ulangtahun
Yunita Fransisca 13 Maret 2011mungkin itu beberapa ucapan yang sering saya terima apabila berulangtahun. Hari dimana saya selalu menganggap diri saya menjadi ‘queen of the day’. Hari dimana saya merasa sangat spesial karena mengalami hari yang spesial bersama orang-orang spesial (ya, kamu yang di sana, kamu juga, kamu tentu saja, dan kamu yang sedang membaca post saya ). Oleh karena saya menganggap hari ulang tahun adalah sesuatu yang spesial, maka saya pun mengistimewakan orang-orang yang sedang berulangtahun *berharap diperlakukan yang sama. Pokoknya saya cinta hari ulang tahun!happy birthday! bonne anniversaire! Selamat hari lahir!
*
Kalau saya cinta dengan hari ulang tahun, berbeda dengan murid-murid saya. Bukannya mereka tidak menyukai hari ulangtahun, mareka hanya tidak mengenal konsep peringatan hari lahir. Tidak heran bagi saya. Tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu kapan tepatnya mereka lahir. Well, that’s quiet sad. Birthday is a special day no matter how you celebrate it or even you celebrate it or not. Especially for kids. Meski begitu, anak-anak tahu peringatan maulid Nabi Muhammad. Mereka antusias sekali menyambut peringatan maulid di sekolah kami. Sejak beberapa hari sebelum peringatan maulid, mereka terus-terusan bertanya kapan acara tersebut diselenggarakan. Tidak perlu membayangkan bagaimana repotnya sekolah kami menyiapkan acaranya. Tidak perlu membayangkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk penyelenggaraan acara ini. Acara Maulid Nabi sekolah kami dimulai dengan sambutan dari pak kepsek, lalu pembacaan shalawat dan pujian-pujian yang dipimpin oleh guru agama dan beberapa orang siswa diikuti oleh semua hadirin yang terdiri dari siswa sekolah kami dan guru-guru. Setelah itu, guru agama memberikan ceramah dan memimpin doa. Acara pun diakhiri dengan makan bersama. Setiap anak membawa makanan sendiri, sedangkan guru-guru telah disiapkan makanannya oleh ibu warung sekolah: semangkuk soto banjar. Hari itu, saya belajar. Perayaan hari ulangtahun (dalam kesempatan ini Nabi Muhammad) tetap terasa istimewa walaupun diselenggarakan dengan sangat sederhana. Esensi, bukan eksistensi. Di atas bangunan panggung berlantai dan berdinding kayu ulin itu pun kami merayakan kelahiranmu, ya Muhammad. Dengan sangat sederhana, tapi tentu saja tetap bermaknaCerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda