Remaja Halmahera Selatan Aktif Semarakkan Ramadan
15 Juli 2014Datangnya bulan Ramadan disambut dengan suka cita dan meriah oleh masyarakat Halmahera Selatan (Halsel). Di kabupaten yang mayoritas penduduknya muslim ini, bulan Ramadan dianggap sebagai bulan yang istimewa. Spanduk-spanduk ucapan selamat datang bulan Ramadan menjamur di jalan-jalan ibukota kabupaten di Labuha. Penduduk desa pun tidak mau ketinggalan. Mereka menyambut datangnya Ramadan dengan menggiatkan kegiatan keagamaan di masjid serta menyiapkan makanan spesial untuk berbuka dan sahur.
Suasana desa-desa penempatan Pengajar Muda (PM) pun terlihat cukup berbeda. Aktivitas warga pada siang hari di bulan Ramadan cenderung sepi, tidak seperti biasanya. Hal ini disebabkan oleh diliburkannya sekolah selama satu bulan dan para warga yang sejenak beristirahat dari aktivitasnya sehari-hari seperti mencari ikan di laut atau berkebun. Setidaknya pemandangan ini terjadi di minggu-minggu awal Ramadan.
Sementara sekolah-sekolah di ibukota mengadakan kegiatan pesantren kilat, desa-desa penempatan PM tidak mau ketinggalan. Hampir di setiap desa penempatan PM di Halsel diadakan suatu kegiatan dalam rangka pesantren Ramadan. Penyelenggaraan pesantren Ramadan di desa-desa PM tahun ini cukup menarik, sebab hampir sebagian besar pesantren Ramadan yang diadakan bukan atas inisiatif PM dan bukan PM sendiri yang melaksanakannya. Hal ini bisa jadi menjadi awal kebiasaan yang baik sebagai suatu bentuk keberlanjutan yang ada di lingkup desa terutama dalam bidang pendidikan keagamaan.
Di desa Bajo misalnya, pesantren Ramadan yang dua tahun sebelumnya selalu diadakan oleh KKN UGM bekerja sama dengan Pengajar Muda, tahun ini dilaksanakan sendiri oleh OSIS SMAN 3 Bacan (OSIS). Pengajar Muda hanya menjadi pembimbing kegiatan tersebut. Suatu hal yang patut diapresiasi, sebab di tahun pertama Pengajar Muda ditempatkan, pesantren kilat Ramadan diadakan sendiri oleh Pengajar Muda. Hal yang cukup menarik lagi adalah mengetahui bahwa kegiatan ini adalah kegiatan besar yang pertama kali diadakan oleh OSIS. Sebelumnya, belum pernah ada kegiatan yang mereka laksanakan menelan biaya cukup besar dengan jumlah peserta yang cukup banyak dan mendatangkan pemateri dari luar.
Namun, pada kegiatan pesantren Ramadan tahun ini, OSIS berhasil menyelenggarakan kegiatan pesantren Ramadan selama tiga hari yang diisi dengan ceramah agama oleh ustad-ustad yang berasal dari Labuha, mengadakan berbagai lomba mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA seperti cerdas cermat dan hafalan Al-Qur’an serta mengadakan kegiatan buka puasa bersama warga di tiga masjid yang ada di sekitar desa Bajo. Kegiatan ini juga tidak mungkin terlaksana jika mereka tidak mendapatkan sejumlah bantuan dana dari pemerintah daerah kabupaten Halmahera Selatan melalui proposal kegiatan yang mereka ajukan sendiri. Selain pesantren Ramadan yang diadakan oleh pihak OSIS, perkumpulan mahasiswa desa Bajo juga direncanakan akan mengadakan kegiatan berbentuk panggung perlombaan.
Kemeriahan Ramadan disambut dengan cara yang lain di desa Belang-Belang. Desa yang sudah memasuki tahun keempat penempatan PM ini mengadakan dua kegiatan sekaligus dalam rangka menyambut Ramadan. Pertama, kegiatan pesantren kilat yang diinisiasi oleh salah seorang guru SD dan remaja Desa Belang-Belang. Pesantren kilat ini berisi ceramah agama di masjid oleh tokoh agama dan para pemuda yang sudah berkuliah. Sementara itu kegiatan kedua adalah kegiatan perlombaan yang diadakan selama lima malam. Kegiatan ini dilaksanakan oleh para pemuda dan remaja Desa Belang-Belang. Kegiatan perlombaan yang ada di desa ini cukup semarak, para pemuda berhasil mendirikan panggung perlombaan yang akan menampilkan peserta lomba Azan, lomba tarian (lalayon, gaba-gaba, poco-poco), lomba baca puisi, hafalan ayat pendek, peragaan busana muslim oleh anak-anak PAUD, cerdas cermat dan sebagainya.
Dengan dana yang minim, kegiatan ini dapat berlangsung dengan cukup sukses dan meriah. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai suatu bentuk keberlanjutan yang ditinggalkan oleh PM, terutama PM angkatan kedua yang ditempatkan di desa ini. Pasalnya, kegiatan ini sebelumnya pernah dilaksanakan oleh PM 3 Desa Belang-Belang, namun skalanya masih sederhana dan keterlibatan PM sangat banyak di sana. Pada tahun ke empat ini, Desa Belang-Belang sudah dapat dikatakan mampu melaksanakan kegiatan panggung Ramadan yang meriah atas usaha sendiri, PM yang bertugas di Desa Belang-Belang benar-benar hanya menjadi fasilitator misalnya ketika ada hal-hal yang perlu dipersiapkan atau dievaluasi.
Semarak pesantren Ramadan juga diadakan di desa Bibinoi, Waya dan Papaloang. Di desa Bibinoi, PM bekerja sama dengan Ikatan Remaja Bibinoi (IRBI) untuk mengadakan pesantren kilat tingkat SD/MI selama tiga hari di masjid Desa Bibinoi. Dalam kegiatan ini, PM hanya berperan sebagai inisiator dan seluruh kegiatan teknis serta bagaimana bentuk acara diserahkan dan dilaksanakan oleh IRBI.
Sementara itu di desa Waya, Forum Inspirasi Pelajar Waya (FIPW) mengadakan kegiatan pesantren Ramadan yang bertajuk ‘Safari Ramadan’ dalam bentuk yang beraneka ragam selama 6 hari. Kegiatan Safari Ramadan yang diinisiasi sendiri oleh FIPW ini memiliki beberapa rangkaian acara seperti belajar mengaji bersama, perlombaan disertai panggung hiburan serta kemah remaja yang mengusung tema ‘Pergaulan Remaja ’ di akhir kegiatan. Lagi-lagi ide pesantren Ramadan di desa Waya ini sepenuhnya murni berasal dari para pemuda desa Waya. PM yang ada di desa Waya hanya membantu mengarahkan kegiatan dan membantu mendorong dalam usaha pencarian dana agar kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik.
Peran PM yang tidak terlalu banyak dalam kegiatan pesantren Ramadan juga dialami oleh PM desa Papaloang. Persatuan Remaja Papaloang (Perpal) mengadakan kegiatan pesantren Ramadan selama beberapa hari dengan inisiatif sendiri. Mereka pun berusaha mencari dana sendiri baik datang ke pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten. PM yang ada di Papaloang juga hanya berperan sebagai pengarah dan pembimbing kegiatan pesantren Ramadan di sini.
Kegiatan pesantren Ramadan di desa-desa PM tahun ini menunjukkan bahwa keberlanjutan di tingkat desa sangat mungkin terjadi dengan melibatkan aktor-aktor lokal (local champions) yang ada. Walaupun masih dalam skala kecil dan masih banyak terdapat kekurangan di sana sini, kegiatan pesantren Ramadan yang diinisiasi dan dilaksanakan sendiri oleh para pemuda desa ini patut diapresiasi. Sebab, kegiatan – kegiatan ini menunjukkan kemampuan para pemuda desa untuk menggerakkan dan menjadi bagian perubahan bagi kemajuan pendidikan di desanya.
***
Ditulis oleh Avina Nadhila Widarsa, Pengajar Muda Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda