Lempar Kasut
Wildan Mahendra 21 April 2011
Ternyata tidak hanya barang-barang bermerk Malaysia saja yang banyak beredar di desa saya, kini kebudayaan pun juga mulai merajalela. Ya, budaya malaysia. Salah satunya yang saya amati akhir-akhir ini adalah permainan. Saya tidak tahu pasti permainan ini berasal dari Malaysia atau Indonesia, yang jelas saya sering melihatnya di TV serial anak Ipin dan Upin. Banyak anak menamakan permainan ini Lempar kasut (sendal).
Permainan ini sekarang yang sedang marak di desa saya, tentunya setelah euforia gasing mulai meredup. Sejauh pengamatan saya, permainan ini biasa dilakukan anak-anak pada sore hari terutama ketika istirahat sekolah sore di MDA (Madrasah Diniyah Aliyah). Beberapa hari saya amati, permainannya sangat sederhana dan cukup seru. Anda hanya perlu menyumbangkan satu kasut (sendal) yang anda pakai untuk disusun bersama kasut lain. Bagi anggota menjadi dua tim. Setelah suit, tim yang menang berhak untuk melempar secara bergantian hingga susunan kasut (sendal) tadi roboh. Selanjutnya tim yang kalah berjaga di belakang susunan kasut (sendal) untuk bersiap-siap mengambil kasut yang menjadi umpan ketika berhasil merobohkan susunannya. Yang kalah mengambil kasut (sendal) tersebut lalu melemparkannya ke yang menang. Sedangkan salah satu dari yang menang selain sibuk berlari melindungi diri, juga bertugas menyusun susunan kasut yang telah roboh tadi. Begitu seterusnya.
Bagi saya permainan ini benar-benar baru. Dalam artian, baru karena pertama kali menjumpainya, dan baru karena tampaknya berasal dari Malaysia. Karena penasaran saya terus berlanjut dari hari ke hari maka suatu siang menjelang istirahat kedua saya mengajak anak-anak untuk bermain lempar kasut. Kali ini bukan memakai sendal tapi sepatu. Dan curangnya, saya tidak menyumbangkan sepatu saya untuk disusun atau dilempar sebagai umpan. Permainan berlangsung cukup seru, tapi sayang di akhir permainan ada salah satu anak kelas IV yang menangis karena diejek kakak kelasnya anak kelas VI. Mau tidak mau terpaksa permainan ini harus segera diakhiri. Untung saya sempat melempar umpan meski gagal. Saya berjanji dalam diri suatu saat saya akan mengajak mereka bermain lempar kasut lagi. Tentunya dengan juga mengenalkan mereka pada permainan-permainan asli Indonesia yang tak kalah seru seperti bentengan, petak umpet, dan gobak sodor. Ayo main lagi!
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda