Terjerumus sebagai Pengajar Muda

ZihniIhkamuddin 14 Desember 2015

Teringat ketika saya telah lulus dan menyandang gelar "sarjana" saya bingung mau kemana, kemudian saya melarikan diri ke pare dengan alih ingin belajar bahasa inggris. Ketika saya menempuh pendidikan di salah satu lembaga, sahabat saya Nugraha Ridho Ikhsani​ memberi tahu saya tentang informasi perekrutan Indonesia Mengajar. Karena tak ingin berstatus penangguran terlalu lama, langsung saja saya mendaftar di Indonesia Mengajar, setelah itu, barulah saya cari tau apa itu indonesia mengajar melalui you*ube.com, disini saya tau kalau saya harus menjadi guru SD muncul di benak saya "Aduh, sama anak kecil aja males, gimana mau ngajar".

Tepat 1 Januari, setelah merayakan pergantian tahun baru di puncak Kawah Ijen bersama teman-teman Elfast One, saya mendapatkan email lolos tahap pertama seleksi IM. Hingga pada akhirnya pengumuman lolos tahap Tiga, tes kesehatan. Saya bingung bukan kepalang, "aduh gimana ini mau ngajar anak - anak, sedangkan background pendidikan saya adalah Ilmu kelautan."

Setelah melawati jalan menanjak masalah perijinan, akhirnya saya diperbolehkan, dengan tujuan awal adalah berbagi untuk pelosok negeri. 

April - Juni adalah waktu saya ditempa di pelatihan Indonesia mengajar bersama 74 orang peserta lainnya. Pelatihan metode belajar kreatif, manajemen sekolah, fisik, makanan, sosial, dsb. yah semacam simulasi di penempatan. "Tepuk kasih sayang untuk tim fasil PM X! :)"

How about my fear? yah selama dipelatihan sering saya bertanya dan konsultasi ke teman-teman Pengajar Muda dan fasilitator. Apa itu sebenarnya IM, boleh dibilang saya adalah anak paling polos tentang apa itu IM. Bagaimana tidak? saya tau apa itu IM baru bulan Desember 2014 sedangkan teman saya yang lain jauh jauh sebelum itu. 

Tepat tanggal 14 Juni 2015, tim siap di berangkatkan. Saya mendapatkan tempat di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Pulau Nusa. Apakah saya tau pulau Nusa itu dimana atau bagaimana masyarakatnya ? tidak! setelah berpamitan dengan para sahabat dan keluarga yang mengantar ke bandara. Saya mantapkan diri lagi, agar saya tidak terjatuh dalam rasa haru untuk meninggalkan pulau jawa tercinta.

Perjalanan dimulai dari Jakarta - Manado - Tahuna - Peta - Pulau Nusa (WELCOME!!).  

******** masih rahasia :P 

Sekarang tak terasa Bulan Desember telah tiba, dan tepat 6 Bulan saya disini. Disekolah, saya menjadi guru mereka. tapi bagi saya, apakah itu makna sebenarnya saya disini? TIDAK. Anak - anak inilah yang sebenarnya yang menjadi guru, tanpa henti mereka selalu miminta saya untuk memberi les tambahan, mau tidak mau saya harus belajar lagi tentang materi SD, bahkan hampir setiap hari saya belajar disiplin oleh anak-anak yang tidak bisa baca jam, dan masih banyak lagi. 

Sekarang cuma satu rasa takut yang tertinggal. "Kuatkah saya meninggalkan lokasi penempatan ini ?". Terkesan syahdu ya hahaa, yah tapi memang seperti itulah sekarang. 

6 bulan yang lalu, Saya yang tidak suka anak kecil, SEKARANG ? mereka adalah bagian dari hidup saya.

6 bulan yang lalu, Saya cuma sebatang kara di desa, SEKARANG ? saya punya keluarga baru di desa.

6 bulan yang lalu, Gadget adalah alat mainan yang tak pernal lepas, SEKARANG ? alat panah ikan adalah mainan berburu di pulau. dan masih banyak lagi. :)

Mendapatkan kesempatan mengajar selama 1 tahun di pelosok negeri, adalah kebanggaan tersendiri bagi saya suatu hari nanti. Disini, enam bulan di penempatan saya bersyukur kepada ALLAH SWT karena telah memberikan jalan belajar yang terbaik bagi hambanya dan tentunya Indonesia Mengajar yang telah mempercayakan saya sebagai Pengajar Muda.

Bismillahirrahmanirrahim, saatnya buka lembaran baru untuk 6 bulan kedepan!

#Zihni Ihkamuddin

#PengajarMudaX

#Indonesia mengajar

#SDN Inpres Nanedakele

#Pulau Nusa

#Kabupaten Kepulauan Sangihe


Cerita Lainnya

Lihat Semua