info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

nasib malang mas RPP perdana

Yunita Ekasari 16 Januari 2011
Hari ini saya resmi (cieeeee.....) menjadi wali kelas 2 di sekolahan cabang, setelah melalui proses yang cukup panjang (jadwal yang tidak jelas di sekolahan induk, sehingga aku tak pernah membuat RPP sebelum pelajaran dimulai karena kau tak tahu aku besoknya harus mengajar apa, diskusi panjang dengan kepala sekolah agar merelakanku untuk mengajar di kelas jauh yang keadaannya cukup darurat)saya kini menjadi wali kelas. Saya punya  delapan belas sahabat hebat di kelas dua, mulai dari yang paling cerewet hingga yang paling pendiam dan pemalu. Oke....mereka semua hebat-hebat pikirku. Aku ingin menjadi sahabat guru terbaik yang pernah mereka miliki, itu niatku sebelum menjalani amanah ini . Aku berniat untuk menuliskan RPP sebelum aku bertemu mereka keesokan harinya. Malam itu aku begitu semangat menuliskan RPP matematika dengan tema perkalian. Aku buat perencanaan sekreatif mungkin, mencoba untuk menerapkan metode konstruk dalam RPP itu.  Baru kali ini aku membuat RPP berjam-jam. Hehehehehehehehe. Aku cukup puas dengan RPP malam itu. Aku menamakannya mas RPP perdana, semoga engkau bermanfaat besok batinku. Aku bergegas ke sekolah. Aku tak sabar bertemu dengan mereka, anak-anak hebat walaupun dengan semua keterbatasan, mereka tak pernah cemburu dengan kehidupan anak-anak lain yang lebih beruntung di luar sana, mereka juga tak pernah protes dengan keadaan mereka walaupun ruang kelas mereka seperti ruang barak darurat yang itupun harus disekat lagi sehingga ruang gerak mereka menjadi sempit. Selain itu lagi mereka juga harus bersabar bergantian memakai ruangankarena  adik-adik mereka yang masih duduk di kelas satu memakai ruangan yang sama. Sungguh miris.... ****************** Di kelas....... Ku jalankan sesuai dengan RPP ku pada kegiatan awalnya dengan bernyanyi. Yeah, mereka cukup antusias. Alhamdulillah satu langkah berhasil kulewati. Langkah berikutnya di kegiatan inti aku memberikan contoh-contoh perkalian, berkali-kali ku ulang namun sepertinya mereka ora mudeng sama sekali. Mereka memasang wajah kebingungan bahkan ada yang tertawa karena tak mengerti. Aku buat contoh sesederhana mungkin. Contohnya begini 2 X 3 = 3 + 3....aku bertanya kepada mereka disini angka tiganya ada munculnya berapa kali?? Mereka menjawab dua kali bu. Aku berikan lagi contoh 3X4 =  4+4+4...Empatnya ada berapa disini?? Tanyaku lagi...Mereka menjawab lagi  tiga kali bu...Waw, aku pikir mereka semua telah paham dengan arti dari perkalian. Setelah itu aku mencoba untuk memberikan mereka tes dengan menuliskan angka-angka perkalian sederhana. Aku meminta mereka untuk menuliskan di buku mereka masing-masing. Aku kemudian berjalan menghampiri mereka satu persatu. Hasilnya cukup mengagetkan. Bahkan ketika aku bertanya 4X1 pun mereka tidak bisa untuk menjabarkannya. ORAAAAAAAAA MUDEEEEEEEEEEEEENG BU, teriak mereka...... Wahhhhhh.....kebanting deh,,,tidak sesuuai lagi dengan isi nya mas RPP perdana. Ku jelaskan berulang-ulang mereka tidak juga mengerti. Padahal di indikator Mas RPP perdana bertuliskan siswa mampu memahami perkalian adalah penjumlahan yang berulang. Sampai waktu pelajaran hampir habis dan mereka harus pulang aku masih menjelaskan kepada mereka satu per satu soal-soal yang ku tulis di papan kapur kecil itu. Hari itu seharusnya mereka belajar IPS juga, tapi karena perkalian telah menyita waktu mereka, hari itu mereka tidak belajar IPS. Huaaaahhh,, Mas RPP perdana hanya sampai pada kegiatan inti gak sampai ke kegiatan akhir apalagi ke tahap penilaian...Nasib malang RPP perdana...gak kesampaian.. Anehnya, mereka masih bersemangat berkata “BU...BESOK NGULANG PERKALIAN LAGI YAH BU” Aku menahan tawa dan mengerutkan alis sambil memandang mereka, waw...Mas RPP perdana aja gak berhasil untuk hari ini gimana besok nak... Satu hal yang dapat kurasakan mereka memang pantang menyerah, walapun awalnya mereka menganggap ini sulit tapi tak sepatah kata pun aku mendengar kata susah dari mulut-mulut mungil mereka. Sejak hari itu berniat untuk tidak muluk-muluk membuat RPP. Aku tidak ingin nasib malang Mas RPP perdana terulang di adik-adik Mas RPP perdana. Aku juga lupa kalau mereka belum lancar baca dan tulis. Maafkan aku sahabat-sahabat kecilku yang belum terlalu memahami realita yang ada. Terima kasih untuk pelajaran dan latihan saabar kali ini...

Cerita Lainnya

Lihat Semua