"karena Ikbal juara ibu :')"
Yunita Fransisca 16 April 2011
Sekolah tempat pelaksanaan olimpiade sains itu begitu megah. Bangunan beton dua lantai, aula, lapangan beralaskan konblok, taman yang terawat, berbeda 360 derajat dengan sekolahku. Siswa-siswa nya berpakaian rapi, bersepatu hitam bersih dari lumpur. Wajah-wajahnya terlihat jarang terpanggang sinar matahari. Ikbal menatap mereka dengan gugup. Memang, dibandingkan mereka, wajah Ikbal hitam memerah tanda sering terpanggang sinar matahari. Di sepatunya ada bercak-bercak lumpur peninggalan sekolah kami yang becek karena hujan. Ekspresi mereka pun terpancar kepercayaan diri, siap mengikuti olimpiade.
"Ga usah minder. Ga ada bedanya kemampuan anak kota sama yang tinggal di desa. Toh juga buktinya Ikbal di sini, sama seperti mereka: mewakili kabupaten paser untuk lomba se-kalimantan timur. Jadi ga ada yang tau siapa yang lebih bisa sampai nanti hasilnya keluar." Kataku sambil tersenyum. Ikbal hanya tersenyum tipis lalu menunduk. Hening.
Saatnya tiba. Ikbal kuantar masuk ke dalam ruangan, mengawasinya menyiapkan alat2 tulis. Kuambil kartu pesertanya yang masih tergeletak di atas meja. Kukalungkan kartu peserta di lehernya sembari merapikan kerahnya.
"Ikbal pasti bisa. Menang atau kalah, Ikbal tetap juara. Karena Ikbal juaranya Ibu..."
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda