Empat Tahun untuk Selamanya: Gravity Study Tour dalam Perjalanan Pengajar Muda Kepulauan Sula

8 April 2022

Jika kamu membuka peta Indonesia dan mengamati jajaran pulau-pulau di wilayah timur bangsa, maka kamu akan menemukan Provinsi Maluku Utara sebagai noktah kecil yang terletak di antara Sulawesi Utara dan Papua Barat. Kemudian, jika kamu mencoba meneliti dengan lebih jeli lagi, maka kamu juga akan menemukan kumpulan titik kecil--beberapa pulau yang berjajar sebagai satu kabupaten, bernama Kepulauan Sula.

Kabupaten Kepulauan Sula ialah salah satu kabupaten yang terletak Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Kabupaten ini berpusat di ibukota Sanana yang terletak di paling selatan Provinsi Maluku Utara. Kepulauan Sula berjarak sekitar 284 kilometer dari Kota Ternate, ibukota provinsi, dan dapat ditempuh melalui jalur udara dan pelayaran laut.

Indonesia Mengajar pertama kali mengirimkan Pengajar Muda angkatan 15 di tahun 2017. Mereka ditempatkan masing-masing di satu desa di delapan kecamatan untuk menjadi menjadi guru, pendamping masyarakat, dan melibatkan pemerintah kabupaten untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Kepulauan Sula. 

Gerakan Indonesia Mengajar percaya bahwa peran aktor lokal dalam menumbuhkan ruang suportif dan inklusif bagi pendidikan Indonesia sangatlah penting. Sebab, kemajuan  pendidikan  adalah  konsekuensi  dari  perilaku-perilaku  positif para aktor yang memberikan pengaruh, seperti orangtua, guru, kepala sekolah, masyarakat dan pemerintah. Kolaborasi ini dapat diwujudkan dalam berbagai cara. Bagi para penggerak pendidikan di Kepulauan Sula, komunitas Gravity Study Tour dapat menjadi langkah yang mendekatkan mereka untuk menjawab pekerjaan rumah yang menanti mereka, dan kita semua: mengambil peran dalam memajukan pendidikan Indonesia.


 

Gravity Study Tour: titik awal

Dua tahun setelah hadirnya Pengajar Muda di Kepulauan Sula menjadi penanda tercetusnya ide untuk mendirikan Gravity Study Tour (GST), suatu komunitas yang didirikan para penggerak untuk mewadahi sekaligus memfasilitasi mereka dalam bersama-sama memajukan pendidikan di Kepulauan Sula. Ketika itu, para Pengajar Muda memulai intervensi dengan mengajak diskusi para penggerak dan aktor pendidikan di kabupaten, serta menjejaringkan mereka dengan komunitas-komunitas lain dalam forum keberlanjutan daerah dan beberapa kolaborasi kegiatan RUBI (Ruang berbagi Ilmu), Kelas Inspirasi, dan Tembokpedia I di tahun 2019.

Melalui diskusi tersebut, akhirnya tercapai kesepakatan untuk mendirikan wadah bagi penggerak bernama Gravity Learning Center, yang selanjutnya diubah menjadi Gravity Study Tour (GST).

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh komunitas ini, salah satunya ialah kunjungan edukasi ke beberapa lembaga dan institusi di Kepulauan Sula. Kunjungan ini melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti Sekolah Dasar, para penggerak pendidikan, hingga anak-anak dan orang tua mereka.


 

Mengusung isu pendidikan, sosial, dan lingkungan lewat edutourism

Gravity Study Tour, sesuai namanya, memiliki bentuk kegiatan berupa edutourism (eduwisata) untuk mengusung isu pendidikan, sosial, dan lingkungan. Kegiatan tersebut beragam bentuknya, mulai dari kegiatan relawan berupa mengajar, hingga edukasi lingkungan yang mengajak para peserta untuk mengenali potensi alam yang mereka miliki, sekaligus menjaga kelestarian alam melalui berbagai aksi untuk menjaga lingkungan. Tak lupa, Gravity Study Tour ini juga mengajak para peserta untuk eksplorasi wisata di berbagai desa yang mereka kunjungi, untuk menikmati bentang dan keindahan alam yang ditawarkan oleh Kepulauan Sula.

Beragam relawan dari berbagai kalangan turut hadir meramaikan kegiatan Gravity Study Tour. Mereka adalah dosen STAI Babussalam, mahasiswa, aparat penegak hukum, dokter, perawat, guru, staf dinas kesehatan, staf teknis BPS Sula, staf teknis BMKG Sanana, wiraswasta, dan relawan penggerak pendidikan. Keberadaan mereka dalam kegiatan ini turut disambut dengan antusias oleh masyarakat setempat.

Kegiatan Gravity Study Tour terdiri dari kegiatan mengajar sehari, Kampanye sampah plastik, simulasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kunjungan wisata, pemberian donasi, dan pemberian penghargaan bagi Kepala sekolah SD Negeri Sekom dan kepala desa Sekom oleh relawan Gravity Study Tour.

Edukasi pada Gravity Study Tour dilaksanakan sebagai kegiatan belajar, bermain, dan bereksplorasi telah diselenggarakan di berbagai desa di Kepulauan Sula, yakni Wailoba, Waitamua, Waisum, Wailab, Sekom, dan Kou. Kurang lebih, kegiatan ini sudah mencakup tiga wilayah pulau berpenghuni di Kepulauan Sula, yaitu Pulau Sulabesi, Pulau Mangoli, dan Pulau Lifmatola.


 

Tumbuh, bergerak, dan menggerakkan

Memajukan pendidikan bangsa bukan hanya tanggung jawab segelintir orang saja, melainkan pekerjaan rumah yang perlu kita usahakan bersama. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kolaborasi antar sektor dan profesi, khususnya aktor-aktor lokal yang memahami problematika di daerah mereka, dan siap meneruskan tongkat estafet tersebut.

Di awal tahun 2021 lalu, Pengajar Muda menggelar kegiatan malam keakraban (makrab) Penggerak bersama komunitas lain sebagai bentuk dukungan antar komunitas, juga sekaligus menjadi jejaring baru bagi Gravity Study Tour serta penggerak lain di Kepulauan Sula. Kegiatan ini juga ditujukan untuk merawat keberlanjutan dari kegiatan-kegiatan Gravity Study Tour ketika para Pengajar Muda telah menyelesaikan masa pengabdian mereka.

  Selain kegiatan edukasi di desa-desa terpencil di Kepulauan Sula, Gravity Study Tour juga turut berpartisipasi dalam memperingati beberapa hari penting. Misalnya, dengan menyelenggarakan kegiatan aksi kebersihan lingkungan di wilayah pesisir pantai pada hari World Clean Up Day. Kegiatan ini dilakukan di berbagai pesisir pantai pusat Kepulauan Sula.

Tahun berikutnya, bersama dengan Pengajar muda, para penggerak melaksanakan kegiatan makrab sembari mempelajari berbagai materi tentang pengembangan komunitas, seperti penyusunan visi dan misi, manajemen organisasi, dan bonding antar anggota kelompok. Komitmen yang diberikan untuk terus belajar memberikan harapan akan terus berlanjut sekaligus berkembangnya Gravity Study Tour sebagai komunitas.

Kini, jumlah anggota yang tergabung dalam Gravity Study Tour berjumlah sekitar 80 orang. GST juga cukup konsisten dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di desa-desa terpencil. Adanya keterlibatan banyak penggerak dari beragam latar belakang juga memunculkan potensi baru di luar ranah pendidikan. Kendati demikian, komunitas ini masih memiliki tantangan untuk terus menjalin kolaborasi dengan para penggerak maupun komunitas lain untuk terciptanya iklim yang suportif dalam usaha memajukan pendidikan, terutama di Kepulauan Sula.


 

Empat tahun untuk selamanya

Dilansir dari website Kepulauan Sula, Wakil Bupati Ir. H. M. Saleh Marasabessy, M.Si mewakili Bupati Kepulauan Sula resmi membuka acara Indonesia mengajar pamit dengan tema “Kam Bihu Pai, Kim Lanjut Perjuangan Pia-Pia”, bertempat di aula Istana Daerah Dad Hia Ted Sua, pada Minggu (13/02). Ia menyampaikan bahwa program Indonesia mengajar telah menjadi inspirasi berbagai jenis program yang memberikan semangat dan ide-ide baru bagi masyarakat, guru dan para murid di Kepulauan Sula. 


 

Indonesia dengan wilayahnya yang membentang luas, tentunya memiliki beragam pekerjaan rumah yang belum selesai dan problematika yang tak kunjung mereda, terutama di bidang pendidikan. Dihadapkan dengan tantangan besar tersebut, mungkin langkah kecil yang kita ambil, juga peran yang kita pilih tidaklah selalu berarti. Namun, bukan berarti kita harus berhenti. Kami dan kamu, kita semua dapat mengusahakan perbaikan secara kolektif, dengan cara kita masing-masing.

Seperti pada Gravity Study Tour, ada beragam cara untuk memberi kontribusi, dan berbagai jalan untuk memberikan arti. Baik sebagai pengajar maupun pembelajar, baik di depan maupun di belakang layar, kita dapat bersama-sama berlayar dalam memajukan pendidikan. Jadi, cara apa yang kamu pilih untuk berkontribusi, hari ini?

 


***

Ditulis oleh

Redaksi Pojok Refleksi Indonesia Mengajar
 


Konten Lainnya Lainnya

Lihat Semua