“I’m Japanese (Javanese)!”
Yuri Alfa Centauri 12 April 2012Alkisah, suatu hari di pulau Matutuang, dengan bahasa Inggris gw yang pas-pasan:
“Sorry, I can’t speak Indonesia”, si ibu berkata,
“oh sorry mom, I think you are the people of Matutuang, are you Philippines?”gw tanya
“yes of course, and you?”, dia balik bertanya
“I’m Javanese!”, gw jawab. “Owh, ‘japanese’, yes, yes, I can see it from your!”
And then, gw pun Cuma bengong dan mengiyakan saja, ternyata gw keserimpet huruf “V” dengan “P”, seperti biasaaa! orang sunda.
Akhirnya gw dikira orang Jepang sama sekelompok orang Filipina yang kebetulan sedang mampir ke pulau. Matutuang, pulau ini boleh saja menjadi pulau yang sangat kecil yang berada di tengah lautan, jauh dari daratan besar, tetapi banyak hal yang tidak terduga terjadi disana.
Beberapa masyarakat mampu berbahasa inggris, bahkan tidak usah susah-susah mencari pengajar bahasa inggris, sudah ada dua orang guru honorer lokal yang mampu berbahasa inggris dengan baik, satu menjadi guru agama dan satunya memang menjadi guru bahasa inggris.
Dari segi bahasa, disana digunakan 5 bahasa, yakni: Sangir (paling banyak digunakan), bisaya dan tagalog (masyarakat dari filipina, dan masyarakat sangir yang telah lama tinggal di Filipina), Indonesia logat Manado (orang-orang menyebutnya bahasa Manado Pasar), serta inggris (digunakan oleh masyarakat yang datang dari Filipina jika berkomunkasi dengan orang asing/orang dari luar pulau yang tidak bisa berbahasa sangir).
Apa sebabnya di pulau (yang bahkan di peta untuk sekolah jarang terpetakan, sehingga sering murid bertanya, “dimana torang tinggal pa guru?, dimana pulau matutuang nyanda ada/tidak ada di peta?”) ini ada yang dapat berbahasa inggris? Sebabnya adalah, tidak dapat dipungkiri bahwa pulau ini berada di kluster perbatasan, yang lebih dekat dengan negara tetangga, dan kebetulan disana bahasa inggris menjadi bahasa pengantar kedua, setelah Tagalog, yang (setau saya) wajib digunakan, sehingga siswa-siswi disekolah umum disana telah belajar bahasa inggris sejak kecil dan terbiasa menggunakannya.
Terlepas dari hal tersebut diatas, siapapun dapat berbicara bahasa apapun, asalkan mau mempelajarinya.
Orang Sangihe, orang Filipina dan satu orang Sunda Jawa ini berbagi ruang didalam suatu lingkungan kecil dan berbaur untuk menjalin komunikasi yang baik serta menjadi komunitas yang satu. Damai.
Yuri Alfa Centauri
Pulau Matutuang, 14 November 2011
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda