Anak Sangihe Kembali jadi Finalis KWN-Panasonic
24 September 2012Kebetulan tidak datang dua kali. Tahun ini karya anak-anak di SDN Kalama nun jauh di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara sana kembali terpilih menjadi finalis nasional Kid Witness News (KWN) Panasonic 2012, mengulang prestasi serupa tahun lalu di ajang yang sama. KWN adalah kompetisi film dokumenter pendek untuk anak usia 10-15 tahun.
KWN tahun ini mengangkat tema ‘Uniknya Duniaku’. Siswa-siswi SDN Kalama memanfaatkan kesempatan ini untuk menceritakan pulau mereka yang kaya akan berbagai potensi sumber daya alam namun di sisi lain memiliki keterbatasan fasilitas dalam naskah berjudul Aku dan Pulau Kalamaku.
Awal September lalu panitia mengabari Hendy, Pengajar Muda yang ditempatkan di SDN Kalama bahwa naskah mereka terpilih menjadi salah satu finalis, menyisihkan ratusan karya lainnya. Sebagai finalis, dua murid yaitu Anggita Megiarti Kasukung dan Anjelike Mendome beserta Hendy sebagai guru pendamping berhak mengikuti workshop di Jakarta.
Awalnya sempat ada kendala. Panitia kesulitan menghubungi Hendy karena ketiadaan sinyal di Pulau Kalama. Kabar itu baru sampai ketika Hendy kebetulan pergi ke ibukota Sangihe, Tahuna sehari sebelum jadwal keberangkatan ke Jakarta. Hendy pun tak patah arang walau menyiapkan keberangkatan ke Jakarta dari Kalama dalam waktu singkat bisa dibilang misi hampir mustahil.
Untuk bisa sampai ke ibukota, dari Kalama mereka perlu naik speedboat selama 2 jam ke Tahuna, disambung menumpang kapal feri ke Manado selama 6 jam, kemudian terbang ke Jakarta selama 3,5 jam. Padahal, belum tiket perjalanan yang sudah dipastikan.
Untunglah mereka mendapat uluran tangan banyak orang yang bahu membahu menyiapkan keberangkatan ke Tahuna. Mulai dari seorang pemilik speedboat yang mau menjalankan perahunya hingga istri Bupati Sangihe yang mengupayakan tersedianya kursi pesawat ke Jakarta pada penerbangan terakhir dari Manado.
Ketika akan berangkat, seisi kampung larut dalam euforia dan ikut mengantarkan mereka sampai ke pantai. "Orang tua murid ada yang bilang ke anaknya agar sekolah yang pintar seperti Megi dan Anjeli. Banyak orang dewasa yang belum pernah sampai Jakarta, malah kedua anak ini sudah mendahului mereka," kata Kepala SDN Kalama, Aminah Tupelu yang turut mendampingi ke Jakarta.
Workshop sudah berakhir, sudah selesai pula waktu mereka berada di Jakarta. Kini saatnya kembali ke Kalama, pulau mereka yang kaya namun masih butuh banyak usaha untuk mengembangkannya.
Salah satunya adalah dengan mengabarkan kepada dunia bahwa banyak pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan, termasuk mengembangkan sumber daya manusia agar bisa memaksimalkan potensi sumber daya alam Pulau Kalama.
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda