Tentang Sebuah Pengabdian
Yuhda Wahyu Pradana 8 Oktober 2016Kulitnya tak terlalu terlihat berkerut meski usianya sudah mendekati kepala enam. Senyumnya masih terlihat lebar. Gerakannya enerjik dan lincah. Ada optimisme dalam setiap sorot matanya yang selalu saja bersemangat itu. Saya terpercik olehnya. Dialah Mama Lodyea, Istri Kepala Sekolah saya sekaligus Kepala Sekolah di TK Kristen Mahaleta, Kecamatan Mdona Hyera, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Kami pertama bertemu saat saya baru pertama kali menginjakkan kaki di pulau Sermata, Mdona Hyera ini. Rumah beliau ada di muka pelabuhan Mahaleta. Saat itu, saya belum tahu bahwa beliau adalah seorang pejuang pendidikan melalui jalan yang ia sukai: anak-anak TK.
Saya teringat empat bulan yang lalu, saat saya diajak Kepala Sekolah saya untuk menghadiri wisuda TK Kristen Mahaleta, tempat Mama Lodyea mengabdi. Wisuda TK ini adalah satu-satunya wisuda TK yang diselenggarakan di Kecamatan Mdona Hyera. Ada rasa sayang yang selalu terpancar dari dirinya ketika bersama anak-anak TK di Kampung Pelabuhan ini.
Sambil menyaksikan anak-anak TK yang sedang berlatih untuk wisuda, Bapak Hayer, Kepala Sekolah saya bercerita kisah perjuangan istrinya ini.
“Mama itu mengurus semua TK ini sendirian. Iya betul. Sendirian saja karena di sini guru yang mau mengajar TK masih sangat sedikit,” terang beliau.
Saya tercengang.
“Mama diangkat PNS tahun 1987. Dia mengajar di SD Mahaleta dulu sampai tahun 1991. Setelah itu ia membangun TK yang sekarang kita injak ini dengan perjuangannya sendiri. Dulu bangunan TK masih menyatu dengan SD. Sampai sekarang ia masih sendiri saja dalam mengurus TK ini. Tapi ia tak pernah mengeluh. Buatnya, mengajari anak TK di sini adalah sebuah pengabdian kepada Tuhan,” sambung beliau.
“Kenapa Mama Lodyea bersamangat sekali mengajar di TK meski sendirian bertahun-tahun?” Tanya saya penasaran.
“Karena cuman ada dia saja. Kalau bukan dia, tidak ada lagi yang mengajar TK. Bukankah ini makna dari sebuah pengabdian?” jawab Bapak Hayer.
Saya merasa terharu sekaligus bangga bisa mendengar cerita ini dan mengenal Mama Lodyea. Ternyata betul apa yang sering diucapkan orang. Republik ini masih berdiri karena masih ada pejuang-pejuang yang masih terus bekerja dalam sunyi. Tanpa ada harapan untuk bisa dikenal oleh banyak orang. Masih ada mereka yang lebih memilih untuk bergerak untuk kemajuan pendidikan, menjaga derap langkah untuk selalu kuat dan tak pernah patah.
Saya lalu berdoa, semoga Tuhan selalu menjaga kesehatan Mama Lodyea, dan semoga akan lahir banyak mama-mama Lodyea lain di seluruh penjuru pertiwi.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda