Bunga dan Rangkaian kata-kata yang Hangat

Yuri Alfa Centauri 10 Mei 2012

“Cinta adalah...sebuah tanda untuk selamanya, yang menghadapi badai dan tak pernah goyah” Shakespeare

Bunga dan rangkaian kata itu disampaikan disaat yang tepat, apakah berarti aku dimengerti?apakah kondisiku dipahami?

Terkadang perasaan sentimentil muncul, marah, kesal, tertekan, frustasi, muak, bosan, bingung, atau rindu akan sesuatu hal. Mungkin karena merasa melakukan sesuatu yang salah sehingga tidak mencintai dengan benar!?

Terlepas dari prasangka tersebut, didapat satu kebahagiaan dan semangat yang terdorong ke permukaan, menghilangkan penat dan beban ditubuh ini.

Rasanya kami seperti telah menyatu, hingga mengetahui satu sama lain.

Terima kasih siswa-siswi SD ku atas rangkaian bunga dan kata-katanya. Semua itu telah menjadi letupan semangat saat diri ini jatuh kedalam “pelukan kesendirian” dikala sakit.

Dan jika suatu saat kita mencintai dengan benar, bila kita sungguh menemukan hal yang kita impikan, hal itu akan mengingatkan kita, mungkin hanya sekilas, mungkin selamanya, bahwa pengalaman ini, kawan-kawan disamping kita dan mereka, siswa-siswi, adalah sesuatu yang mengagumkandan akan dirindukan.

Yuri Alfa Centauri,

Matutuang, 14 Maret 2012

Anak-anak kira, saya sakit karena mereka dan inilah kata-kata mereka:

“Pa guru yang baik, maafkan kami sudah berbuat kesalahan besar yang membuat sakit pa guru” dari kelas empat, surat ini untuk dibaca.

Kemudian mereka pun melantunkan:

“Bapa Kami yang ada Di Sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, Datanglah Kerajaanmu, jadilah kehendakmu dibumi seperti di Sorga,berikanlah kami makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kesalahan Kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami kedalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan Kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin”

Anak-anak yang lainya, dalam waktu bersamaan:

“Alhamdulillahhirobbil alamin, arrohmanirrohim maalikiaumiddin, iyyakana’budu waiyya kanasta’in, ihdinasyirotol mustakim, sirottolladzina an amtaAlaihim, Ghairil magdu bialaihim, waladhooollin. Amin”


Cerita Lainnya

Lihat Semua