dear indra dan melisa

Yunita Ekasari 28 Juli 2011
Dear melisa dan indra... Belum lama aku mengenalmu. Ya kalian adalah dua dari anak-anakku. Kalian,adalah bagian dari pembeli impian atas impian-impian yang aku jual selama ini. Dan aku akan terus menjual impian-impian kepada kalian paling tidak hingga empat bulan lagi. Yang sangat aku sesali, mengapa begitu terlambat mengenal kalian? mengapa baru sekarang? Mengapa tidak dari dulu saja? Oh dear,kalian semakin membuatku berat meninggalkan tempat ini. Kalian menambah daftar kenangan yang akan tersimpan dengan baik dan rapi dalam long term memoriku. Dear Indra.. Kamu anak lelaki yang membuatku jatuh cinta di hari pertama tahun ajaran baru ini. Kamu menyebut namamu dengan tersipu malu sambil menutup wajahmu dengan kedua tangan kecilmu. Kamu bahkan membuatku ingin mengubah keputusan untuk mengajar di kelas satu saja,padahal sebelumnya aku sudah menyepakati untuk mengajar di kelas lima, Sangat jelas di benakku tentang sepatumu yang berwarna pink,tas mu berwarna ungu yang usang namun setia menemanimu ke sekolah untuk bertemu denganku dan kawan lainnya. Yang aku tahu bahwa itu bukan sepatu dan tas yang baru, tidak seperti yang dimiliki oleh kawan lainnya. Aku tahu kalau kamu salah satu yang menempati tanah sengketa. Itu tidak masalah dear, justru itu yang membuatmu begitu kokoh,khas dan istimewa nantinya. Oh,iya aku belum pernah menjual impian-impian kepadamu,tapi aku yakin kamu akan menjadi pembeli impian yang baik,beberapa saat lagi aku akan berjualan impian di kelasmu dear. Dear melisa,, Kamu seorang anak baru di kelas empat,cantik,lucu dan sungguh imut. Jadwal mengajar bahasa inggris di sekolah induk mempertemukan kita, dan membuatku love at the first sight padamu. Hm,tadi aku bertanya padamu di perjalanan pulang"rumah kamu sebelumnya dimana?" dan kamu menjawab "rumah aku dijual bu, buat aku sekolah. Dulunya aku sering ditinggal ibu sendiri di rumah karena ibu harus kerja. Dan sekarang kami tinggal di tempat mbah karena rumahnya sudah dijual". Oh,melisa dear entah kenapa suara kamu saat itu terdengar pilu di hatiku. Tadi sore sepulang sekolah,tanpa kamu sadari dear,aku terus menatap punggungmu, menatap langkahmu yang begitu ringan menuju rumah yang jaraknya tidak dekat. Menatap tubuh mungilmu yang kokoh yang kuyakini ada kekuatan yang luar biasa di dalamnya. Dear melisa dan indra, memikirkan beban yang harus kalian pikul begitu menusuk hati,rasa sakit itu melebihi rasa sakit ketika ditinggalkan sang kekasih hati yang hendak menikah dengan lainny. Dada ini sesak. Sungguh... Kalian anak-anak yang luar biasa yang semakin membuatku bersyukur dan berhenti untuk mengeluh ketika nasib baik sedang tidak datang padaku. Biarkan cintaku dan jualan-jualan impianku kini mendampingi kalian tumbuh menjadi anak-anak yang tangguh demi menghancurkan kerikil-kerikil yang akan kalian hadapi nantinya. Percayalah kerikil-kerikil yang ada akan membuat kalian semakin tangguh. Untukmu indra dan melisa dear.

Cerita Lainnya

Lihat Semua