info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Kunjungan Museum dan Perpustakaan "Aku Bangga jadi Mandar"

3 Juli 2014

MAJENE--Sebanyak 134 siswa dari 8 Sekolah Dasar (SD) di empat kecamatan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat berpartisipasi dalam kegiatan bertajuk Kunjungan Belajar Siswa/i Sekolah Dasar ke Museum Mandar & Perpustakaan Daerah Majene yang dihelat Lembaga Pendidikan Kota Tua (LPKT) Majene bekerjasama dengan Pengajar Muda VII Majene dari Indonesia Mengajar. Dalam kegiatan bertema “Aku Bangga Jadi Mandar” tersebut peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk mengikuti kegiatan yang diadakan secara paralel di Perpustakaan Daerah Majene dan Museum Mandar.

Acara dibuka oleh Kepala Perpusda Majene, Mithhar Thala Ali. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kegiatan-kegiatan sejenis yang bertujuan memperkenalkan perpustakaan sebagai wahana ilmu pengetahuan sekaligus menumbuhkembangkan minat baca anak. “Penting kiranya agar kegiatan seperti ini berjalan berkesinambungan agar untuk lebih meningkatkan minat baca anak.”

Rauf, siswa SDN 33 Buttutala, berkata senang berkunjung ke Perpusda Majene karena dapat melihat dan membaca banyak buku. Ketika ditanya buku apa yang paling ia sukai, siswa kelas V ini menjawab, “Suka baca buku cerita,” ujar Rauf sembari memegang buku cerita dwi bahasa Indonesia-Inggris di tangannya. Puas melihat ribuan buku dan arsip daerah di perpustakaan, Rauf dan sejumlah peserta lain beranjak ke Museum Mandar yang letaknya tidak jauh dari Perpusda Majene.

Di Museum Mandar, peserta berkeliling ditemani pemandu. Sedikitnya seratusan koleksi, mulai dari miniatur beragam jenis sandeq (perahu suku Mandar) & rumah adat, busana adat, perhiasan, artefak, naskah kuno, dokumentasi foto, hingga binatang yang diawetkan menjadi bagian dari koleksi museum yang berdiri sejak tahun 1984.

Salah seorang peserta dari SDN 30 Ulidang, Anriani, antusias bertanya mengenai salah satu koleksi terkenal dari Museum Mandar, yakni ular piton sepanjang lima meter. “Ular itu diawetkan secara tradional menggunakan kapur, bukan dengan bahan kimia. Karena itu kondisinya masih utuh dan tidak rusak,” jelas pemandu menjawab pertanyaan siswa kelas VI tersebut.

Di akhir kunjungan, Kepala Museum Mandar, Fahmi, berharap kegiatan ini dapat memupuk rasa cinta dan bangga terhadap budaya Mandar di dalam diri siswa. Selain itu, juga membuka wawasan terhadap produk-produk kebudayaan di Indonesia, khususnya di Tanah Mandar. Selain siswa, kegiatan kunjungan perpustakaan dan museum ini juga diikuti oleh sejumlah guru yang menemani peserta. Salah seorang guru yang menemani siswa-siswi dari SDN 30 Ulidang mengaku sebelumnya belum pernah berkunjung ke museum. “Nanti pulang saya mau membagi pengetahuan yang saya dapat di Museum Mandar kepada murid-murid,” ujarnya bersemangat.

Di penghujung acara, Anita Mayangsari, perwakilan panitia mengaku senang bisa berperan dalamupaya meningkatkan minat baca anak-anak di Majene. “Saya dan teman-teman dari LPKT Majene merasa sangat bangga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Karenanya saya ucapkan terima kasih atas dukungan segenap pihak yang telah berkontribusi bersama, Pemda Kab. Majene, Dinas Perhubungan, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Kepala Perpusda, Dinas Pendidikan, terima kasih atas bantuan yang diberikan.”

Ia juga salut terhadap antuasiasme peserta & guru-guru yang terlibat aktif dari awal hingga akhir kegiatan. “Terkhusus kepada seluruh peserta. Ada peserta paling jauh dari SDN 33 Buttutala yang berjarak dua jam perjalanan ke Majene. Tapi sampai akhir acara mereka masih tetap semangat,” tutur gadis yang juga pengajar Bahasa Inggris di LPKT.

(HB/Pengajar Muda angkatan VII Majene, tahun 2013-2014)


Kabar Lainnya

Lihat Semua