info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Selamat Hari Kartini ibu dan anak-anakku....

Yunita Ekasari 1 Mei 2011
21 april 2011... Puluhan tahun silam di tanggal yang sama lahirlah seorang perempuan yang membawa perempuan Indonesia ke tempat yang lebih terang. Siapa yang tidak kenal dengan wanita tangguh itu,siapa yang tidak kenal dengan perempuan bangsawan namun bersahaja itu, R.A Kartini. Ketika aku menuliskan 21 April di papan tulis di kelas tiga, Wawan langsung berteriak “ini kan hari kartini bu”. Wah, great Kids kataku dalam hati. Ya, hari ini hari hari kartini kataku. Mau gak kita ngenang jasa-jasa beliau? “maaaaauuuuuuu buuuuu” Sorak mereka dengan serempak. Hari sabtu kalian bawa pensil berwarna ya,kita lomba mewarnai yuk. Horreeeeeeeeeeeeeee. Seperti biasa mereka selalu heboh dengan hal-hal yang baru. Tapi, aku punya rencana lain untuk anak kelas empat. Ada sebuah ruangan kecil disamping ruang kelas satu dan dua yang sering digunakan sebagai ruang guru. Namun, ruang guru itu kini sudah sangat jarang digunakan. Dengan meminta ijin terlebih dahulu, aku diizinkan menggunakan ruangan tersebut. Ada sedikit buku, poster-poster tentang transportasi, rumah adat, tarian adat di Indonesia dan bahan-bahan mading yang kubawa dari rumah spesial untuk mereka di kelas empat. Mengapa kelas empat? Karena kelas empat lah yang paling “gede” di sekolah ini. Di hari kartini akan kuperkenalkan mereka tentang mading dan perpustakaan mini untuk sekolah kami yang “mini”. Kubagikan kertas yang akan diwarnai di kelas tiga. Aku ke kelas empat yang hanya di sekat dengan papan. Ku ajak mereka ke ruangan mini. Disana ada karpet merah berukuran setengah meter, dan bahan-bahan mading lainnya serta ada buku-buku yang berjumlah sekitar 15 buah. Dengan penuh antusias mereka.... “waaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh” “ini semua untuk apa bu?” Aku tak menjawab.. Aku bertanya kepada mereka “siapa yang mau bertanggung jawab sebagai pustakawan?” Tapi...pustakawan itu apa bu? Rio mengacungkan tangan..”saya ajalah bu, tapi saya boleh gak punya pengawal?” Hmmmmm,,,”boleh” jawabku sambil senyum “gimana kalau fahim dan wayan yang jadi pengawalnya bu?” “ya,,tentu saja..terserah kamu” Ku ceritakan sedikit tentang tugas pustakawan itu, dengan sigap mereka menjalankan tugas, mendaftar buku-buku yang ada dan menomori buku-buku tersebut. Si Adi dan fahim sedang sibuk melihat-lihat poster-poster itu. Aku meminta mereka untuk menempel poster-poster itu di dinding ruang kecil ini. “Nah, karpet merah ini untuk apa bu?”, tanya ida. Aku hanya senyum sok misterius...jiaaaahhhh.... Nah, sekarang itu kita mau bikin mading. Mading?? Mading?? Mading?? Apa itu bu?? “Mading itu majalah dinding” jawabku ringan. Kalian tahu kan “majalah”? “Gak bu” jawab mereka. Ok..aku menecritakan tentang apa mading itu. Tapi mereka memang luar biasa. Kreativitas dan imajinasi mereka juga tidak kalah. Mereka sepakat bahwa mereka akan mengisi mading mereka dengan puisi, gambar-gambar, lagu nasional, lagu daerah, kamus mini bahasa inggris dan juga sekedar tentang informasi ilmu pengetahuan. Mereka berebut untuk mengisi mading mereka. Sepulang sekolah, mereka tidak langsung pulang tapi membantuku berbenah buku-buku, menempel mading dan juga membersihkan ruangan itu. Yah, ruangan itu tidak berubah menjadi ruangan yang luar biasa. Hanya ruangan kecil yang sederhana namun semoga ruang kecil ini dapat menjadi jendela dunia bagi mereka. Selamat hari kartini anak-anakku. Semoga semangat juang Kartini tertluar pada kalian. Dan kelak suatu saat kalianlah yang menghentikan kegelapan yang kalian hadapi selama ini. Dan untuk tiga orang kartini tangguh sedikit curahan hatiku bagi mereka... Selamat Hari Kartini.... Kartini, seorang wanita yang lahir puluhan tahun silam. Dimana, hari ini 21 April diperingati setiap tahunnya sebagai hari kartini. Mengapa kelahirannya begitu diingat oleh setiap lapis bangsa ini?. Itu karena perjuangannya, perjuangannya yang membawa kaum wanita ke tempat yang bercahaya. Konon katanya, dahulu kaum perempuan tidak dibiarkan untuk bisa pintar, sejajar dengan kaum pria. Namun, dialah sosok yang mematahkan impresi-impresi banyak orang bahwa perempuan tidak sederajat dengan para pria. Kartini dikenang karena perjuangannya, kegigihannya memberantas kebodohan. Karena ketulusan beliau pula lah maka terbitlah sebuah buku “Habis gelap, terbitlah terang”. Beliau sungguh perempuan istimewa yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Kebanggaan akan sosoknya tidak pernah berhenti sampai kapanpun. Banyak perempuan negeri ini belajar darinya. Saya pun banyak belajar dari ibu, tentang perjuangan yang sesungguhnya, kegigihan yang nyata. Pepatah “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” saya temukan di sosok ibu. Ketika pertama kali ke sekolah ini dan bertemu dengan ibu saya seperti merasa menemukan sosok kartini masa kini yang sesungguhnya. Kesederhanaan dan kebersahajaan ibu yang saya temui selanjutnya semakin menguatkan citra kartini ibu kepada saya. Tidaklah berlebihan, apabila saya menjuluki ibu sebagai kartini bangsa ini. Yang sering saya temui kebanyakan dari ibu-ibu di luar sana adalah ibu-ibu yang memikirkan keluarga dan karir mereka. Ya, itu adalah hal yang wajar karena setiap wanita memiliki naluri untuk memikirkan keluarga. Tapi ibu? Ibu bahkan lebih hebat dari mereka, karena ibu tidak hanya memikirkan  keluarga, tapi juga sekolah ini dan anak-anak itu. Bahkan ibu tidak mengharapkan apapun balasan dari mereka. Mereka yang terdidik karena ibu. Maka, biarkanlah nanti di masa depan, anak-anak didik ibu mengidolakan ibu sebagai sosok kartini mereka. Sosok kartini yang membawa mereka ke alam pencerahan. Yang saya dan mereka yakini bahwa perjuangan dan kegigihan ibu dalam memberantas kebodohan di desa ini tidaklah mudah. Betapa banyak tantangan yang harus dihadapi dan dilalui. Namun, ketulusan ibu selalu menguatkan ibu. Dan izinkan saya mengucapkan selamat hari kartini. Semoga, dari ibu akan lahir kartini-kartini di masa depan yang kelak akan melanjutkan perjuangan ibu di sekolah ini. SELAMAT HARI KARTINI IBU DAN ANAK-ANAKKU

Cerita Lainnya

Lihat Semua