(Yang Pertama) Sains Kelas VI
Tika Listriani 22 Desember 2010
Pagi itu hari pertama saya masuk kelas VI, observasi pembelajaran sains.. hari itu, sang guru kelas yang mengajarkan SAINS menerapkan kerja kelompok dan mengupayakan pembelajaran aktif, berpusat pada siswa. Kelas yang kooperatif! Itu kesan pertama yang kurasakan, mereka antusias dengan metode dan ilmu yang guru ajarkan..waktu itu ada sekitar enam kelompok, saat kelompok yang satu diminta mempresentasikan hasil karyanya, kelompok lain memperhatikan dan memberikan tepuk tangan meriah setelahnya.. kelas ini memberikan kesan awal yang sungguh luar biasa..membuat setiap calon gurunya bahagia, siapapun calon guru itu..
Begitu juga saya, sepertinya akan jatuh cinta pada mengajar sains kelas 6..Pada antusiasme anak-anak ini..dan kompetisi kelompok mereka..Sepertinya semua akan nyata..Mereka memvisualisasikan mimpinya..Melampaui lautan-lautan yang mengitari pulaunya..Mereka akan menggenggam masa depannya..
Sampai akhirnya aku benar-benar mengajar di minggu selanjutnya,, dengan materi ajar “Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Benda”. Pemanasan dengan ice breaking dankesepakatan target belajar pada hari itu. Anak-anak ikut menentukan apakah yang hendak mereka capai pada pembelajaran hari itu. Namun sebelumnya kesepakatan atauran (yang boleh dan tidak boleh dilakukan di kelas ketika pelajaran berlangsung telah disepakati secara lisan, dalam hati berkata saya meskipun saya guru mata pelajaran Sains saja di kelas ini, sepertinya tetap perlu untuk membuat kesepakatan tertulis bersama mereka). Kemudian mulailah masuk pada inti pembelajaran, kami bersama-sama membangun pemahaman tentang perubahan benda dan apa saja faktor-faktornya, melalui diskusi kelompok kecil dan membaca buku bahan ajar. Selanjutnya siswa melakukan observasi di lingkungan sekolah, membaca buku lebih lanjut dan berdiskusi dengan siswa lain tentang pengertian setiap faktor dan contoh-contohnya. Siswa presentasi, saling menanggapi. Ah kelas VI sekolah ini memang lebih kooperatif dibandingkan dengan kelas lainnya. Pelajaran dapat berjalan cukup lancar, anak-anak mengikuti dengan antusiasme yang sama dengan pelajaran saat saya observasi waktu itu, sampai pelajaran berakhir, mereka tetep dengan wajah cerianya.
Proses penilaian sekaligus evaluasi mengajar saya apakah sudah efektif, mampu membuat siswa paham, dilakukan pada pertemuan selanjutnya dengan memberikan beberapa pertanyaan tertulis terkait materi ini. Sifat pertanyaannya terbuka dan mengukur apakah siswa telah memiliki pemahaman yang utuh tentang materi pada hari itu. Indikator pembelajaran pada hari itu adalah siswa mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan benda (pemanasan dan pendinginan, pelapukan, perkaratan, pembusukan). Ada dua pertanyaan yang diberikan yaitu apa sajakah faktor penyebab perubahan benda dan berilah contohnya pada masing-masing faktor itu. Sifatnya seperti ujian, siswa tidak diperkenankan membuka buku pelajaran atau catatan. Dan sebelumnya memang tidak diinformasikan tentang pemberian pertanyaan ini, jadi murni untuk melihat apakah pembelajaran pada minggu sebelumnya anak paham dan pemahamannya melekat. Dari seluruh sisswa, sekitar 50% yang menjawab dengan benar dan baik, beberapa diantaranya sangat lengkap, 50% lainnya tampak belum paham tentang pelajaran hari itu.
Maka melalui proses penilaian ini sebaiknya dan anak mendapatkan perlakuan lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang menyenangkan bagi anak atau anak tampak senang belum menjamin keefektifannya, namun bukan berarti untuk efektif tidak perlu menyenangkan. Meskipun penilaian ini baru bersifat penilaian kognitif belum menyentuh aspek afeksi dan psikomotor. Data ini juga didukung oleh hasil ujian akhir semester sains yang baru dilaksanakan beberapa hari ini. Nilai tertinggi adalah 60 dari seluruh kelas dan banyak nilai yang berada di bawahnya, atau jauh di bawahnya. Maka evaluasi dan perbaikan praktek metode pembelajaran mutlak dilakukan di lapisan inti pendidikan ini..guru yang menjadi ujung tombak..ke depannya PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) benar-benar mampu menjadikan guru memiliki karakter itu sendiri, sekaligus mentransfer karakter tersebut kepada siswa dalam latar pembelajaran yang lebih baik. Menjadi cerdas dan mencerdaskan..Hidup dan menghidupkan..karakter anak didik..
Banyak perubahan yang perlu dilakukan
rintik hujan pagi hari
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda