam bergiat. Kesadaran mereka akan dunia relawan semakin meningkat dengan bermunculannya kegiatan-kegiatan pendidikan. Tak lupa, para relawan juga saling berjejaring satu sama lain, memperluas koneksi, dan terus menambah kuantitas anggotanya. 

Dinas Pendidikan Konawe mulai terlibat aktif dalam gerakan pendidikan yang dilakukan oleh komunitas. Diadakannya Pawai Budaya di Kabupaten Konawe juga melibatkan berbagai aktor, sehingga antar penggerak muda dan stakeholder pemerintahan dapat saling berjejaring.
 

Menjahit kolaborasi Pengajar Muda Konawe: tahun keempat dan kelima

Bersamaan dengan datangnya pandemi COVID-19, tahun keempat menjadi tahun yang cukup berbeda. Berbagai pendekatan dan cara berkegiatan perlu diubah untuk menyesuaikan protokol kesehatan dan saling menjaga satu sama lain. Dunia boleh jadi melambat, namun pendidikan harus tetap berjalan.

Di tahun keempat, para penggerak telah memiliki inisiatif dan mampu merancang kegiatan secara mandiri, salah satunya untuk keberlanjutan Kelas Inspirasi Konawe. Di masa ini, PM bergerak dalam melakukan coaching dengan penggerak untuk melakukan gerakan pendidikan. 

Kolaborasi yang dilakukan penggerak dengan para officer IM melahirkan Tembokpedia Konawe batch 1, sebuah kegiatan yang menjadi jembatan kolaborasi bersama masyarakat dari berbagai latar belakang. Di samping itu, komunitas JEJAK terus bertumbuh dan berjejaring bersama komunitas-komunitas lain di Konawe, salah satunya Ruang Buku Konawe bermain bersama anak-anak (KBB mini).

Tahun kelima PM di Konawe masih diselimuti oleh pandemi, dengan kegiatan yang masih terbatas, dan protokol kesehatan yang masih terus diketatkan. Namun, melihat semangat para penggerak muda di Konawe yang tak surut, PM menjadi semakin terpacu untuk menuntaskan tugas mereka dalam mengajar, menginspirasi, dan menghubungkan jejaring aktor-aktor pendidikan Konawe. 

PM memfasilitasi penggerak untuk membentuk wadah bagi penggerak muda di Konawe, salah satunya melalui peran fasilitator di berbagai kegiatan kolaborasi, seperti Jejak Ramadhan, Global Youth Ambassador, Tembokpedia, KBB, dan Jejak Road to school. Selain berinisiatif untuk merancang kegiatan Tembokpedia batch 2, komunitas JEJAK juga menyambut baik dan siap berkolaborasi dengan adanya rencana program keberlanjutan “Konawe Mengajar” yang diinisiasi  oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Konawe.

 

Tentang keberlanjutan dan jalan yang masih panjang

Jika kita berhenti dan melihat ke belakang, perjalanan yang ditempuh Pengajar Muda di Konawe telah terbentang cukup panjang. Berawal dari “kertas kosong”, hingga kini, membersamai berbagai komunitas beserta penggerak pendidikan di dalamnya. Lima tahun memang bukan waktu yang singkat bagi kebanyakan dari kita, tetapi, dalam menumbuhkan sikap peduli dan mengubah entitas perilaku masyarakat terhadap pendidikan, tentunya butuh waktu yang panjang dan konsistensi yang luar biasa. 

Sekarang, masyarakat telah menunjukkan sikap positif terhadap kemajuan pendidikan. Adanya penggerak yang dapat menginisiasi kegiatan secara mandiri juga menunjukkan bahwa mereka telah berdaya untuk menghadapi masalah-masalah pendidikan yang akan ditemui nantinya. 

Sembari menutup kegiatan pengabdian Pengajar Muda di Konawe selama lima tahun lamanya, Indonesia Mengajar berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Konawe serta beberapa komunitas yang ada di Sulawesi Tenggara untuk bersama-sama menggelar kegiatan Gebyar Pendidikan Konawe (GPK) yang berlangsung di SMP Negeri 2 Unaaha dan SDN 1 Unaaha, pada 12-13 Februari 2022. 

Selayaknya garis-garis acak yang terhubung menjadi bangun ruang yang bermakna, kolaborasi para aktor pendidikan, penggerak, dan stakeholders di Konawe telah banyak dirajut oleh Pengajar Muda. Mereka akan melanjutkan perjuangan demi mewujudkan pendidikan yang lebih baik, masa depan yang lebih cerah, serta bersama-sama menuntaskan janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Jalan masih panjang, dan masih belum begitu lama kita mulai. Kini, masih bersemangat kah kita untuk berjalan lebih lama lagi?

 

***
Ditulis oleh:
Redaksi Pojok Refleksi Indonesia Mengajar


Konten Lainnya Lainnya

Lihat Semua