info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Laku Piwulang: Menelusuri Jejak-Jejak Pendidikan Kota Surakarta

16 Juni 2023

Merayakan Hari Pendidikan Nasional tahun 2023 ini, Indonesia Mengajar melibatkan berbagai pihak untuk turut berkontribusi bagi pendidikan di negeri ini. Salah satunya adalah dengan menyusuri perjalanan pendidikan di kota Surakarta bersama teman-teman dari Soerakarta Walking Tour. Dalam kegiatan yang bertajuk Laku Piwulang, Soerakarta Walking Tour (SWT) mengajak peserta tour untuk menelusuri jejak-jejak pendidikan di Kota Solo.

Soerakarta Walking Tour sendiri adalah komunitas yang terdiri dari sekelompok orang yang sangat mencintai sejarah. Mereka aktif mengadakan walking tour setiap minggunya untuk mengajak banyak orang menelusuri cerita sejarah di Solo sambil berjalan-jalan. Laku Piwulang diikuti oleh kurang lebih 25 peserta yang melaksanakan tour dengan bersepeda listrik. Salah satunya adalah lokasi tempat terselenggaranya Kongres PGRI pertama kali, yang sekarang sudah berdiri SMPN 10 Surakarta. Di kompleks sekolah tersebut, terdapat aula yang dulunya menjadi tempat guru-guru berdiskusi membentuk organisasi guru bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang tidak membeda-bedakan agama dan golongan. Semangat nasionalisme dan kepentingan bangsa lebih ditonjolkan dalam pembentukan PGRI. Para guru yang bergabung dalam wadah organisasi profesi tersebut, hanya memiliki tujuan untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Di lokasi tersebut juga berdiri sebuah tugu Monumen PGRI yang menjadi simbol penting bagi organisasi tersebut.

Selain menelusuri jejak awal mula kongres PGRI, Soerakarta Walking Tour juga mengajak peserta untuk melihat pendidikan yang lebih beragam seperti mengunjungi SMP Kasatriyan, sebuah sekolah yang khusus bicara tentang kebudayaan dan kesenian. Di lokasi ini, peserta diajak masuk ke dalam ruang kelas yang masih menggunakan arsitektur lama peninggalan Belanda. Selain itu, Soerakarta Walking Tour juga bercerita tentang pendidikan agama di Solo dan sistem beasiswa bernama Studiefonds jauh sebelum adanya beasiswa LPDP. 

Selain mengunjungi titik-titik dengan cerita pendidikan di Kota Solo, di akhir walking tour peserta juga diajak untuk mengikuti workshop menulis aksara jawa sebagai sebuah bentuk pelestarian budaya Jawa. Seluruh peserta mengakhiri sesi walking tour ini dengan makan siang bersama di titik keberangkatan awal. 

Sejarah sudah bercerita bagaimana perjuangan guru-guru melalui Kongres PGRI pertama di kota Solo untuk memastikan pendidikan dirasakan oleh semua kalangan sesuai dengan cita-cita: mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadi semangat yang harus dilanjutkan oleh generasi sekarang. Jika permasalahan pendidikan diibaratkan dengan makanan prasmanan– kita bebas mengambil porsi sesuai dengan keinginan dan kesanggupan, maka Soerakarta Walking tour sudah mengambil porsinya: berkelana dan bercerita. Laku Piwulang bisa menjadi sebuah gambaran bahwa kontribusi untuk pendidikan tidak melulu soal apa yang dilakukan tenaga pendidik. Aku, kamu, kita bisa menentukan mana porsi untuk turut kontribusi bagi pendidikan negeri ini. Selamat Hari Pendidikan Nasional!


Kabar Lainnya

Lihat Semua