info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

meet my new family

Yunita Fransisca 24 November 2010
Sudah 14 hari saya merantau ke Kalimantan Timur. Sudah 11 hari pula saya tinggal di sebuah desa multi suku bersama keluarga asuh. Saya tinggal di rumah sebuah keluarga berdarah Jawa. Ayah asuh saya adalah seorang karyawan yang bekerja di ibu kota kabupaten. Ia merantau ke Kalimantan Selatan dan akhirnya menetap di Kalimantan Timur. Ia sosok yang pendiam, tidak banyak berbicara, tetapi sangat ramah. Ia senang mengisi waktu luangnya dengan menonton bola (klub favoritnya adalah AREMA), mengutak-atik peralatan elektronik dan listrik yang ada di rumah, atau merawat motornya. Kesunyiannya akan pecah apabila diajak berbicara mengenai politik, baik lokal maupun daerah. Lulusan STM ini dulunya pernah bercita-cita masuk UGM mengambil teknik elektro, sayangnya tidak berhasil. Ibu asuh saya adalah seorang guru honorer di SD tempat saya mengajar. Saat ini, ia sedang meneruskan kuliah S1-nya di Universitas Terbuka Tanah Grogot, Kaltim. Ibu asuh saya adalah orang yang periang dan aktif dalam berbagai kegiatan di berbagai organisasi: pembina Pramuka, koperasi, BPD (Badan Permusyawarahan Desa), dan pengajian. Hal ini membuat ibu asuh saya populer di antara warga desa. Bila saya sedang pergi bersama Ibu, maka sepanjang jalan selalu ada yang menyapa. Jaringan pergaulannya tersebar hingga lintas desa. Ibu saya merupakan keluarga transmigran Jawa yang pindah ke desa yang saya tempati sekarang ketika ia berusia 3 tahun.  Bahasa dan aksen bicara Jawanya masih sangat kental walaupun besar di Kalimatan. Mungkin karena lingkungan rumahnya sebagian besar  terdiri dari para transmigran Jawa. Orangtua asuh saya memiliki dua orang putra. Anak pertama mereka duduk di kelas 2 SMP dan bersekolah di Malang, sedangkan anak kedua mereka duduk di kelas 3 SD dekat rumah. Indra, nama anak kedua itu. Sosok yang mudah bergaul, sangat aktif hingga sering kali membuat orang di sekitarnya kesal, sekaligus sangat care terhadap orang di sekitarnya. Butuh waktu untuk bisa memahami dan luwes bergaul dengan Bos, panggilan saya untuknya. Saya pun masih dalam proses melakukannya :) Keluarga besar Ibu tinggal tidak jauh dengan rumah baru saya. Bahkan rumah adik Ibu dan Mbah (ibunya Ibu) berada di sebelah rumah kami. Oleh karenanya, saya mengenal keluarga besar Ibu. Mereka sering datang berkunjung ke rumah adik Ibu dan Mbah. Keluarga besar Ibu sangat ramah. Mereka sering mengundang saya datang ke rumah mereka, baik sekadar ngobrol ataupun menyantap makanan yang mereka buat. Dengan keluarga besar baru ini, saya belajar memasak, berbahasa Jawa, dan akan belajar mengendarai motor. Paling tidak, ketika setahun lagi pulang ke rumah sebenarnya, saya sudah bisa membuat masakan yang sesungguhnya (bukan hanya mi instan dan nasi), berbincang dengan penuh gaya menggunakan bahasa Jawa dan Pasir, serta bisa membonceng adik saya ke sekolah dengan motor :D 11 hari tinggal, rasanya sudah sebulan lamanya. Semoga saya kerasan di sini :)

Cerita Lainnya

Lihat Semua