info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Yuk, Gabung jadi Korps Donatur Pertama IM!

9 Agustus 2012

Saudara sebangsa yang kami banggakan,

Saat Anda membaca tulisan ini, ratusan Pengajar Muda sedang menikmati pengabdian mereka di penjuru Republik. Mereka melalui bulan puasa ini dengan keluarga dan kerabat baru mereka. Sebagian berpuasa di tengah mereka yang berbeda agama, dan sebagian lagi, yang non-muslim, tinggal di tengah masyarakat yang sedang berpuasa. Tentu ada juga yang tinggal di lingkungan yang seagama dengannya. Sebagian besar akan melewati Idul Fitri di tanah rantau, jauh dari orang tua dan saudaranya.

Mereka melalui hari raya tahun ini dengan kesederhanaan dan kesahajaan sebagai bagian dari janji pengabdian mereka untuk bertugas sebagai guru di berbagai daerah terpencil selama 1 tahun.

Mereka juga melalui bulan kemerdekaan kita di tanah rantau yang --meminjam puisi Wiji Thukul—tanah air kita juga. Mereka bukan turis karena mereka telah melarut menjadi bagian dari masyarakat di sana. Tentu saja, apakah mungkin kita bertamu selama 1 tahun? Tidak, kita tidak bertamu tetapi tinggal di sana. Diam-diam mereka merayakan bulan kemerdekaan dengan cara sederhana pula, yaitu dengan ikut melunasi salah satu janji kemerdekaan kita, mencerdaskan kehidupan bangsa. Sering terbersit dalam pikiran kami, tidakkah kita pantas iri dengan mereka: mereka mengambil bagian tugas kita dan mengerjakannya atas nama kita semua?

Bila hari raya pun mereka tetap bertugas di sana maka apalagi hari-hari biasa? Dan inilah awal dari penjelasan tentang banyaknya dampak program ini yang sekarang ditemukan dan disaksikan. Dengan tinggal di sana maka praktis meningkatkan frekuensi sesi belajar, memperpanjang jam belajar dan bahkan menciptakan berbagai kesempatan munculnya bermacam sesi belajar baru di sekolah maupun di luar sekolah.

Indonesia Mengajar mencatat bahwa motivasi belajar siswa naik, jam belajar meningkat baik di sekolah maupun masyarakat serta tumbuh berbagai perilaku positif pada siswa. Bahkan ada berbagai contoh siswa SD terpencil yang lolos sampai berbagai lomba tingkat nasional.

Mereka hadir sebagai guru, kami menyebutnya Pengajar Muda. Di semua kebudayaan, guru adalah profesi yang dihormati. Dan ini membuat pengaruh mereka di masyarakat lebih luas dan mendalam lagi. Mereka jadi visualisasi mimpi orang tua tentang anaknya dan juga inspirasi mimpi bagi siswa dan bahkan juga mungkin guru dan kepala sekolah di sana. Terlebih dengan berbagai inisiatif swadaya yang mereka dorong maka ekosistem pendidikan dilaporkan telah tumbuh semakin kuat dan mandiri. Tentu juga ditemukan berbagai kesulitan, variasi kondisi serta tantangan yang berbeda-beda namun secara umum kemajuan perilaku yang mendukung kemajuan pendidikan nyata terlihat.

Di sisi lain kehadiran mereka di sana juga menjadi jendela dan pengabar bagi kita semua. Mereka menghubungkan desa-desa itu dengan pusat-pusat kemajuan yang menempel sebagai jejaring para Pengajar Muda. Pengajar Muda juga mengabarkan dengan kesaksian yang mendalam tentang ujung-ujung Republik, bagian dari negeri ini yang selama ini kita selalu sederhanakan maknanya sebagai laporan statistik dan angka-angka semata. Kini kita memiliki cerita dan kesaksian mendalam atas kabar dari saudara-saudara kita di sana, termasuk bahwa di setiap desa-desa kita semua anak Indonesia ceria, cerdas dan penuh semangat menyongsong masa depan bersama.

***

Maka kami menjadi semakin yakin dan percaya diri tentang gerakan dan pendekatan ini. Kami menyaksikan perubahan sedang berlangsung. Ketika zaman bergerak ternyata desa-desa, siswa, guru serta masyarakat ikut bergerak. Mereka ikut tergerak bukan karena Indonesia Mengajar dapat menyelesaikan masalah pendidikan di sana namun karena kehadiran Pengajar Muda menyiratkan pesan bahwa kita tetap bersaudara dan akan kita hadapi bersama semua problem yang ada.

Tidaklah amat mendesak mengenai kapan semua kemajuan sempurna akan tercapai, tetapi bahwa ketika roda kemajuan bergerak sedikit maka harapan untuk melaju ke depan itu sungguh-sungguh ada. Dan bayangkan bila roda itu juga bergerak di seantero Indonesia.

Indonesia Mengajar tidak berpretensi untuk menyelesaikan semua masalah pendidikan namun secara sadar menginginkan seluruh bangsa ikut bergerak. Sedikit lebih maju tetapi memberikan harapan ke seluruh ujung negeri. Dan karenanya kami sungguh-sungguh membayangkan bahwa setiap pihak akan ikut bergerak dalam irama  kemajuan pendidikan Indonesia, dari ujung ke ujung di Republik ini.

Untuk itulah kami mengajak Anda untuk jadi bagian yang sama dengan mereka, dengan para Pengajar Muda di sana dan juga bagian tunggal dari masyarakat Indonesia di ujung-ujung Republik ini. Kami mengajak Anda anggota Korps Donatur-Pertama IM. Kami mengundang Anda untuk menjadi pejuang yang sama dengan Pengajar Muda di desa-desa sana. Gerak Anda ikut menggerakkan roda kemajuan ini. Pengajar Muda mendorong dari sisi sana, Anda ikut mendorongnya dari sisi yang lain. Dengan komunikasi dan jalinan kebersamaan, kita akan bisa menemukan irama dan momentum gerak untuk menggulirkan roda lebih cepat lagi.

Sekalipun jauh namun rasakan bahwa sebenarnya Anda ikut meniupkan harapan dan pesan optimisme ke ujung-ujung gunung, pinggir cakrawala dan tepian pantai di mana Pengajar Muda bertugas dan mengabdi. Anda ikut menciptakan keceriaan anak-anak serta ikut membisikkan mimpi di kepala mereka sebelum mereka tidur, bahwa cita-cita setinggi apapun di benak mereka akan sanggup dicapai suatu hari nanti. Anda sedang menitipkan salam pada orang-orang tua di sana bahwa kita akan mewariskan negeri yang baik buat anak-anak kita semua, di sini maupun juga di sana. Dan Anda sedang mengirimkan pesan-pesan sederhana ke semua orang bahwa di tempat-tempat paling sulit pun kita tetap akan hadir ikut melunasi janji kemerdekaan. Atas nama Anda, atas nama kita semua.

Salam,

Indonesia Mengajar

---------------------------

* Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, kunjungi laman donasi website Indonesia Mengajar atau lihat FAQ Program Donasi Publik.

**Indonesia Mengajar memang secara sengaja menempatkan Pengajar Muda bukan ke daerah asalnya. Dan kemudian kami menugaskan mereka secara acak tanpa memperhatikan latar belakang agama ke sekolah-sekolah yang ditunjuk. Namun dengan demikian tanpa sengaja selalu ada PM yang tinggal di masyarakat yang berbeda agama dengan dirinya.

**Pengajar Muda sebelum bertugas mengikat perjanjian dengan IM. Namanya bukan kontrak kerja namun Perjanjian Penugasan. Mengapa? Karena tugas ini bukan pekerjaan dan mereka sendirilah yang berjanji untuk memenuhi tugas bangsa ini. Dan kami hanya memfasilitasi mereka untuk bertugas sebaik-baiknya di daerah pengabdian.

**IM bekerja di tiap daerah/sekolah selama 2 sampai 5 tahun. Setiap tahun PM diganti bertugas oleh PM angkatan berikutnya.


Kabar Lainnya

Lihat Semua