info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kombinasinya menguatkan hati yang kini beradaptasi.. Mengawali kontribusi untuk negeri..

Tika Listriani 22 November 2010
Teruntuk adikku Tyas..Semoga Alloh mendekapmu, erat.. Kombinasinya menguatkan hati yang kini beradaptasi.. Mengawali kontribusi untuk negeri.. Tiga hari di tempat ini, sebuah desa yang berbatasan langsung dengan hutan.. bagaimana tidak, rumah penduduk merupakan pagar luar hutan, jadi kalau menoleh ke belakang rumah sudah hampir pasti ditemukan hutan.  Di belakang rumah tempat mba tinggal ada pohon karet, pinang dan durian yang sebentar lagi akan panen.. J   kadang-kadang ada beberapa kera yang “main” di belakang rumah..mba tinggal bersama dua mbah yang baik hati..mbah kakung, mbah putri..beliau petani karet..noreh getah karet.. jadi inget simbok dan pak uwo... semoga mereka Alloh anugrahkan tempat yang baik.. Beliau berdua berasal dari Pacitan.. hummm..jauh-jauh ampe bengkalis pakenya bahasa Jawa lagi...tapi kontraknya dengan mbah, mba mau belajar bahasa melayu di sini.. jawab mbahnya “melayu jowo yo, Ka..” haha.. mbah kakung mbah putri suka guyon, banyak cakap dan canda.. senang hati awak tinggal di rumahnyo... ;) itu rasa yang hadir saat mba nyampe di rumah ini sampai hari ini.. 14 November 2010.. Hari-hari pertama di desa ini, mengawali interaksi dengan masyarakat, dengan perangkat desa setempat dan pastinya dengan pihak sekolah... ladang utama benih-benih keoptimisan dan kemandirian ditanam...ada banyak hal baru yang mba lihat di sini..kohesivitas kelompoknya luar biasa, kekeluargaan, kebiasaan menyapa meskipun berpapasan dalam jarak yang jauh ataupun di  gelap malam.. dan ketika ada tamu yang sekedar mampir ke rumah untuk pinjam cangkul misalnya.. selalu ada tawaran: makan ya? Dan ini bukan tawaran basa-basi.. kemarin mba diajak ibu penghulu (ibu kades) ke PKK kecamatan.. nduk, kecamatan itu cukup jauh dari desa mba (kesan pertama) melewati jalan aspal seadanya yang banyak lubang atau rusak karena sering dilalui mobil yang ngangkut sawit,,jalanan ini sepi.. 50 meter bahkan, belum nampak ada orang di depan ataupun di belakang...kanan kiri jalan sebelum mencapai kecamatan adalah jajaran pohon-pohon dan kera yang sedang bermain-main.. mba bawa honda (sebutan untuk motor di sini) bu kades, bersama beliau menuju kecamatan...beliau begitu semangat untuk datang ke kecamatan, sampai-sampai baru kami berdua di sana.. setelah semua peserta hadir, jumlahnya banyak,, ruangan yang dijadikan tempat untuk pak Camat menerima rombongan indonesia Mengajar cabang Bantan di siang dua hari sebelumnya, kini menjadi penuh dengan ibu-ibu dari sembilan desa di kecamatan tersebut..bagi mereka berkumpul dengan tetangga adalah suatu hal yang selalu diprioritaskan, baik tingkat RT, Dusun, Desa bahkan Kecamatan... Kombinasi itu adalah Jawa, Suku Asli (Akit), Melayu dan Cina... Inilah empat suku yang akan berinteraksi dengan mba, sekaligus secara serempak (hehe kaya apa aja) selama satu tahun mengajar,,SD dan masyarakat di sini terdiri dari empat suku tersebut..suku asli dengan segala tantangannya,,dari beberapa guru yang bercerita..tapi ini semua membuat mba ingin segera “menaklukkan”... mereka berhak untuk lebih baik..ada rencana juga dengan pak kades untuk berkunjung ke kepala suku.. suku asli yang lebih banyak bekerja di hutan bakau, memiliki pendapatan yang relatif lebih tinggi, suka minum minuman keras, gaya hidup yang “ada uang, foya-foya sepuasnya”, jika di dalam rumahnya masih ada sisa bahan makanan, maka hari itu adalah hari libur kerja..anak-anaknya juga cukup menginternalisasi nilai-nilai ini..masuk sekolah sesuka hati, 2 minggu masuk, dua minggu libur...dari 400 KK di desa ini, lebih dari 100 KK adalah suku asli.. Dari 242 siswa di sekolah yang mba mengajar di sana, sekitar 70 siswa adalah suku asli.. Jawa dengan segala kekompakan dan perhatiannya.. Melayu yang sampai kini, mba belum cukup tahu karakternya.. baru berinteraksi dengan kepsek dan bu kades, orang melayu di sini.. Cina, yang menjadi poros perekonomian..”toke” itu sebutannya,, ada sebuah toko di ujung jalan sepi ini..kalau dilihat dari face validity tidak percaya bahwa semua kebutuhan masyarakat di dusun ini dapat disediakan..bahkan piutang sebesar 25 juta dapat toke tersebut berikan kepada seseorang warga yang merequestnya ck ck ck... belum cukup paham bagaimana mekanisme pengembaliannya..apakah dengan  getah karet atau bagaimana... Kata seorang ibu: Jawa yang punya kebun karet, Cina di sini tetap yang kaya... Hm..dinamikanya adalah bahwa suku Cina dan Jawa di sini saling percaya dalam membangun hubungan, namun bagaimanapun juga suku Cina yang lebih beruntung dalam interkasi tersebut..namun mereka semua, keempat suku ini hidup secara rukun berdampingan... Penduduk desa ada sekita 7000 jiwa, dalam sebuah pernikahan, tuan rumah dapat mengundang sekitar 1500 orang.. dengan daging sapi 100 kg dan ayam 60 kg..mereka menyebutnya: pesta.. Semalam mba bersama pemuda pemudi RT menuliskan undangan pernikahan itu.. menuliskan,, dengan tangan...pernikahan salah seorang pemudi di RT ....RT apa ya namanya.... :D Perbincangan mba dengan kepala desa kemarin menunjuk pada satu kesimpulan harapan beliau, agar pengajr muda dapat memfasilitasi masyarakat dan anak-anak untuk meningkatkan karakter dan kebiasaan positif anak.. Ada beberapa paparan juga dari Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis tentang profil guru dan siswa.. Pesan dari Bapak Camat untuk meningkatkan capaian pendidikan sebesar 5% dalam setahun dari kondisi sebelumnya.. Pesan dari Bapak Bupati untuk mengadakan evaluasi tiga bulan sekali.. Pesan dari salah satu guru, bahwa kita tidak dapat menerapkan apa-apa yang direncanakan dalam RPP secara murni, karena anak-anak di sini tidak cukup mampu mengikutinya... Penuh tantangan.. Ijinkan diri ini berkarya... Dan Pesona WajahNya semakin membuat rindu... Visualisasi senyum dan binar mata keberhasilan anak negeri di ujung Bengkalis...

Cerita Lainnya

Lihat Semua