info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

# 4 Listrik Distrik, Bang Udin & Persipura

Wiwik Yulihaningsih 17 April 2014

Sudah genap 8 bulan aku menikmati kesederhanaan distrik ini. Aku belajar banyak dari segala keterbatasan, distrik ini termasuk yang paling ramai diantara 6 distrik penempatan PM lainnya, selain akes transportasi yang cukup mudah, lengkapnya sekolah dari TK hingga SMA, juga listrik yang alhamdulillah ada meskipun terbatas.  Hanya beberapa kali saja listrik Padam itupun bisa diantisipasi dengan lentera, lampu tintir kalau orang jawa bilang. Seperti tiga hari ini, kami haus listrik tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Hal ini tentu membuat warga kampung sedikit marah, apa boleh di kata jika begini keadaannya maka siap – siap bangun tidur dengan hidung hitam. Hehhehehe.

“ Bang Udin sedang sakit jadi lampu tara menyala sampe dong sembuh kapa.” Aku mendengar perbincangan sore antara Nenek dengan mama.

Bang udin adalah petugas PLN yang ada di distrik, mungkin jika tidak ada bang Udin distrik ini akan gelap sepanjang malam. Sehari saja bang Udin tidak masuk menyalakan diesel di PLN distrik maka warga kampung akan mencarinya. Tapi tidak untuk 3 hari ini, karena beliau sedang sakit maka tak ada seorangpun yang berani marah – marah padanya.

“Memange, kalu Udin itu su pindah barang kali lampu tara menyala terus kapa? Kenapa tara cari teman buat si udin biar kalo dong sakit ada yang ganti tara macam begini katong jadi korban. Katong lagi sumbangan buat bayar dong lai tara papa.”

Malam tanpa listrik berarti tidak ada Putri duyung, atau Tendangan si Madun di layar TV. Anak – anak tidur lebih awal dari biasanya, karena orang tua mereka akan teriak dan membawa rotan jika mereka tetap terjaga di luar rumah.

Hari ini Persipura di undang untuk main di stadion 16 November, di adukan dengan tim dari Manokwari. Kebetulan Fakfak menjadi tuan rumah kali itu. Fanatik, begitu kataku ketika mendapati ribuan orang merelakan diri kehujanan demi melihat tim kesayangan mereka main. Mulai dari anak – anak hingga nenek-kakek semua tak mau ketinggalan, termasuk Bang Udin. Tak heran jika hari itu, sekolah sepi murid dan guru. Di kantor distrik libur khusus, seantero distrik berduyun – duyun ke kota untuk melihat pertandingan hebat itu. Senyap, ojek yang biasa berkeliaranpun tak ada. Seperti kota mati saja, dan sehari sebelumnya bang Udin telah meminta ijin pada pak distrik bahwa ia akan menonton bola, jadi listrik akan padam selama dua hari ini. di beri ijin atau tidak, bang Udin tetap berangkat demi melihat tim kesayangannya main. Betul saja, sepanjang dua hari itu kami distrik kami tak bercahaya, senyap. Ditambah warga kampung ke kota dan bermalam demi melihat persipura. Sempurna bang Udin dan Persipura telah mengores cerita di diaryku kali ini. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua