Saya Tidak Mencontek

YosiGumala 18 Oktober 2015

"Saya ingin mengerjakan sendiri pak, sesuai kemampuan saya, walaupun nilai yang saya dapatkan jelek saya tetap merasa bangga karena saya mengejakan sendiri".

Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan menjadi pengawas ujian tengah semester dari jenjang kelas I SD dimana saya harus membacakan soal dan mengajarkanmenulis nama atau bahkan bagaimana memilih jawaban dengan cara menyilangnya. Saya juga beruntung berkesempatan menjadi pengawas ujian sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.  Dari pengalaman ini saya bertemu Jamal dan Pajri, dua siswa SMA Ibnu Sinayang menurut saya punya integritas yang baik dalam mengerjakan soal ulangan. Saat siswa-siswayang lain sibuktengok kanan kiri,berdiskusi dengan temandan saling duduk mengerombol dengan jawaban masing – masing.Jamal dan Pajri masih dengan gigihnya melewati satu demi satu soal yang dikerjakan. Tidak terpengaruh oleh jawaban  temandan percaya diri dalam mengerjakan.

Saya mencoba mengingatkan siswa untuk mengerjakan sendiri tapi dengan kondisi sekolah yang belum ada kursi dan meja sedangkan anak-anak duduk lesehan bahkan mengerjakan sambil tiduran mungkin ini yang membuat kurang adanya keseriusan dalam mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan soal saya menghampiri Jamal lalu saya mengapresiasi Jamal, “Kalau saya mencontek dan dapat nilai bagus saya juga rugi pak, karena saya tidak menghargai belajar saya selama ini pak”. Walaupun sulit saya tetap akan mencoba untuk mengerjakan. Integritas dan kekuatan tekad yang ditunjukkan Jamal adalah semangat yang menginspirasi saya. Sejauh ini banyak hal membuat saya menghela nafas saat berusaha menyakinkan banyak pihak untuk peduli terhadap keberlanjutan pendidikan atau kegiatan pengembangan sumber daya manusia. Saya justru optimis jika negeri ini di isi banyak pemimpin seperti Jamal dan Pajri yang masih menjaga integritas dan kejujuran. Sekalipun dalam perjalanan 4 bulan ini saya menghadapi banyak tantangan tapi saya bahagia disetiap kesempatan bertemu banyak orang yang inspirasi termasuk dari siswa. Walaupun sekolah menengah atas ini merupakan rintisan dan belum punya banyak siswa saya optimis bahwa pembelajaran kejujuran dan menghargai kerja keras lebih utama dibandingkan angka-angka yang selama ini diterima dalam raport belajar.

 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua