Do'a untuk Ina
Arumdari Nurgianti 17 Oktober 2015Tulisan ini adalah bentuk rasa syukurku karena telah diberi izin singgah dalam kehidupanmu,,,teruntuk Inaku di Tambora.
Ina, inilah anakmu yang sudah berusia empat bulan. Mungkin aku bukan lahir dari kandunganmu, tapi aku hanyalah seorang gadis yang datang berkenalan dan meminta izin untuk singgah dalam keluargamu. Entahlah kau anggap setahun ini lama atau cepat, yang jelas semenjak kita bertemu kau telah berhasil membuatku berjanji bahwa hadirmu bukan hanya untuk menemaniku dalam setahun hidup di Tambora, tapi untuk selamanya. Jarak memang benar jauh, tapi selama aku mengingat hadirku di dunia ini, maka disitu pula do’aku mengalir untukmu.
Malam itu yang terdengar hanya suara jemariku menekan tombol-keyboard notebook. Karena pekerjaan banyak membuat fokusku hanya pada layar. Malam semakin larut namun suara jemariku tak kunjung berhenti. Akupun mengira Ina, ama dan adik-adikku sudah lelap dalam tidurnya, sehingga perlahan aku mengurangi tenaga jemariku yang masih semangat mengetik. Beberapa menit berlalu, tiba-tiba ada suara ketukan dari arah pintu kamar. “Arooo...oooo...arooo...Maera Nak buka pintu”. Akupun diam dan berpikir ada apa malam-malam begini Ina berteriak. “Arooo...maera cepat Nak buka, ada tamu ini.” Akupun sedikit terganggu, siapa pula sudah larut malam begini masih bertamu. Akupun gegas berdiri dan membuka pintu. “Iya, Ina sia......belum selesai aku bertanya, Ina menyodorkan goreng pisang, tersenyum sembari berkata “Ini tamunya, goreng pisang”. Akupun terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Hanya ucapan “terimakasih” yang mewakili ekpresi terharu.
Jadi yang ku kira tidur, padahal Ina diam-diam didapur membuatkan cemilan. Yang kukira Ina menggangguku tengah malam tapi malah menghadirkan teman untuk dinikmati ketika larut malam. Dan caramu itulah yang membuatku luluh dan tak bisa berkata apa-apa...Ya,,Ina sangat kreatif mengemas goreng pisang menjadi tamu undangan di tengah malam.
Malam itu kau sudah ungkapkan betapa kasih sayangmu begitu tulus. Kau telah tunjukan betapa cintamu telah menyentuhku dengan caranya. Aku telah merasakan cinta yang lain dan inilah yang memang sangat bermakna. Aku berdo’a pada-Nya di sela heningnya malam.
Ya Allah,,,limpahkanlah karunia-Mu pada perempuan polos yang senantiasa selalu setia menemaniku. Simpanlah kebaikannya disisi-MU sebagai bekal kelak nanti. Balaslah canda tawanya yang selalu menghiasi hariku dengan kebahagiaan. Tetap kuatkan tegap berdiri dan geraknya melebihi tenaga yang dia berikan untuk membantu aktifitasku. Amiiiiiiiinnnn....
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda