info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Bang Toyib

Wildan Mahendra 21 April 2011
Sayang aku bukanlah bang Toyib Yang tak pulang pulang Yang tak pernah pasti kapan dia datang... Itu adalah sepenggal lagu Wali yang berjudul Bukan Bang Toyib. Sebenarnya saya tidak begitu mengikuti perkembangan lagu band yang beranggotakan para alumni sebuah pondok pesantren ini. Kini, mau tidak mau saya harus mengikutinya, apalagi untuk lagu ini saya harus mendengarnya hampir setiap hari. Ya, lagu bukan bang toyib sekarang sedang menjadi lagu andalan anak-anak murid saya. Dari kelas rendah hingga kelas tinggi sangat bersemangat jika disuruh untuk menyanyikannya. Tidak hanya saat istirahat atau pulang sekolah saja, waktu jam pelajaran di kelas pun dengan suara rendah mereka bergeming menyanyikan lagu terbaru dari Wali itu. Saya benar-benar penasaran apa sebenarnya yang membuat mereka sangat tertarik dengan lagu ini. Liriknya? Iramanya yang khas Melayu? Atau jangan-jangan mereka fans fanatik junior Wali. Jika Afgan hadir dengan pemujanya Afganism, Ungu dengan Ungu Cliquers, sedangkan Wali? Bagi saya apapun nama group fansnya, yang jelas sekarang anak murid saya sedang dilanda demam bang Toyib. Untung di beberapa pertemuan saya ada beberapa menit yang tersisa. Sembari menunggu lonceng istirahat, saya meminta mereka untuk menyanyikan lagu Bukan Bang Toyib. Fakta berbicara, hampir semua siswa hafal dengan lagu ini. Layaknya konser akbar, mereka secara bersama-sama menyanyi dengan penuh semangat. Jujur, jika didengar lagunya asyik juga. Dibilang Pop tanggung, disebut dangdut juga tak sepenuhnya. Lalu jenis musik apa ya lagu ini? Apakah ini yang disebutkan Efek Rumah Kaca dalam salah satu lirik lagunya yang berjudul Cinta Melulu bahwa kita ini memang Melayu suka mendayu-dayu? Ya, bisa jadi. Liriknya pun saya amati sangat khas Wali, sangat kental dengan realita yang ada di masyarakat. Mohon maaf bagi seluruh fans Wali di dunia, liriknya sedikit terdapat unsur fatalistik. Sekali lagi, ini menurut pendapat saya sebagai orang awam. Terlepas dari itu semua, saya yakin anak-anak saya mungkin tidak berpikir sejauh pikiran saya tentang lagu ini. Bisa jadi mereka hanya menikmati keasyikan musiknya saja, tanpa lebih dalam membahas apa makna dari liriknya. Semoga anggapan saya benar. Saya berharap kedepan, mereka juga akan semakin bersemangat untuk tidak hanya menyanyikan lagu Wali saja, tapi juga lagu-lagu daerah yang beberapa minggu terakhir ini sering saya perkenalkan kepada mereka. Dengan suara yang pas-pasan, saya berharap mereka akan menikmatinya. Selain sebagai counter, saya ingin melalui lagu-lagu daerah mereka akan semakin bangga menjadi anak-anak Indonesia.  Kenali negrimu, cintai bangsamu, nikmati setiap lirik penuh semangat dari seluruh pelosok nusantara.

Cerita Lainnya

Lihat Semua