Belajar.. Berdoa....

Syarifah Hanim 20 November 2011

“ Ibu guru syarifaaaa, belajar yuk.. “

Hampir setiap hari kudengar suara itu, baru saja sampai rumah seusai sekolah. Rupanya anak-anak langsung berlari kerumahnya setelah bersama-sama mengantarku, dan mengganti bajunya. Lalu berlari lagi kerumahku. Dan meskipun belum siap, apa saja mereka kerjakan untuk menungguku, membaca, bernyayi, bermain kartu, dan sebagainya.

“ kita sembahyang bersama lagi kan ibu guru?” “ iyek, kita sembahyang bersama-sama dulu, ayoo cepat kita ambil wudhu” pintaku

Senang rasanya mendengar pertanyaan itu, anak- anak yang setiap datang kerumah sampai malam kutanyakan, “ sudah pada sholat belum?” mereka hanya senyum-senyum dan saling melihat. Baru kutahu ternyata sesuatu yang jarang yang mereka lakukan, sembahyang atau sholat karena mereka sebagian beragama Islam. Kutanyakan lagi:

 “Sehari itu ada berapa kali waktu sholat sih anak-anak?” dan mereka sambil melirik-lirik berebut menjawab.

“Dua kali bu” “eh tiga kali”

Jawaban- jawaban polos dan lugu yang mereka jawab. Orangtua yang bekerja di kebun dengan cokelatnya mungkin terlalu sibuk dan lelah sehingga tidak sempat memperhatikan anak-anaknya. Sehingga untuk melihat orangtuanya sembahyang bagi mereka itu jarang.

Awalnya aku hanya mengajak anak-anak yang mau saja untuk sholat berjamaah denganku, hanya ada dua orang yang mau, anak-anak yang lain hanya menonton, atau mungkin pulang. Lama-lama tiap magrib terdengar suara derap langkah anak-anak, lari-lari, berteriak-teriak saling menghampiri. Tidak hanya dua tapi ini lebih dari selusin. Dan sampai dirumah mereka sudah siap dengan perlengkapan mereka sajadah, kerudung (mukena), dan juga peci dan sarung. Semua siap berjajar menunggu aku menyuruh siapa yang akan giliran azan.

Azan yang dilantunkan meskipun masih terbata-bata kuajarkan, tapi anak-anakku yang manis sudah siap menghadapmu. Sholat yang jarang mereka lakukan meskipun masi dengan sedikit sendau gurau, sekarang sudah dapat mereka lakukan. Dan tiap selesai sholatpun, ada salah satu dari mereka berkata,

“Ayoo teman-teman kita doakan bapaknya ibu guru, satu dua tiga...”

Terharu, kagum, dan begitu menyentuh dihati. Anak-anakku di Talongga terimakasih.

“yukk sesudah ini kita belajar..” Sambil tersenyum dan sembari bersalaman satu sama lain


Cerita Lainnya

Lihat Semua