Ular ke-8 (Shocking day)

Surahmansah Said 2 Maret 2012

          Jika teringat pelajaran disaat bangku sekolah, masih terbayang diingatan bahwa Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di muka bumi ini. Pulau ini kaya dengan kekayaan alamnya yang mampu memberikan sejumlah mata pencahariaan kepada masyarakat yang berada disekitarnya. Sebut saja, tanaman sawit, karet, durian dan berbagai tanaman serta buah-buahan lainnya. Selain itu, daerah ini juga dihuni oleh berbagai macam satwa liar seperti ular, biawak, buaya, penyu, beruang madu, burung elang, dan masih banyak lainnya. Diantara satwa-satwa itu, hewan yang memiliki tubuh panjang, melilit, dan berbisa inilah yang merupakan hewan yang sangat menjadi momok yang menakutkan dalam hidup saya.

             Masih terbayang juga diingatan disaat pengumuman lokasi penempatan para pengajar muda angk.2 di Cipayung beberapa bulan yang lalu. Setelah saya mengetahui bahwa daerah yang akan menjadi daerah tujuan pengabdian saya nantinya adalah Kalimantan maka salah satu hal yang terbersit dalam pikiran adalah ketakutan saya ketika berjumpa dengan hewan yang bernama Ular. Karena daerahnya yang identik dengan hutan dan konon katanya didaerah inilah pernah menjadi tempat pengambilan gambar Film Anaconda.... (xmbung g yaaaa he... ^_^)

            Selama 5 bulan di daerah penempatan ketakutan itu tak pernah terbukti meskipun terkadang mendengar cerita masyarakat tentang keberadaan hewan tersebut disekitar kampung. Namun khayalan itu menjadi nyata disaat saya bertandang di desa seberang.

            Hari itu Minggu, 27 November 2011 sekitar pukul 06.00 pagi. Disaat itu kebetulan saya sedang berada di salah satu desa yang cukup jauh dari tempat tinggal saya (jarak ±8 km, waktu tempuh darat 50 menit – 2 jam lebih, waktu tempuh air 30 menit – 2 jam). Pada pagi itu merupakan hari ke-2 saya bermalam di tempat salah satu guru SD didaerah tersebut. Disaat saya terbangun dari tidur saya pun merasa ingin buang air kecil di toilet. Toilet ini kondisinya cukup memprihatinkan karena kayunya sudah lapuk dan bolong serta dibelakangnya terdapat rawa-rawa. Cukup membuat perasaan ngeri ketika memasukinya. (sesuai nama desanya “desa Nanga Ngeri”)

            Setelah BAK saya pun kembali ke tempat tidur untuk berbaring sejenak.Namun tak lama kemudian saya pun merasa ingin BAB lagi, dengan tanpa berpikir panjang aku pun kembali ke toilet tersebut. Pada awalnya perasaan ini baik-baik saja akan tetapi sejenak terhentak kaget ketika melihat seekor ular berwarna hijau sepanjang ± 1 meter berada di depan mata kepala saya sendiri yang sedang melilitkan badannya disela-sela dinding toilet yang terbuat dari kayu itu. Seketika adrenalin itu merasa ciut dan tanpa berpikir panjang saya pun langsung lari keluar dari toilet menuju ke dalam rumah untuk meminta bantuan kepada bapak si-penghuni rumah.

            Beliau pun langsung mengambil sebuah kapak di dapur setelah kejadian itu saya sampaikan. Dengan tanpa kompromi dan gagah berani, bapak tersebut langsung menghantamkan kapak tersebut ke tubuh ular itu yang mengakibatkan tubuhnya terpotong menjadi dua alias mati. Saya pun menjadi sedikit tenang meskipun rasa kaget dan takut masih terasa dalam diri.

            Namun yang membuat saya sedikit shock lagi setelah kejadian itu adalah cerita dari Bapak guru SD yang masih bujang ini kepada saya bahwa :

“Kejadian ini sudah biasa di rumah ini karena ular tersebut merupakan ular ke-8 yang saya temukan dan bunuh setelah masuk kedalam lingkungan rumah”

Hah...... Hufffttttttttt................

Sesaat itu pun saya kaget dan bergerutu dalam hati “kenapa tidak cerita dari kemarin pak, saya kan takut sama ular”.


Cerita Lainnya

Lihat Semua