Sunday Morning

Veni Ari Jayanti 3 Agustus 2012

Hari Minggu adalah waktu yang banyak dinantikan oleh anak SD. Berbagai macam alasan bisa terlontar, karena bisa bangun lebih siang, karena bisa main dengan teman sepuasnya, karena bisa nonton kartun favorit, karena bisa mandi siang, karena tidak harus sekolah dan beribu alasan lainnya bisa terlontar. Selama di Ketam Putih, Bengkalis, aku cinta minggu pagi. Minggu pagi adalah waktu mainku dengan anak – anak Ketam Putih.

Minggu pertama kehadiranku di sini, anak – anak kelas dua mendatangi rumahku dan mengajak keliling Ketam Putih Dalam yaitu bagian Ketam Putih yang masuk kedalam semacam jalan – jalan kecil. Jalan kecil yang aku lewati saat itu adalah jalan yang sering disebut jalan Merai (banyak anak), disebut demikian karena rata – rata penduduk yang tinggal disana memiliki lebih dari 4 orang anak. Di jalan ini aku diajak melewati kebun karet dan bermain di TK yang ada di Ketam Putih. Setelahnya aku diajak memainkan permainan tradisional melayu yaitu dipelas, batu, dan kelas (semacam betengan, bola bekel dan congklak).

Tidak cuma berhenti di minggu pertama, murid – muridku selalu datang setiap hari minggu untuk mengajak aku berjalan – jalan. Tidak hanya kelas dua namun juga muriku dari kelas yang lain. Tempat lain yang aku kunjungi adalah Sungai Jambat Darat, disebut demikian karena sungai ini terletak di darat (jauh dari laut sekitar 4 kilometer) dan memiliki jembatan (disebut Jambat). Dari jembatan sungai ini anak – anak biasa terjun langsung kesungai dengan berbagai gaya kesukaan mereka. Ada gaya bom, melipat, meluncur dan masih banyak lagi gaya lainnya. Muridku sangat suka jika aku mau ikut berenang bersama. Air sungai disini berwarna bening kemerahan seperti warna air teh. Katanya karena sari – sari akar pohon disekitar sungai itu dan sambil berenang air sungai ini bisa langsung dikonsumsi karena memang bersih dan merupakan sumber air minum bagi sebagian warga. Rasa airnya dingin, menyegarkan, dan ada sedikit rasa sepat keasamannya.

Hutan Darat adalah tempat lain yang kukunjungi bersama murid – muridku , hutan ini terletak jauh dari laut dan dekat dengan sungai sehingga disebut Hutan Darat. Hutan Darat ini lebih tepat disebut perkebunan karen karena hampir 80% isinya adalah karet, dihutan ini terdapat cabang – cabang sungai Jambat Darat. Disini banyak terdapat ikan Keli (sebutan untuk ikan Lele), sehingga tujuan anak – anak kalau kesini pastinya memancing. Mereka memancing dengan umpan cacing atau serangga. Selain memancing biasanya mereka juga mengangkat berubu (jebakan – jebakan dari batang bambu) yang dipasang untuk menangkap ikan. Selain itu dihutan ini bisa kita temui banyak kera dan berbagai macam serangga. Sambil bermain sering akumemberikan penjelasan mengenai hewan dan tumbuhan untuk murid – muridku. Saat musim buah – buahan seperti manggis, rambutan, mempelam (mangga), derendan (sejenis duku namun besar), durian dan yang lainnya, muridku sering mengajakku ke Hutan Darat untuk memetik buah bersama.

Selain memancing, kegiatan favorit murid – muridku di laut yang lain adalah Ngujak Rame. Ngujak Rame adalah menangkap Rame (hewan yang bentuknya merupakan perpaduan kepiting dan lobster). Hewan ini biasa bersembunyi didalam tanah, tanah yang ada Rame-nya ditandai dengan gundukan – gundukan tanah kecil. Biasanya Rame akan keluar saat air pasang dan kalau tidak keluar maka muridku akan menusuk gundukan – gundukan kecil itu dangan batang kayu untuk memancing Rame keluar. Ukuran Rame pun sama seperti Lobster, pernah kami mendapatkan rame yang besarnya hampir sebesar lengan anak kecil. Dagingnya tebal sekali. Daging rame mirip sekali rasanya dengan lobster namun agak sedikit lebih manis. Hanya direbus dengan air garam saja sudah bisa membuat siapapun ingin mencicipinya.

Laut menawarkan banyak sekali aktifitas untuk kami. Kadang kami mengunjungi Vihara yang ada di dekat laut ataupun bermain ditumpukan Meriye (batang sagu) yang diikat dan disusun rapi di atas air laut. Kita bisa berjalan diatasnya karena padatnya susunan batang sagu ini. Jika ada ombak yang sedikit kuat rasanya seperti ada gempa bumi. Di tempat ini aku ajarkan pada anak – anak bagaimana rasanya gempa bumi. Bengkalis yang hanya merupakan dataran rendah tanpa ada gunung ataupun bukit dan terletak diselat Malaka merupakan tempat yang aman. Tidak pernah terjadi gempa ataupun bencana alam yang lainnya. Saat nanti aku kembali ke Jakarta aku akan sangat merindukan minggu pagi ini. Sekarang : Aku akan menikmati setiap momennya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua